Heaven🍾 [✔]

Fünfundzwanzig

Minki meletakkan piring yang telah dicuci ke lemari lalu menghela nafasnya.

"Dongho..."

Pikirannya menjadi semrawut seketika semenjak dia bertemu dengan mantan kekasihnya itu.

Apa yang Dongho inginkan?

Apa dia mencari Minhee hingga datang kesini?

Tapi bukankah lelaki itu yang telah mengusir Minhee dari rumah?

"Bunda?"

Minki menoleh dan tersenyum pada Minhee yang berdiri di depan meja counter, "Kenapa sayang?"

Minhee menggeleng lalu menghampiri Bundanya itu. Tangannya melebar dan memeluk tubuh kokoh tempatnya bersandar.

"Kamu kenapa, hm?"

Si manis terdiam sejenak lalu mendongakkan kepalanya, "Kemarin... Yunseong dateng..."

"Yunseong?"

Minhee mengangguk lalu kembali menyandarkan kepalanya pada tubuh Minki, "Minhee... Bingung Bunda..."

"Bingung kenapa?"

"Menurut Bunda... Salah gk... Kalo aku kangen dia?"

Minki tertegun sejenak lalu mengelus surai lembut Minhee. Dia menghela nafas, bingung harus menjawab bagaimana.

Karena sejujurnya, dia juga sedang dalam fase yang sama.

Merindukan masa lalu yang tidak sepantasnya dirindukan.

"Gk ada yang salah sama yang namanya rindu, Hee... Ketika kamu merasa terbiasa sama kehadirannya dan tiba-tiba dia menghilang... Wajar kan kita merasa rindu?"

"Tapi... Minhee benci sama Yunseong."

Bunda juga benci sama Papamu, Hee.

Minki menghela nafas lagi lalu melepas pelukannya. Tangannya menangkup wajah wajah si manis lalu mengelus pipinya dengan ibu jari.

"Kamu tidur sama Bunda ya?"

"Eum? Tumben..."

"Bunda... Tiba-tiba kangen sama kamu," Minki tersenyum tipis lalu kembali membawa Minhee kedalam pelukannya.

Apa ini nyata atau hanya perasaannya saja?

Kenapa rasanya ia akan kehilangan Minhee lagi?

🖤

"Terima kasih atas kunjungannya," Yonghee tersenyum kecil dan mengangguk.