18. Tripping On Skies, Sipping Waterfall

210 37 7
                                    

Author: cyberpanda_

===

.

.

.

Sejauh yang bisa Namjoon ingat, dia sudah tertarik dengan hutan dan isinya. Mulai itu hutan hujan, hutan evergreen, hutan heterogen, etcetera. Mungkin ini sedikit banyak adalah pengaruh kakeknya. Dibesarkan oleh kakek dan neneknya yang merupakan akademisi membuat Namjoon tanpa sadar terjun ke dunia yang sama. Neneknya adalah seorang dosen molekular genetik sementara kakeknya adalah dosen taksonomi.

Pengalaman pertamanya turun ke hutan adalah saat kakeknya melakukan ekspedisi ke hutan hujan tropis di salah satu negara di Asia Tenggara untuk meneliti jenis katak yang ada di hutan tersebut. Jika dilihat dari kacamata orang umum, katak memang tidak ada yang istimewa, bahkan kakeknya bilang, ada banyak orang yang tidak tahu apa beda katak dan kodok. Tapi bagi kakeknya, katak adalah harta tersendiri bagi huta. Jika ditanya kenapa, jawaban kakeknya lebih menjurus filosofis daripada saintifik, maka dari itu Namjoon hanya manut-manut saja.

Saat itu Namjoon masih berusia delapan tahun, ketika mereka sedang beristirahat, kakeknya memperlihatkan sebuah katak kecil berwarna cokelat. Nyctixalus margaritifer, begitu kata kakeknya ketika Namjoon menanyakan katak jenis apa yang sedang diperlihatkan kakeknya.

Begitu Namjoon menginjak bangku SMA, ada hal yang lebih menarik minatnya. Fotografi. Hutan dan isinya memang indah, tapi akan sangat disayangkan jika keindahannya tidak bisa dilihat oleh orang banyak. Maka dari itu, berbekal pengalaman masuk ke hutan dengan kakeknya serta kamera Nikon D5600 yang dia dapatkan sebagai hadah ulang tahunnya, Namjoon mencoba peruntungan untuk memotret kawanan Amur Leopard yang memang terkenal di Korea dan mengirimkannya ke National Geographic.

Memang sejak awal Namjoon tidak berharap bahwa fotonya dapat dimuat di majalah berkelas seperti National Geographic, maka dari itu ketika email pemberitahuan bahwa fotonya ditolak, Namjoon sama sekali tidak bersedih. Tapi sejak mendapatkan email itu, Namjoon memantapkan hatinya untuk berkuliah di jurusan biologi.

Terimakasih atas otaknya yang cerdas di atas rata-rata, Namjoon bisa mendapatkan beasiswa di Universitas Cornell dan lulus dengan hasil yang membanggakan. Dia tidak akan pernah lupa dengan mata berkaca-kaca kakek dan neneknya ketika dia membawakan pidato saat menjadi lulusan terbaik seangkatan. Dan Namjoon seperti berada di puncak dunia ketika BBC merekrutnya menjadi scientific advisors untuk seri dokumenter mereka.

Diberikan kesempatan untuk terjun langsung ke seri dokumenter alam yang dulu hanya dia saksikan lewat televisi menjadi kepuasan tersendiri bagi Namjoon. Selain mendapatkan uang yang cukup besar, Namjoon bisa mengunjungi tempat-tempat yang tidak pernah dia kunjungi sebelumnya dan meneliti tanaman dan hewan yang ada.

Selain memimpin seri dokumenter, ada hal lain yang dapat dia lakukan; mengedukasi anak-anak.

Menurut bosnya, Namjoon tidak pernah menggunakan cuti tahunannya. Well, itu bukan karena dia tidak mau cuti, hanya saja dia tidak perlu cuti karena kakek dan neneknyalah yang datang ke London sehingga Namjoon tidak perlu pergi ke Korea setiap natal dan thanksgiving.

Namun tahun ini berbeda. Salah satu sekolah di bawah naungan yayasan kakeknya akan mengadakan field trip ke hutan dan kakeknya meminta agar Namjoon ikut untuk memperkenalkan anak-anak pada hutan secara lebih advanced. Bukan hanya mengajari anak-anak untuk mencintai hutan, tapi juga memberikan trivia-trivia menarik agar anak-anak merasa tergugah untuk melindungi hutan. Namjoon kira, dia akan dihadapkan anak-anak dengan usia lima hingga sepuluh tahun, tapi nyatanya tidak.

Namu Island | Kim Namjoon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang