Author: herdaayay
===
Kali ini lapangan baseball Gemistus Pletho Academy yang jadi tujuannya. Setelah berkali-kali dikejar keturunan Dewa Ares dan Dionisos yang bersikukuh menyuapinya dengan, apa tadi? Hamburg dari olahan kedelai katanya? Kedelai my a$s! Mengingat hal tersebut kembali membuat Kim Namjoon mendengus. Jelas-jelas rasanya begitu amis, lidah vegetariannya tidak akan pernah bisa mentolerir segala macam makanan dari olahan hewani. Tidak akan pernah.
Campuran rasa daging sapi dan babi di olahan hamburg yang dijejalkan oleh Park Jimin dan Jung Hoseok barusan masih belum hilang dari lidahnya. Salad dalam kotak bekalnya sudah ada di pangkuan. Namun ia masih merasa mual. Akhirnya ia hanya menenggak habis infused waternya dari dalam botol, yang kini hanya menyisakan potongan lemon dan beberapa daun mint yang terlihat menyedihkan.
Kim Namjoon merebahkan tubuhnya di atas hamparan rumput lapangan olahraga kampusnya yang terbilang sepi di sore hari ini. Mungkin karena efek hari Jumat. Semua mahasiswa terlalu bersemangat untuk meninggalkan kampus. Bersiap untuk berpesta nanti malam atau sekedar beristirahat di tempat tinggalnya masing-masing, memulai saat santai menuju akhir pekan. Selayaknya manusia biasa. Tanpa embel-embel kekuatan dari titisan dewa-dewi.
"Kak Namjoon?" seseorang bersuara sehalus beludru memaksanya membuka mata. Sosok yang mendekatinya menguarkan wewangian yang tidak manusiawi. Duh. Tentu saja. Kim Taehyung, titisan Afrodit yang begitu tersohor di kampus dengan wajahnya yang begitu rupawan. Ia menepuk rumput di sampingnya, mengajak adik kelasnya itu bergabung menikmati udara sore dan kicauan burung gereja.
"Tidak ada kelas, Tae?"ujarnya dengan mata tertutup. Wajahnya terlihat tampan diterpa sinar matahari yang bersiap tenggelam. Kulit kecokelatannya seperti memantulkan cahaya keemasan. Indah sekali.
"Sudah selesai. Kakak sendiri? Tumben sekali Ketua Dewan Mahasiswa kami bisa santai-santai di sini..." Kim Taehyung ikut bersila di samping tubuh kakak kelasnya. Ikut memejamkan mata sambil menengadah, mendengarkan bunyi gemerisik daun dan percikan air dari kolam buatan kampus yang terletak tidak jauh dari tempat mereka kini.
"Tanyakan pada kekasihmu. Tidak bosan-bosannya ingin mencekokiku dengan daging hewan." Akhirnya Namjoon membuka matanya. Wajahnya terlihat lucu ketika menggerutu. Pipinya menggembung dan bibirnya maju. Kim Taehyung seketika tertawa kencang.
"Astaga kau dikerjai Jiminie? Kak, tubuhmu hampir dua kali lipat miliknya. Kenapa tidak kau sumpahi saja dia supaya kelaparan seumur hidupnya dengan kekuatanmu?"
Kim Namjoon ikut tertawa.
"Tae, kau tega melihat pipi Dewa Aresmu hilang, hm?"
"Dia pantas dikerjai sekali-kali. Kau terlalu lunak padanya, Kak." Ujar Taehyung dengan nada merajuk. Ia menjulurkan tangannya ke puncak kepala Kim Namjoon yang dipenuhi dengan rerumputan. Seperti anak burung yang mengantuk. Manis sekali.
"JANGAN SENTUH AFRODITKU!" Terdengar raungan dari ujung lapangan, disertai dengan hembusan angin yang tidak natural. Park Jimin berlarian mendekat dengan Jung Hoseok di sampingnya dan Kim Seokjin yang berjalan santai di belakang keduanya. Taehyung sontak menarik lengannya dari rambut Namjoon kaget. Ia menoleh galak ke sumber suara. Sedangkan Namjoon hanya melengos sambil memutar matanya malas.
Siapa yang menyentuh, siapa yang diteriaki. Benar-benar...
"BISA TENANG TIDAK SIH!?" balas Taehyung tak kalah kencang.
"TIDAK BISA! KAU GENIT BEGITU!"
"WAH KURANG AJAR..." Park Jimin salah memilih diksi. Ia tidak bisa jelas melihat mata kekasihnya saat ini seperti apa, namun Kim Taehyung kini mengeluarkan cahaya kemerahan di sekitar tubuhnya. Udara di sekitarnya terasa dingin. Ini bukan pertanda baik. Jimin tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namu Island | Kim Namjoon ✔️
FanfictionSelamat datang di Namu Island! Kamu akan diajak untuk mengenal lebih dekat Nam(U)Joon, pemilik pulau ini kemudian tenggelam dalam jatuh cinta. Pulau yang diciptakan dari untaian cinta banyak orang. Inilah Namjoon Birthday Project. Cover by: @JungZeva