Shiren menghembuskan nafasnya untuk menenangkan dirinya. Shiren benar-benar pusing dengan atas kejadian hari ini.
Betapa melelahkan hari ini tenaganya terasa terkuras selesai bekerja dan di tambah menolong bocah laki-laki korban penculikan dan di sambut pengakuan bocah laki-laki itu mengaku shiren adalah mommynya sehingga membuat sahabat dari daddy bocah laki-laki itu salah paham.
Sahabat dari daddy bocah laki-laki tiada lain Dokter andi mengira bahwa shiren adalah kekasih dari ayah kandung dion.
Bagaimana tidak Jangankan mengaku kekasih. Bertemu dan siapa nama daddy dion shiren tidak tau dan shiren juga baru pertama kali bertemu dengan dion saat tragedi insiden penculikan itu. Bagaimana shiren menghadapi dan menjelaskan kesalahpaham ini di depan keluarga dion.
Shiren lagi-lagi menghembuskan nafas pelan. Shiren menggeleng-geleng kepalanya harus dan menepuk kedua pipinya menghentikan pikiran-pikiran aneh yang mungkin terjadi.
Shiren harus bergegas dengan urusannya dan segera kembali bertemu dengan dion. Iya saat ini shiren tidak bersama dion. Shiren saat ini berada di kantin rumah sakit.
Membeli beberapa makanan dan minuman untuk dirinya dan dion.Beberapa menit yang lalu shiren benar-benar terlepas dari dion. Beberapa alasan shiren merayunya untuk pergi sebentar. Tapi dion melarang shiren pergi dengan alasan mommynya kalau di ijinkan pergi mommynya takut tidak akan kembali.
Untung saja dokter andi sahabat daddy dion datang dan membantunya untuk membujuk dion.
"Permisi mba ini pesanannya"ucap salah satu pelayan kantin.
"Ohh iya.. berapa harga semuanya"tanya shiren sambil mengeluarkan isi dompet miliknya.
"Total semuanya 45rb"ucap pelayan
"Ini uangnya.."ucap shiren sambil menyerahkan uang pas kepada pelayan.
"Terimakasih mba"ucap pelayan dan di balas senyuman manis oleh shiren.
"Sama-sama"ucap shiren
Shiren mulai melangkah berjalan kembali ketempat dan membawa beberapa kantong berisi makanan dan minuman dimana shiren menemui dion lagi.
Ddrrrtt...ddrrrtrt...
Langkah shiren terhenti saat mendengar getaran handphonenya di tas. Seseorang menelpon dirinya terlihat jelas tertulis siapa nama tertera di layar.
Shiren menghembuskan nafas sebentar. Shiren harus menguatkan mentalnya saat melihat nama tertera di handphonenya.
Ceklek...
"Hal-"sapa shiren terpotong saat seseorang dari telpon sebrang sana menyela perkataannya.
"SSHHHHIIIRRREENNNN..."teriak si penelpon.
Seketika shiren menjauhkan handphone dari telingga. Betapa nyaringnya suara teriakan si penelpon.
"Astaga ri...kamu jangan teriak-teriak.. kamu berencana ingin merusak pendengaranku apa"ucap shiren kesal.
"Ahh maaf aku sangat khawatir dirimu.. karena kamu tidak pulang-pulang dan ditambah lagi tidak ada kabar dirimu kenapa tidak pulang"ucap khawtir riri. Iya riri adalah sahabat shiren sekaligus teman satu kosan shiren.
"Maaf membuatmu khawatir..aku lupa memberi kabar ke kamu ri.. saat ini aku berada di rumah sakit"jelas shiren
"AAAPPPPPAAAA..."teriak kaget riri. Seketika shiren lagi-lagi menjauhkan handphone dari telianganya.
"RIRI..."teriak kesal shiren. Tapi tidak di pedulian oleh sahabatnya
"Apa kamu sakit ren..atau kam-"ucap riri terhenti saat di hentikan oleh shiren.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Duda Mafia
RomanceApakah ini di sebut keberuntungaan? aku menikah dengan duda beranak satu di umurku 17 tahun. Pria duda sangat posessive.