MLA-9

4.5K 126 8
                                    

"dil, kamu hari ini tidak berkerja disini lagi" ujar pak bagas

Aku syok mendengar pak bagas ngomong seperti itu " maksud bapak saya dipecat?" tanya dila kaget

"ha, engga kok. Cuman kamu engga dikerja di bagian dan ruangan ini lagi."

Lega batin ku " jadi saya kerja di ruangan mana pak dan bagian apa?" tanya dila lagi

"kamu akan kerja sebagai assistant ceo, dan untuk ruangan mungkin pak azam yang menjelaskannya." Jelas pak bagas

"pak azam siapa pak?" kata dila bingung

"kamu gak tau siapa pak azam dil? Serius" kejut pak bagas. Batin nya aneh ni orang dia kerja tapi gak tau kerjanya sama siapa.

"hehehe, iya pak. Maaf." Jawabnya kikuk

"jadi kamu kerja selama ini gak tau siapa yang punya perusahaan ini?" tanya pak bagas penasaran, salahnya baru ia dapati karyawan yang tidak tau siapa pak azam, karena seluruhnya tau tentang pak azam, bahkan rata-rata cewek di perusahaan ini suka sama pak azam.

"aduh, gimana ya pa. saya aja awalnya masukin lamaran iseng sambil nunggu pendaftaran S2" terang dila

Subhanallah, benar-benar alasan yang Tter gak jelas yang pernah aku temuin, jawab bagas dalam hati," yaudah apapun, itu, hari ini kamu bakalan kerja jadi asissteetn nya pak azam. Jadi kamu langsung keruangannya aja di lantai 25, biar pak azam yang menjelaskan detailnya." Lanjut pak bagas

"baik, pak. Kalau gitu saya permisi dulu"

Hari ini mengejutkan bagi aku, Karena pernyataan pak bagas yang membuatnya terkejut di pagi hari, ibaratnya orang bangun tidur langsung diguyur air dingin. Bukan apa-apa masalhnya aku gak pernah punya basic jadi assistant bos. Kalau jadi asistent dosen udah sering, hampir setiap hari aku menggantikan dosen aku untuk mengajar, mangkanya sebenar nya aku pengen jadi dosen aja. Tapi malah keterima dikantor ini, gak papa deh itu-itu cari pengalaman.

***

Sekarang aku udah dilantai 25, lantai nya sepi banget kayak hati aku(eaaaaa), tapi keren. Interiornya super bagus dengan kaca tembus pandang yang bisa ngebuat aku memandang indahnya gedung-gedung menjulang. Aku berjalan menelusuri lorong tersebut dan ku temukan wanita cantik yang aku rasa aku mengenalnya. Ya benar saja, nita. Sepupunya kak mia. Si cewet yang heboh tapi menyenangkan, belum sampe aku di depan meja nya aku udah disambut oleh dia

"kak dilaaaa," panggilnya setengan berteriak, mendengar itu aku langsung menginstruksikan dia untuk diam dengan meletakkan jari telunjuk kedepan bibir, nita yang melihat itu langsung nyengir. Dalam hati ku dasar miss heboh

"Kakak ngapain disini?" tanya nita heran

"kata pak bagas kakak sekarang jadi asisstent pak... az...az..gitu" balas dila sedikit lupa dengan nama bosnya tersebut

"azam, maksud kakak?" jawab nita

"haaa, iya itu azam. Kamu sekretarisnya kan?"

"hahah, gila lu kak, nama bos sendiri gak tau, aneh. Btw emang aku sekretarisnya, merangkap jadi adiknya, dan pesuruhnya kalau di kantor"

"maaf ya. Kakak emang gak tau sih siapa bosnya, kamu orang ke-dua yang bilang kakak aneh gara-gara gak tau nama bos sendiri. Jadi kakak harus ngapain nit? Kakak gak pernah jadi asisstent, ijazah kakak aja psikologi, jadi kayak aneh aja gitu. Masak psikolog jadi asisstent bisnis man, kan gak lucu. " ucap dila menjeleskan

"tenang kak, ada aku disni nanti aku yang bantu kakak dan ngajarin kakak gimana,"

"aduh, makasih lo. Ngerepotin." Kata dila sungkan

" yaudah deh kakak. Aku ngomong sama mas azam dulu kalau kakak udah datang, kakak tunggu disini dulu ya. Jangan kemana-mana nanti kakak kangen sama aku." Ucap dila percaya diri

"ahh, bisa aja kamu, udah sana"

Sepeninggal nita masuk kedalam ruangan yang bertulisakan "CEO Akbar Company". Dila melihat-lihat apa yang ada dimeja nita. Dia beranggapan bahwa nita adalah orang yang ceria dan cerdas, mengingat usia nya yang masih muda, ia sudah bisa menjadi sekretaris di perusahaan sebesar ini walapun perusahaan ini milik abangnya sendiri, dari meja nita dila melihat ada bingkai foto yang berisi 4 orang disana, ada wanita sudah sedikit tua yang dila yakini bahwa itu ibunya, ada nita, ada seorang pria yang menurut nya cukup tampan, yang dia yakini juga bahwa pria ini yang namanya Azzam sih bos besar, dan satu lagi pria kecil yang tampan yang ngemesin, ohh, bos udah nikah kayaknya, anak nya lucu banget ucap dila dalam hati.

Sekitar 5 menit dila menunggu, akhirnya nita datang juga namun dengan wajah yang sedikit kesal, aku yang melihatnya pun jadi bingung, batin nya kalau bos nya ini galak, wong adiknya aja bisa kesel kayak gitu, padahal nita dila rasa tipe cewek yang sedikit cuek. Melihat hal tersebut aku pun penasaran ingin menanyakan namun segan takutnya dikira ikut campur, dalam ilmu psikologi juga, kalau ada orang yang marah lebih baik biarkan dia reda dengan amarahnya terlebih dahulu. Masih dengan posisi kesal nita duduk di kembali meja kerjanya

" udah kak dil, masuk aja. Dan hati-hati nanti kakak di amukk singa edan" ucap nita dengan kesal dan sama sekali gak melihat ke arah dila. Menedengar hal tersebut. Dila langsung masuk kedalam ruangan bos besar. Sebelumnya ia mengetok pintu terlebih dahulu.

"masuk" . medengar kata tersebut dila pun melangkahkan kakinya memasuki ruangan bergaya maskulin banget tersebut

"permisi, pak. saya ..." 

my lovely assistantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang