Semalam waktu Forth mengajak Beam ke acara inaugurasi fakultas Teknik, calon dokter itu menolak. Malas apalagi setelah kejadian ospek kemarin, katanya.
Forth tidak memaksa, lagipula mana bisa pacarnya dipaksa.
Tapi ternyata Kit punya pemikiran berbeda "Ya itung-itung lepas penat. Acara pas kita beres praktikum." Ia membujuk Beam saat istirahat makan siang.
"Malah capek kan..." Beam membantah
"Tahun kemarin juga asik P'. Ini gue bela-belain ambil delivery jas dari rumah ..." Gantian Ming bicara.
"Pake jas?" Pha yang kaget. Maklum, dia mana tahu tradisi Teknik "Gue Dateng boleh kali ya?"
"Mau tebar pesona lu?" Kit yang protes.
"Kayaknya susah P'... Di Teknik belum ada yang bisa ngalahin P' Forth." Ming melirik Beam, dia pura-pura tidak dengar.
.
.
.
Besoknya Beam ikut. Tidak ada yang memaksa, dia main mengekor Phana, Wayo & Kit ke hall FT selesai praktikum, masih dengan seragam putih.Acara sudah mulai, band bentukan mahasiswa & pengisi acara lain sudah main. Phana langsung mengajak Yo ke counter makanan. Kit langsung menghampiri Ming di meja panitia.
Dan Beam... Tidak jelas
Antara kesal tapi penasaran tapi ingin pulang tapi tanggung.Ia berdiri di pintu masuk, menghalangi lalu lalang. Matanya memicing mencari Forth di keramaian, biasanya dengan warna hitam. Ya siapa sangka malam itu dia datang dengan jas hijau.
Dalam kerumunan, Forth menoleh ketika Laem memberi kode untuk melihat pintu. Ia tersenyum melihat Beam, menerobos rombongan mahasiswa baru yang hanya diperbolehkan memakai kemeja putih.
Dan Beam di sana hanya berkedip. Beam berkedip seperti menghadapi soal ujian dadakan, sampai Forth benar-benar ada di depannya.
"Katanya nggak mau Dateng..."
Butuh waktu untuk Beam menjawab, karena dia harus berpikir "Penasaran sama acaranya."
"Acaranya atau P'Forth yang bikin penasaran?" Entah dari mana datangnya, Wayo sudah muncul di belakang mereka bersama Pha yang sekarang menahan tawa, sama seperti Forth.
Jika boleh, Beam ingin menjitak kepala bocah itu.
Forth sempat mengambil dua botol soda yang diedarkan panitia, sebelum merangkul Beam untuk keluar hall. Mereka mancari tempat di lorong hall yang tidak bising.
Beam memperhatikan lagi pacarnya sambil meneguk cola "Tumben..." Ucapnya kemudian menyender dinding.
"Ya... Senior harus pake formal."
"Padahal maksudnya ganteng..." Beam menggumam sebelum meneguk lagi botolnya.
"Apa?" Forth dengar tadi, hanya takut salah tangkap "Coba ngomong yang jelas."
"Apaan..."
"Bilang sekali lagi..." Forth maju selangkah.
"Bilang apa sih?" Beam mengelak
"Bilang yang tadi..." Kali ini Forth maju tiga langkah, sampai bisa meraih pipi benar-benar di depan Beam dengan jarak sejengkal. Ia menunduk untuk menatap wajah pacarnya.
"Jangan ngeliatin sih..." Beam malah menoleh ke kiri.
Forth senyum, pipi Beam Semerah Fanta "Kenapa emang?"
"Jangan aja... Munduran sana..." Beam mendorong bahu Forth karena jelas ia terpepet tembok.
"Kok kamu grogi sih?"
"Siapa yang grogi?" Balas Beam tidak terima, tapi masih menghindari tatapan Forth.
Forth tertawa "Aku ganteng sesekali aja kamu begini. Gimana aku, kalo liat kamu yang selalu ganteng?"
Kemudian ia mundur, meneguk botolnya sambil menggenggam tangan Beam.
"Pinter...kalo ngegombal nggak ditakar."
Forth mencium punggung tangan Beam sebelum bicara "Nanti kamu tidur di tempatku aja ya..."
Kali ini Beam tidak membantah.
.
.
.
Forth that night under the dim light.
.
.
End
.
.
.
Gue pengin bisa bahasa Thailand, terus semua fic di akun ini ditranslate ke Thai, gue lempar ke Mello Thai. Biar dijadiin series sendiri. Halu? Emang
KAMU SEDANG MEMBACA
Call it Somehow || Forthbeam
FanfictionBeam tidak pernah pacaran sebelumnya Dan... semua orang berpikir hanya Forth yang jatuh cinta . . . short fic. unbeta. tanpa plot. i am just woo whipped over both of them.