Prolog

7.4K 544 11
                                    

































Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Bar itu penuh sesak.


Semakin hari semakin banyak orang-orang yang datang kesana, sekedar melepas penat.


Bahkan mereka yang terlihat baik akan kalian temukan berada di tempat terlarang itu.


Nyatanya manusia tidak bisa lepas dari dosa.


Ditengahnya lampu disko temaram, ditemani segelas whisky kegemaran, duduk seorang lelaki di sebuah meja sendirian.


Matanya memandang sekitar.


Tak berniat ikut berdansa ataupun melakukan sesuatu.


Bahkan gadis-gadis cantik dan sexy yang sengaja datang untuk menggodanya ia tolak mentah-mentah.


Ia hanya butuh ketenangan.


Bodohnya dia datang ke tempat dimana ketenangan sangat jauh dari sana.


Tapi...


Suara musik menggema


Alkohol keras


Lampu temaram


Dia menyukai semuanya.


Ketenangan yang dia inginkan memang semacam ini.


Ponselnya bergetar mengalihkan atensi.


Diraihnya benda persegi yang ada di atas meja dan menekan tombol hijau di layar, "Halo?"

"Lo dimana?"

"Biasa," hening sesaat sebelum terdengar helaan nafas di ujung telepon,

"Pulang, Seong... Mau sampe kapan lo begini?"

"Sampe orangtua gue sadar mereka bodoh--"

"Mereka gk salah, lo tau sendiri kakak lo--"

"Tutup mulut lo brengsek!! Kak Renjun gk salah,"

Lalu teleponnya diputus sepihak.

Nafasnya memburu, termakan api amarah karena sepupunya itu.


Bodoh.


Memang bodoh


Memangnya dengan dia menjadi anak malam begini akan ada yang berubah?


Ditatapnya layar ponsel yang menampilkan foto seseorang,


Senyumnya terbentuk kecil, "Abang lo bodoh, Hee. Kalo aja dia gk jadi cowok brengsek, 



gue pasti bisa milikin lo..."










"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Heaven🍾 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang