MLA-6

3.7K 102 0
                                    

"ana.." kata pak bara dengan lemasnya, mendengar itu mbak ana langsung lemas dan menatap pak bara seolah mencari kebenaran,dan semuanya benar. Selain mbak ana semua yang ada diruangan itu juga terkejut. Kemudian mbak ana diminta untuk keruangan pak bara untuk mengetahui kejelasannya.

Aku melihat raut wajah sedih dari mbak ana, bukan apa-apa dia gak bisa pindah ke kantor pusat yang ada dijakarta karena bapaknya akan tinggal sendiri, benar ibunya mbak ana memang sudah meniggal. Setelah kemabli dari ruang pak bara, mbak an kembali menuju meja kerjanya, dan kemudian menangis.

"hiks..hikss,hikss". Mendengar ana menangis semuanya menghampiri ana

"udah an, jangan sedih. Nanti coba ngomongin baik-baik sama pak bara,"ujar kak putri menenagkan

"iya mbak, nanti kita bantu juga deh," tambah dila. Dan mbak ana tetep saja masih menangis

"udah dong an, kalau lu nangis kita juga ikutan sedih nih," kata bang adit

"iya, ana saya tahu ini berat buat kamu, tapi saya dan kita semua ada buat kamu dan akan tetepa bantu kamu kok" bilang pak anton

"aku tu sebenarnya mau, cuman ya gimana gak mungkin, aku ninggalin bapak ku sendiri, sekarang kami tinggal berdua., ditambah semenjak ibu meninggal bapak masih sering nangis keingat ibu" ucap mbak ana sabil menyeka air matanya

"iya an, aku ngerti. Mangkanya nanti coba deh momong pelan-pelan sama pak bara, aku rasa dia bakalan ngerti deh" ucap bang adit

"iya mbak, nanti kita bantu juga cari solusi lain, deh" tambah dila

"yaudah deh, gw coba dulu ngomong sama pak bara besok, sekarang gue masih sock dan gak mood"

Kemudian kami kembali kemeja masing-masing dengan kesibukan masing-masing. Karena dila duduknya disamping ana jadi dia bisa lihat dari sudut matanya kalau mbak ana banyak melamun, padahal kerjaan dia banyak banget. Melihat itu dila sangat perihati, dan terlintas ide gila kalau dia akan ngomong sama pak bara biar gantiin mbak ana.

Setelah jam pulang kantor, dila melancarkan ide gila nya denga menemui pak bara diruangannya karena kelihatannya dia agak lemabur hari ini, ia bilang sama teman-temannya kalau dia maau ngasih laporan, padahal engga, teman-temannya tidak tau tentang rencana gilanya tersbut.

"eh, dila ngasih laporan dulu ya, kalau kalian mau pulang duluan aja," ucap dila

"oke dil," balas mereka serempak

Setelah sampai di depan pintu ruangan pak bara. Perasaan dila jadi gak karuan, jantungnya deg-deg dan berulang kali tarik-ulur napas. Dalam hari dia menyemangati dirinya sendiri "ayo dil, pasti bisa. Gak papa kamu berkorban demi mbak ana, "

"tok..tok...to.."i

"masuk" ucap pak bara dari dalam ruangan

"permisi pak..."

"ehh, dil.. ada apa?"

"eumm..gini pak, eumm jadi gini pak, jadikan pak.. " mendengar dila yang dari tadi cuman bilang gitu-gitu aja membuat pak bara geram "jadi apa dil? Dari tadi jadi gini. Gini pak, gitu aja terus dil sampe kura-kura melahairkan"

"ehh, hehehe. Maaf pak. Saya mau bilangnya gimana ya, bingung"

"bilang aja dil, gak papa. Kenapa kamu mau jadi istri kedua saya"

"ha?!maskud bapak" ucap dila cengo

"hahaha, engga-engga bercanda, yaudah, kamu mau bilang apa? Cepet ya saya mau pulang nih istri saya udah mulai wa"

Dengan penuh keberanian dila mengutarakan hal yang dari tadi susah dia bilang. "jadi gimana pak?"

"hmm, aduh gimana ya?" respon pak bara sambil memijat hidung macungnya "nanti saya usahakan dil saya tahu juga kok ana, mangkanya pas mau bilang nama ana tu berat"

"saya mohon banget pak, diusahakan. Tapi jangan bilang-bilang sama yang lain ya pak" pesan dila

"yaudah, besok saya kabari kamu lagi"

"baik terimakasih, pak, kalau gitu saya langsung pamit pak"

"sama-sama dil, hati-hati"

Setelah keluar dari ruangan itu dila menjadi lega tapi sekaligus sedikit sedih, karena kalau hal tersebut di acc maka dia akan meninggalaka orang tuanya. Mengigat hal itu membuat dia sedih bimbang, apakah yang dilakukannya baik atau malah buruk. Dan dia berdoa" ya allah semoga yang hamba lakukan ini jalan yang kau ridhoi dan berkah bagi semuanya dan semoga ini adalah jalan yang lurus dan tidak membuat hamba jauh dari mu"

my lovely assistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang