Hazing

5.1K 395 37
                                    

.

.

.

Biasanya, jika Beam menjemput Forth, ia akan menunggu di kantin, tapi tidak siang itu. Ketika masa Ospek Mahasiswa Baru hari ke sekian.

"Kamu tunggu di pinggir lapangan aja..." Kata Forth saat mereka bertemu di parkiran.

"Ngapain?"

"Ya dari pada di kantin banyak yang ngerokok pasti jam segini..."

Beam inginnya kembali ke kampus FK saja, tapi ya untuk apa. Ia sudah tidak ada kelas. Lagian kenapa sih, kantin FT tidak menerapkan kebijakan seperti FK? No smoking in every corner of the campus.

"Ya udah..." Beam nurut akhirnya, membawa tas dan sebotol minuman.

.

Forth tidak terjun langsung sebagai Panitia Ospek kali ini. Ia sudah dilantik sebagai Ketua Angkatan dan ya bisa ditebak, Ketua Ospek Tahun ini Ming. Jadi, Forth datang ke acara Ospek hanya untuk mengawasi, katanya.

"Halo P'Beam..." Mon, junior Forth menyapa. Angkatan Ming sudah hapal dengan Beam.

"Hei, lancar kan?" Balas Beam, tidak asing dengan anak itu, sering bertemu di acara Teknik.

"Gitu lah..." Mon mengarah pada Ming yang sedang marah-marah "P' mau minum?"

"Nggak usah. Gue duduk di pinggiran aja." Beam melipir ke pinggir lapangan.

Memang lapangan yang mereka gunakan adalah lapangan basket indoor, tapi jangan salah. Suara para Hazer terdengar menggema membuat pegal telinga.

Beam yang tidak pernah mengalami hal macam ini di FK, jujur menikmatinya. Ya kapan lagi bisa lihat anak orang ketakutan diteriaki macam militer?

Apalagi ketika Forth sudah ikut bergabung, turun tangan memarahi mahasiswa baru itu, yang kata panitia Ospek 'sangat manja'.

"Kalian bahkan kenal Ketua Ospek kalian sendiri?" Suara Forth.

Beam geleng-geleng. Memang keterlaluan angkatan ini.

"Baru bisa masuk Teknik aja, sombong selangit. Gue nggak yakin, kalian bisa berkontribusi buat bangsa."

Bagi yang tidak mengenal Forth, itu terdengar mengada-ada. Tidak bagi Beam, ia tahu benar Forth yang sering terjun langsung jadi relawan. Belum lagi acara baksos yang ia tangani.

Dan saat itulah, Beam menyadari beberapa pasang mata memandang padanya kemudian berbisik-bisik.

Okay, Beam paling malas yang begini. Jadi sumber atensi. Padahal siang itu ia hanya duduk masih dengan seragam putih, diam, bahkan tidak berkomentar apapun.

"LIAT DEPAN!" Forth berteriak. Kencang, sama sekali tidak butuh pengeras suara.

Oknum-oknum yang tadi mencuri pandang pada Beam langsung melihat ke depan. Cowok maupun cewek itu terlihat kaget dan takut (jelas saja).

"SIAPA YANG NYURUH KALIAN NGELIATIN COWOK GUE?!"

Beam memutar mata jengah "Nggak perlu gitu juga kali..." Jika sudah jadi objek pembicaraan begini, inginnya keluar saja dari sana.

"NGGAK ADA SOPAN-SOPANNYA! BUKAN CUMA SONGONG KE SENIOR, PAKE BERANI NGELIATIN PACAR ORANG!" 

Forth salah. Dengan bicara begitu malah membuat lebih banyak mata memandang Beam. 

"SEMUA LARI KELILING LAPANGAN 30 KALI!" 

Nah, kan...

"SEKALIAN SEBUTIN NAMA SENIOR KALIAN SATU-SATU!"

"Itu beneran pacarnya?" bisikan satu.

"Anjir, mau dia? Bukannya anak FK?" bisikan yang lain.

"MASIH KEDENGERAN SUARA KALIAN BISIK-BISIK NGGAK JELAS, JANGAN HARAP HIDUP KALIAN TENANG!"

Dan rombongan mahasiswa baru itu lari berbaris mengelilingi lapangan basket sambil menyebut nama Panitia Ospek.

Forth menghampiri Beam dengan muka kesal "Kamu tunggu di kantin aja deh..."

"Lah, yang tadi nyuruh tunggu di sini siapa?" Beam mendongak, memandang pacarnya.

"Ya kirain mata mereka nggak bakal jelalatan liatin kamu."

"Ya iyalah, gue ganteng..." Jawab Beam sambil berdiri.

Forth merangkul bahu Beam, keluar hall "Hah... cium juga deh." 

Beam hanya tertawa. Ia tahu Forth tidak akan macam-macam di depan junior.

Mereka berjalan beriringan di lorong kampus. Tapi bukannya ke kantin, mereka justru belok ke parkiran. 

"Kenapa malah kemari?" tanya Beam bingung, bersender pada mobilnya.

"Balik aja deh yuk..." Forth memainkan tangan pacarnya.

"Lah? Bukannya janji sama Ming, mau dateng pas penutupan nanti sore?"

Forth berdecak "Biarin lah, udah gede juga mereka. Aku mau pacaran aja..." ia masih memainkan tangan Beam, kali ini sambil nyengir.

Beam geleng-geleng, walau mengambil kunci mobil di sakunya kemudian.

.

.

END
.
.
.
Berawal dari foto ini, kepikiran Beam lagi nungguin pacarnya Hazing...

Berawal dari foto ini, kepikiran Beam lagi nungguin pacarnya Hazing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Call it Somehow || ForthbeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang