Rumah Sakit
"Kita sudah sampai nonna"ucap leo
"Eh..oh astaga.. benarkah"ucap shiren terkejut saat dirinya asyik memainkan handphonenya. tanpa di sadari shiren mobil sudah terpakir di depan rumah sakit.
"Benar nona"ucap leo
"Baiklah aku segera keluar"ucap shiren lalu berkemas-kemas mengambil barang-barang belanjaan terlihat banyak di samping tempat duduknya. Namun tiba-tiba leo menghentikannya.
"Sebaiknya nonna tinggalkan saja.. saya akan membawanya nanti"
"Sebaiknya Tidak usah tuan..saya bisa sendiri.. saya tidak ingin merepotkan anda lagi..apalagi tuan sudah membayar semua belanjaanku..aku pasti akan menggantinya nanti"ucap shiren mengingat kejadian di mana leo dan shiren berdebat. Leo memaksa untuk membayar semua barang yang shiren beli. Akhirnya leo yang menang.
"Justru itu buat saya senang melakukannya nonna"
"Tapi aku tidak ingin merepotkan orang lain" ucap shiren sambil memajukan bibir mungilnya kedepan seakan dirinya merasa masih membebani orang lain. Sedangkan leo terkekeh melihat tingkah shiren.
"Jangan dipikirkan nonna anggap saja ini untuk hadiah perkenalan kita"
"Tidak aku tidak mau..aku akan menggantikannya..setidaknya aku akan membalas dengan menaktirmu"ucap shiren kekeh dengan pendiriannya.
"Sebaiknya nonna segera pergi..tuan muda sudah menungu nonna shiren"ucap leo. Leo tidak menjawab perkataan shiren iya atau tidak karena leo melakukannya sangat tulus. Leo hanya mengalihkan topik pembicaraan.
"Oh iya"ucap shiren seketika teringat dirinya harus segera bertemu dengan dion sesuai janjinya. Mungkin saja dion akan membuat suatu kehebohan di rumah sakit kalau dirinya terlamat datang.
Sesuai pekataan leo shiren tidak membawa belanjaannya. dirinya hanya membawa tas sekolah dan segera pergi keluar menemui dion.
Leo yang melihat hanya mengeleng-gelengkan kepala melihat shiren terburu-buru pergi.
Shiren tergesa-gesa belari-lari seakan mengejar sesuatu di depannya dengan terburu-buru.
"Tu-tunggu se-sebentar jangan tutup liftnya"ucap shiren ngos-ngosan saat dirinya berusaha menahan untuk tidak menutup pintu liftnya.
"Maaf nonna liftnya sudah penuh"ucap salah seseorang yang sudah di dalam lift.
Shiren yang melihat keadaan di dalam lift sangat penuh hingga dirinya berdecak kesal. Dirinya harus menunggu antri berikutnya lagi.
Pintu lift tertutup dan berlalu begitu saja. Shiren harus bersabar menunggu hingga tanpa di sengaja shiren melihat pintu lift yang lain yang berada di ujung lorong.
Pintu lift itu berbeda dari yang lain. Bisanya pintu lift biasanya berwarna silver tapi kali ini pintu itu berwarna hitam apa lagi melihat desain mewah di lift tersebut.
Tanpa senja pula shiren melihat angka menghitung mundur diatas pintu lift hitam tersebut. Di tambah lagi ada arah panah di samping angka tersebut menunjukan bahwa seseorang menuju lantai bawah.
Hitungan mundur pun berlanjut. Tanpa pikir panjang shiren menghampirinya pintu lift hitam tersebut dan berniat ingin langsung masuk.
3
2
1
Pintu lift tersebut terbuka tanpa pikir panjang shiren mulai melangkah. Namun tiba-tiba shiren di halangi 2 tangan untuk masuk ke dalam.
"Maaf nona anda tidak boleh masuk"ucap salah seseorang yang berada di dalam lift.
Shiren menaikan salah satu alis.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Duda Mafia
RomanceApakah ini di sebut keberuntungaan? aku menikah dengan duda beranak satu di umurku 17 tahun. Pria duda sangat posessive.