27. Hujan

255 25 1
                                    

Author: JungZeva

Author Note: Efek samping halu

Rate T/ Namjoon x You

===

Ketika hujan, kau akan melihatnya

.

.

.

.

Tangan ku yang sedang mengetuk ngetuk kaca aquarium mulai terasa jenuh akibat rasa bosan. Musim panas ini nenek ku meninggal. Kami sekeluarga harus pulang, begitu juga dengan saudara saudara yang lain.

Ketika yang lain pada sibuk dengan acara kremasi, aku malah duduk mengasingkan diri di lantai dua. Duduk di kamar nenek yang memiliki aquarium besar di kamar nya.

Entahlah. Aku tidak merasa kehilangan karena tidak terlalu mengenal beliau. Yang jelas beliau sangat pemarah. Bukan berarti beliau tidak pernah baik. Hanya saja kicauan nya terkadang membuat ku memilih menghindar.

Dari balik aquarium aku bisa melihat siluet bukit di belakang rumah.

Melihat tradisi yang masih melekat beserta dupa yang jelas tercium di desa ini. Mereka bilang bahwa tempat ini dijaga oleh Dewa Hutan yang sangat menyeramkan. Dewa yang hanya terlihat saat hujan turun.

Dewa Hutan sangat berbaik dalam membantu perkebunan warga sekitar. Tempat ini bisa dibilang memiliki hasil panen yang makmur dan paling berkualitas di negara ini.

Tetapi bukan berarti Dewa itu akan berbaik hati saat ada yang tanpa sengaja melihat nya. Karena orang itu akan menghilang begitu saja. Rumor nya mereka akan dikubur hidup hidup untuk menjadi sumber protein bagi desa ini.

Oleh karena itu banyak warga yang memilih berdiam diri di rumah saat hujan mulai turun.

Ya itu hanya legenda tempat ini. Aku tidak terlalu percaya karena nenek ku pernah bilang bahwa ia pernah bertemu dengan Dewa Hutan. Kalaupun itu benar terjadi, itu buktinya nenek ku masih hidup aman sentosa hingga ajal menjemput karena memang sudah tua.

Tiba tiba aku melihat Ibu ku dengan tampang marah berjalan menuju rumah.

Sial! Aku harus kabur.

Dengan langkah kaki malas, aku langsung memanjat jendela yang menyambungkan ke sebuah pohon besar di halaman belakang.

Untung aku memakai celana pendek di dalam dress hitam ku. Sehingga gerak ku lebih leluasa dalam menuruni pohon menuju bukit belakang.

.

.

.

.

.

Kaki ku mulai terasa pegal. Tetapi aku harus tetap berjalan. Perasaan aku baru memasuki bukit ini sebentar, tetapi kenapa sekarang aku tidak bisa keluar?

Sialnya hujan yang turun membuat hutan terlihat sedikit gelap.

Bukan aku percaya takhayul, tetapi entah kenapa. Semua rumor mistis itu menghantui ku semenjak gerimis hujan membasahi hutan ini.

Dengan langkah kaki yang berhati hati mataku tetap menunduk tanpa ingin melihat sekeliling hutan.

Tiba tiba tubuhku terhenti saat melihat kaki jenjang yang dibaluti sepatu kulit berdiri tepat di depan ku.

Dan entah bagaimana, hujan kini berhenti begitu saja.

Jantung ku rasa nya ingin berhenti. Aku terlalu takut untuk menatap kedepan.

Namu Island | Kim Namjoon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang