8. Wrong Blood

275 48 13
                                    

Author: fitorikang

===

U' u' u' u'

Suara burung hantu sahut-sahutan.

Sret...

Tirai terbuka kasar karena perbuatan si tangan lentik berkutek merah berani. Putih, pucat dan mulus. Memang begitulah tangan dari golongan bangsawan.

"Bangun! Hari sudah malam!"

Masih dari pemilik tangan putih, pucat dan mulus itu semua kebisingan bersumber. Wanita itu terus merepet, mengomel membangunkan putranya. Kurus memang, tapi siapa sangka kekuatannya bahkan lebih besar dari sepuluh ekor kuda penarik delman kerajaan.

Dengan secuil kekuatannya wanita berjubah merah hitam itu membuka penutup peti mewah nan berat. Berisi Namjoon yang masih asik berguling-guling manja dengan piyama liris-liris abunya.

"Pemalas, bangun! Bulan sudah tinggi. Kau mau rejekimu dipatok burung hantu!"

"Ah, tolong, Mama, malam ini saja. biarkan aku bangun pagi."

"Bangun pagi katamu?" cerocos wanita itu tanpa ada spasi antara permohonan Namjoon tadi. "Terus kau mau keluar kastil, berjogging dan makan bubur ayam di bawah matahari pagi?"

Namjoon membuka sebelah matanya. "Sepertinya menarik. Aku belum pernah melakukannya."

Wanita cantik itu tersenyum manis dengan bibir tipisnya. "Bagus, sekalian saja kau terbakar dan berubah jadi abu. Sia-sia lah bubur ayammu!" sedetik kemudian senyum manis itu berganti dengan senyum miring mengerikan. Namjoon biasanya akan mengalami krisis identitas kalau sudah melihat ibunya marah. Aku bingung, apa aku sedang nyasar tertidur di rumah Taehyung apa ya? katanya.

###

Namjoon sudah mengumpulkan seluruh nyawanya malam itu, bersiap keluar dari kamar mewahnya. Tak ada kewajiban merapikan tempat tidur, karena ia tak punya tempat tidur. Hanya sebuah peti dengan lapisan kain beludru super lembut dan sebuah bantal empuk. Sudah rapi dari sononya, tak payah merapi-rapikan. Ketat, seperti bra baru ibunya.

"Malam, sayang," sapa ayahnya. "Bagaimana tidurmu?" lanjutnya.

"Biasa saja." sebuah jawaban datar yang selaras dengan ekspresi datar Namjoon.

Tanpa disuruh, seperti sudah kebiasaan Namjoon dan ayahnya serentak mengangkat gelas berpinggang mereka. Ini adalah ritual wajib mereka setiap malam. "Silahkan nikmati wine-nya," kata sang ibu.

Gelas situ terisi dengan cairan kental kemerahan. Lalu mereka menenggaknya. Tak ada sedetik anak dan bapak itu kompak lagi meludah. Bluek...

"Apa ini?"

"Darah, seperti biasa."

"Darah apa?" Namjoon ikut-ikutan menginterogasi ibunya.

"Entah, aku tidak tahu. Sebentar aku cek kemasannya," Wanita langsing dengan jubah hitam merah itu melesat menghilang dari ruang makan dengan meja kapasitas 12 orang milik keluarga Drakula. Lalu kembali setelah membongkar keranjang sampah.

"Ini golongan darah B rhesus positif."

"Mati aku!" Namjoon mengeluarkan lidahnya dan mengusap-usapnya, membersihkan sisa sisa minumannya tadi.

"Mama! Sudah berapa dekade sejak terakhir kita minum darah manusia?"

"Satu, dua, tiga." Wanita itu menghitung-hitung jarinya. "Jari lentikmu tidak cukup, kan menghitungnya. Artinya sudah lebih 200 tahun sejak hari-hari penuh nafsu berbahaya itu." Dulu saat ras Drakula minum darah manusia, pertikaian selalu terjadi antara makhluk berseberangan alam itu. hingga pada tahun 1600an Papa Kim dan seorang kepala suku manusia melakukan MOU perdamaian dengan syarat tidak ada lagi kegiatan konsumsi darah manusia.

Namu Island | Kim Namjoon ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang