Suasana pondok putra yang begitu nyaman sebagai kehidupan di pesantren. Berbagai aktivitas yang sedang dilakukan oleh penghuninya. Lantunan ayat suci Al-Qur'an ataupun sholawat yang dilantunkan seakan menyiram kalbu yang tengah kering oleh kedamaiannya. Candaan religius yang mereka lakukan menyempurnakan arti hudup bersama.
"Kang, Kang Rifki lihat Kang Arif mboten?" tanya Mustofa.
"Gak Mus, di kantor coba" jawab Rifki.
"Gak ada kang sudah saya lihat tadi" ucap Mustofa.
"Ya sudah ditinggal Dhuhanan dulu aja setelah itu sarapan sambil nunggu kang Arif" jawab Rifki.
"Sudah kang Alhamdulillah, kalau sarapan nanti nunggu Imron dan Agung dulu"
"Ya sudah. Itu ada Kang Syukur, coba tanya Kang Syukur mungkin dia tau" suruh Rifki.
"Kang, Kang Syukur, njenengan lihat kang Arif gak?" teriak Mustofa.
"Kang Arifnya lagi tindakan sama Bu Nyai Mus, ada apa?" ujar Syukur.
"Owalah padahal saya mau nitip beliin bolpen, soalnya di koperasi habis, kalau begini caranya nanti waktu ngaji gak bisa ngapasahi saya, rugi deh" keluh Mustofa.
"Ya sudah titip aku aja Mus, nanti aku sama Zain mau ke pasar motokopi undangan" tawar Syukur
"Baik kang kalau begitu alhamdulillah" ucap Mustofa sambil mengelus dada.
"Zain, mau ke pasar kapan?" tanya Syukur pada Zain.
"Sekarang saja nopo kang, ini Dimas sudah selesai ngajinya?" ajak Zain.
"Ya sudah ayo, kita lewat Sogo saja, sekalian lihat kebun yang diolah anak putri" jelas Syukur.
"Iya kang" patuh Zain.
Syukur tiba-tiba berhenti dengan rem mendadak yang membuat Zain hampir jatuh.
"Innalillahi kang. Ada apa kok ngerem mendadak ngoten?" kaget Zain.
"Masyaa Allah Zain, itu lihat Zain, lihat" perintah Syukur.
"Nggih kang alhamdulillah kulo masih diberi nikmat melihat dateng Allah" polos Zain.
"Bukan Zain, kamu lihat ke kiri kamu. itu kebunnya indah sekali Zain. Tanamannya subur-subur sudah siap dipenen. Hebat sekali santri putri itu. Abah dan Bu Nyai pasti kagum dengan kerja keras mereka" ucap Syukur dengan terkagum-kagum.
"Subhanallah. Iya kang, mereka berhasil" jawab Zain.
"Ya sudah kita ke pasar dulu nanti setelah pulang ke pesantren kita bilang pada santri putri itu" ucap Syukur.
"Nggih kang" jawab Zain.
![](https://img.wattpad.com/cover/200212208-288-k312094.jpg)
YOU ARE READING
Cinta Dalam Bait Jurumiyah
RomanceMencintai memang tanpa syarat. Tapi tak selamanya syarat dal mencintai itu tidak ada.