Namu Island | Kim Namjoon ✔️

1. Bonsai Kim

Author: yoonginawa

===

"Paman, apa paman tahu siapa orang tuaku?" Tanya Namjoon.

Anak lelaki berusia delapan belas tahun itu menatap pria yang dipanggilnya paman, Bang Sihyuk.

"Belum saatnya kau tahu, Joon."

"Apa aku anak haram?"

Paman Bang memegang bahu anak lelaki yang telah diasuhnya sejak bayi itu. "Kau bukan anak haram."

"Kalau begitu, kenapa paman menolak memberitahuku?"

Namjoon berkaca-kaca, bibir tebalnya ia gigit agar air matanya tak jatuh membasahi pipinya.

Bukan sekali dua kali Namjoon mendapat cemooh karena tak punya orang tua. Ia tak tahu siapa orang tuanya karena paman Bang tak pernah memberitahunya.

"Aku menunggu saat yang tepat."

Namjoon tidak puas dengan jawaban paman Bang. Ia bangkit dari kursinya dan melangkahkan kakinya menuju kebun kecil di belakang rumah.

Ia peluk satu pohon alpukat besar di sana, pohon yang ia tanam saat ulang tahunnya yang kelima, kedua lengannya memeluk erat pohon alpukat itu bersamaan dengan air mata yang jatuh membasahi pipinya.

***

Orang bilang, Namjoon itu aneh. Ia begitu mencintai tanaman dan apapun yang ia tanam pasti tumbuh dengan baik. Bonsai adalah tanaman favoritnya, lucu dan menggemaskan katanya.

Kebun di belakang rumah adalah bukti kecintaannya terhadap tanaman. Alpukat, peach, apel, sayur mayur beserta tanaman obat tumbuh dengan baik di sana berkat cintanya. Temannya bahkan pernah menyarankan agar ia mengambil jurusan pertanian saat kuliah nanti.

Jangan tanya ada berapa bonsai di rumahnya, puluhan bahkan ratusan. Di seluruh sudut rumahnya pasti terdapat bonsai, entah dua atau lebih. Jika ada yang ingin membeli bonsainya, ia pasti menolak dan memberikan bonsainya secara cuma-cuma. Ia terlalu menyayangi bonsai-bonsainya hingga tak rela mereka ditukar dengan lembaran uang.

Namjoon bilang bahwa tanaman yang ia rawat adalah saudara, yang meski suatu saat akan tinggal bersama orang lain.

Ia juga menyukai fotografi, hasil jepretan kameranya ia unggah di instagramnya dengan nama 'bonsai_kim' dan mendapat lebih dari seribu follower. Jangan tanya isinya apa, bonsai dan berbagai tanaman yang pernah ditemuinya meski rumput liar sekalipun, dan hasilnya juga sangat bagus. Sangat estetik.

Hal yang akhir-akhir ini sering membuatnya sedih adalah, pamannya yang tidak pernah ingin memberitahunya perihal siapa orang tuanya. Pamannya pernah bilang bahwa ia menemukan Namjoon di hutan, tapi tak pernah bilang siapa yang melahirkannya.

Namjoon meraih selang air dan melangkah ke kebun belakang rumah untuk menyirami tanaman-tanamannya. Pohon peachnya sudah mulai berbuah, begitu pula dengan berbagai sayur-mayurnya.

Sebentar lagi Namjoon akan masuk universitas. Ia sudah memutuskan masuk ke jurusan pertanian meski gurunya menyarankan jurusan ekonomi bisnis, mengingat kecerdasannya yang di atas rata-rata. Ia sudah terlanjur cinta dengan tanaman.

Namun kini, semangatnya begitu redup. Jadilah ia, meraih satu bonsai yang mulai lebat daunnya. Ia mengambil gunting dan mulai merapihkan daunnya, menyiraminya dengan air dan mencium beberapa lembar daunnya. Setulus itulah cinta Namjoon pada tanamannya.

***

Namjoon tak hanya telaten, tapi juga penyabar. Dua sifat itulah yang membuatnya bisa mengurus banyak tanamannya dengan baik seperti anak sendiri.