"Dorrr!!!.. Ngelamun saja kamu Aya, nanti kesambet lho" ucap Uyun sambil menepuk bahu sohibnya.
"Eh Uyun, ngagetin saja " jawab Aya.
"Benar kan kamu ngelamun. Mikirin apa hayo? Emm,, pasti kang..."
"Ah kamu ma gitu, jangan begitu gak baik seperti . Aku Cuma sedang sedikit tafakur. Heee"
"Gak baik apanya Aya, manusiawi kan suka sama lawan jenis?"
"iya memang manusiawi. Tapi ingat, kita sedang tholabul ilmi, jadi tidak seharusnya kita memikirkan lawan jenis. Yang kita harus pikirkan itu bagaimana supaya kita bisa santri yang kendhel. Ngoten to?".
"Iya bu ustadzah... tapi berarti kalau udah kendhel boleh dong? Toh sekedar suka kok gak mikirin terus. Ntar kang Zainnya buat aku lho hehe".
"Terserah kamu ah Yun, buat kamu juga silahkan".
"Bener nih gak nyesel, nanti bilangnya ikhlas eh ternyata di belakang nagmuk-ngamuk. em kalau boleh tau lagi tafakur tentang apa ya ?".
"Whatever!. Hemm..Tentang khitobah tadi malam yang disampaikan sama Mbak Imroatun itu".
"Isi yang mana? Yang kemerdekaan itu?".
"Tentang penjelasanya tapi, kalau kita sebagai kaum bersarung agar bisa membanggakan negara kita".
"Kenapa harus dipikirkan?".
"Ah kamu Yun , jangan dianggap remeh to. Itu kan sebagai tanda khubbul wathon kan, kamu tidak ingat dengan perjuangan ulama-ulama kita waktu dulu memperjuangkan Bangsa Indonesia. Susah payah Yun. Nha kita sekarang tinggal meneruskan to? Itu mungkin lebih ringan dari perang jihad fi sabilillah" jelas Aya.
"Iya ya , benar juga. Mungkin dengan rencana kita ngrawat kebun itu bisa jadi jihad kita kali Ya" balas Uyun.
"Iya bisa saja kalau kita serius, kita berhasil, dapat penghasilan buat pesantren, why not?" ucap Aya.
"Ya udah, berarti laksanakan dengan baik, are you ready?".
"yes, i'm ready, hehe. Ngomong apa si aku gak tau".
"Kamu Ya, gak tau tapi bisa jawab, kura-kura di perahu, pura-pura gak tau".
"Hehehehe, kura-kura ya di danau, gak di perahu,emang kura-kura bisa ndayung bawa perahu sendiri gitu?".
"Gak usah ngeselin gitu bisa gak si Ya!".
Tiba-tiba Husna dan Dian datang meramaikan suasana.
"Eh kalian ada disini rupanya, dari tadi aku mencari kalian" ujar Dian.
"Memangnya ada apa Di?" balas Aya.
"Barusan aku dan Husna sudah bilang sama Kang Arif tentang niatan kita yang mau ngolah kebun Abah di Sogo" jelas Dian.
"Oh, terus gimana respon Kang Arif" tanya Uyun dengan sigap.
"Katanya boleh-boleh aja asal kita bisa bagi waktu antara ngaji, isatrahat dan ngurus kebun tentunya. Bahkan kalau kita kerepotan nanti kita bisa di bantu sama Kang Syukur sama Kang Zain" ucap Husna.
"Alhamdulillah kalau begitu, jadi kita mulai kapan?" tanya Uyun.
"Kalau mulai besok gimana?" jawab Aya.
"Tentu aku setuju" sahut Husna.
"'Ala fikroh, Mbak Royya dimana ya kok gak kelihatan?" tanya Husna.
"Tadi bilang sama aku si mau nyuci piring sama Mbak Imroatun" jawab Aya.
"Oh gitu, ya sudahlah dikasih tau nanti saja" jawab Dian.
YOU ARE READING
Cinta Dalam Bait Jurumiyah
RomanceMencintai memang tanpa syarat. Tapi tak selamanya syarat dal mencintai itu tidak ada.