Author: fitorikang
===
Cekrek
Cekrek
Cekrek
"Sudah cukup," ucap Seokjin sambil bangkit dari posisi setengah jongkok. Tak lama itu seorang dewi memanggilnya untuk urusan pekerjaannya sebagai kakak para bayi.
Namjoon masih berdiri di antara pilar-pilar istana dewi, dewa berlesung pipi itu ingin protes soal Seokjin memotretnya hanya 3 kali. "Sudah? Cuman 3 kali?"
"Hmm." Seokjin mengangguk. "Ini," sambil menyerahkan ponsel Namjoon lalu menggendong anak kambing yang dia biarkan guling-guling manja di salah satu pilar. "Ayo, RJ."
"Hyung tapi foto ini bagus. Aku bahkan tidak perlu melakukan pengeditan. Sekali lagi, pliss," pinta Namjoon.
"Tidak bisa, ada banyak bayi yang harus aku urus kedatangannya. Lagi pula, mau difoto ratusan kali pun gayamu tetap gitu-gitu aja. Cari apaan sih nunduk terus? Mau buat apa juga sih fofo sebanyak itu?" Lalu setelah ikut memprotes gaya foto Dewa Hujan itu, Seokjin pun pergi bersama RJ dalam gendongannya. Bahkan sebelum Namjoon menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
+++++
Cekrek
Cekrek
Cekrek
Cekrek
Cekrek
Ponselnya ditumpu pada sebuah tripod pendek, karena tidak ada yang membantunya memotret Namjoon tak habis akal, dia beli tripod dari dunia manusia. Sekarang pun dia sedang di dunia manusia. Tujuannya, hunting foto. Katanya bosan foto-foto OOTD dengan latar istana dewi terus.
Kresek kresek bunyi ilalang bergerak terdengar beda. Agaknya seperti bukan dari hembusan angin. Benar, kan? Tak lama itu muncul enam orang manusia. Dua orang berpakaian rapi, tuxedo hitam dan si wanita dengan gaun putih mengembang dan panjang, sisa empat lagi. Hanya bergaya biasa mengenakan kaos dan hoodie rata-rata. Mungkin, tukang foto, tukang lampu, tukang make-up dan tukang kostum.
"Mau apa manusia-manusia ini? Menggangguku saja," rutuk Namjoon. Beruntung dia sedang mode tak kasat mata.
"Ayo ayo ayo! Mempelai wanita menghadap mempelai pria. Tanganmu naikkan ke leher mempelai pria!" teriak salah satu orang dari gerombolan tadi.
"Mempelai pria-mempelai wanita?" pikir Namjoon dari tempatnya memperhatikan.
"Manusia-manusia ini ada-ada saja. Foto prewed kok di kuburan Belanda, ckckckkck," decak Namjoon sambil memutar matanya.
Karena lokasi dengan tempat fotonya direbut orang-orang ini, Namjoon jadi tak bisa apa-apa selain menunggu. Sesekali dia memperhatikan gaya pria yang sedang difoto itu. "Keren juga ya.... Ah aku akan membelinya juga."
Hampir sore, akhirnya rombongan foto prewed di kuburan itu pulang. Mereka pergi dari lokasi makam eksotis ini dengan jalur memutar.
Tuk!
Seorang tukang make-up tak sengaja menendang sebuah benda. "Ponsel?" katanya. "Dan tripod kecil?" sambungnya. Ada keinginan memungut benda itu dari sana, toh tidak ada yang punya. "Hey itu ponselku!" tapi tidak jadi begitu suara gaib tiba-tiba masuk ke ke telinganya. Namjoon yang khawatir ponselnya diambil orang tak sengaja memperdengarkan suaranya. Hingga wanita itu menjatuhkan ponsel temuannya ke tanah yang tertutupi ilalang tipis. Ketakutan dia.
"Aish... sialan. Sudah mau mencuri, bikin jatuh pula. Akan kuberi pelajaran," racau Namjoon. Lalu menggeleng-geleng," Ah tidak. Dewa tidak boleh membahayakan manusia seenaknya." Namjoon tahu melukai manusia akan memberikan siksa pedih bagi mereka. Dia tahu itu setelah melihat Seokjin hampir menjadi roh jahat dan dimusnahkan setelah melukai satu keluarga tempo hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namu Island | Kim Namjoon ✔️
FanfictionSelamat datang di Namu Island! Kamu akan diajak untuk mengenal lebih dekat Nam(U)Joon, pemilik pulau ini kemudian tenggelam dalam jatuh cinta. Pulau yang diciptakan dari untaian cinta banyak orang. Inilah Namjoon Birthday Project. Cover by: @JungZeva