"permisi pak, saya....," belum sempat dila menyelesaikan kalimatnya, bosnya sudah terlebih dahulu menjawab hal itu membuat dila kesal, dan mengumpat dalam hati
"udah tahu...duduk" titah azam. Tanpa melihat orang yang masuk, karena dia tahu yang akan masuk pasti orang yang akan menjadi asisstennya.
Sumpah ya ni orang arrogant banget, untung bos kalau engga udah...., sabari dila... sabar dil... nanti kerjanya gak berkah kalau gak suka sama bos." Ucap dila dalam hati samba senantiasa tersenyum walaupun yang disenyumi gak mellihat ke arahnya karena kertas diatas meja lebih menarik mungkin.
Setelah itu dila pun duduk, sekitar sepuluh menit dila duduk tidak ada percakapan atau obrolan, karena bosnya masih focus dengan kertas kertas tersebut, jadi selama itu hanya bunyi kertas yang ada diruangan tersebut. Selama hal itu terjadi dila hanya mengamati ekspresi bosnya, yang kadang bingung, pusing dan marah, sunggu melelahkan batin dila menjadi bos.
Sedang asik melihat bosnya yang sedang membolak-balik kertas tersebut. Tiba-tiba dila kaget karena pak azam bertanya sesuatu.
"jadi kamu yang di tugaskan pak bagas kan?"
"i..iyaa pak"jawab dila kaget
"ohhhh, jadi kamu akan menjadi assisnten saya, dimana itu bisa jadi 11 12 seperti sekretaris saya, tetapi mungkin lebih berat, karena kamu tahu sendiri sekretaris saya yang kamu ketahui adalah adik saya sendiri yang masih berkuliah, jadi dia punya keterbatasan." Ucap azam kepada dila, tetep tanpa melihat orang yang sedang diajak bicara.
"tapi pak, saya tidak punya basic untuk menjadi sekretasris atau asissten sebelumnya, jadi saya takut perkerjaan saya tidak bisa maksimal." Jawab dila ragu-ragu
"untuk itu saya udah menugaskan nita untuk menjelaskan nya dan mengajari kamu, saya yakin kamu pasti bisa belajar dengan cepat, scara pak bagas sudah merekomendasikan kamu, jadi tidak mungkin bagas merekomendasikan kamu tanpa alas an" jelas azam
"ini orang kalau ngomong emang gak pernah ngelihat lawan bicaranya atau gimana?" kesal dila dalam hati pasalnya dari tadi pak azam kalau ngomong gak pernah ngelihat lawan bicaranya,bukan apa-apa cuman rasanya gak sopan
"baik pak..."
" yaudah kamu bisa pergi sekarang ke nita sekarang" perintah azam
Setelah mendengar perintah itu dila pun beranjak dari kursi tersebut, tetapi baru beberapa langkah pak azam memanggilnya kembali, dan dila pun berbalik badan untuk mendengar apa yang akan di katakana pak azam.
"dila, meja kerja kamu gabung dengan meja kerja nita ya,"
"baik pak..." jawab dila dengan tersenyum, karena pada akhirnya pak azam ngelihat orang lawan bicaranya
***
Setelah keluar dari ruangannya pak azam dila pun langsung menuju meja kerja nya nita si adiknya pak azam, dan ternyata si nita emang udah nuggu kedatangan dila. Setelah udah sampai di meja tersebut dila langsung ditodong pertanyaan dari nita yang emang orangnya super heboh
"gimana tadi kak dil?" Tanya nita antusias
"gimana apa nya?" jawab dila bingung
"mas nya aku gantengkan, hahahah?"
"ha? Maksudnya?"
"hahahah, bercanda kak, maksudnya gimana tadi di dalam mas azam gak nanya yang aneh anehkan, dia kadang suka rada-rada kak" jelas nita
"ohh, engga, mahalah dia sibuk dengan kertas berkas berkas . sampe kalau ngomong aja dia gak nengok ke kakak."
"terus kakak, cemburu gitu?" goda nita
" ahhh, kamu kenapa sih nit? Cemburu kenapa?" jawab dila mulai kesal, karena dari tadi pertanyaan yang terlontar dari nita sungguh gak masuk akal.
"hahahha, engga- engga kak, sabar kak... sabar jangan esmosi nanti cantiknya kakak hilang, takutnya mas azam gak suka sama kakak."
"serius ya nit, kakak gak ngerti maksud kamu apa, dan pertanyaan kamu itu aneh semua, udahh... dari pada kamu ngelantur sana sini mending kamu jelasin sama kakak kerjaan kakak gimana apa yang harus kakak kerjain dan gimana cara kerjanya." Ucap dila dengan seperempat emosi.
"hahahah, kak dila buru-buru amat. Pengen cepet-cepet kerja banget sama mas azam."
"nita...." Suara dila naik satu oktaf
"oke...okee...oke... ayok kita kerjaa" jawab nita yang memutuskan untuk mengakhiri goda menggoda tersebut.
Kemudian mereka berdua berkerja dengan serius. Nita mulai menerangkan apa-apa saja yang akan dikerjakan dan bagaimana mereka berkerja membagi perkerjaan nya. Nita bersyukur karena kak dila itu cepet nangkepnya mungkin karena emang pinter atau pas pembagian otak orang tuanya dating pertama, dan nita juga ngerasa bahwa kak dila juga adalah orang yang tepat untuk masnya, ia gak tahu kenapa berfikiran seperti itu tapi ia yakin bahwa dila adalah orang yang baik.
***
Next chapter Minggu depan yaa:)
Stay tune
KAMU SEDANG MEMBACA
my lovely assistant
Romance"bapak mau apa sih,megang tangan saya, kita ini bukan muhrim!?" Ucap wanita itu dengan nada tinggi Terdengar hambusan nafas panjang dari pria tersebut "hufft.. okeh karena saya udah megang tangan kamu tanpa izin, saya akan bertanggu jawab" "maksudny...