Heaven🍾 [✔]

Zwölf

"Kamu bisa tidur disini," Yunseong menepuk bantal diatas kasur dan menatap Minhee, "kamar aku di sebelah. Kalo kamu mau tidur sama aku juga gapapa sih~ eh, tapi jangan deh. Nanti aku khilaf terus,"

"Ish, itu mah kamunya yang mesum!" Minhee mendengus sebal laku tersenyum kecil. Kakinya melangkah mendekati kasur dan duduk di pinggirnya.

"Ada hal lain yang kamu butuhin?"

Minhee menoleh pada Yunseong dan menggeleng pelan. Dielusnya pelan selimut yang menutupi sebagian besar kasur lalu tangannya berpindah pada perutnya yang masih rata,

"Seong... Kamu--"

"Iya aku tau," Yunseong tersenyum tipis dan mendekati Minhee, "aku tau ada siapa disini," lelaki itu lalu ikut meletakkan tangannya di atas perut Minhee.

Rasanya ingin menangis.

Minhee tau tidak seharusnya dia begini, tapi kenapa justru dia yang merasa bersalah?

"Maaf..." ujarnya sembari menunduk.

"Kok minta maaf? Kamu kan gk salah, Hee."

"K-kamu jadi harus ngurusin aku. Maaf aku jadi ngerepotin kamu... Maaf--"

"Ssttt, udah ah, kamu jangan banyak ngomong. Mending kamu istirahat, aku mau nyiapin makan dulu," Yunseong mengelus pipi Minhee pelan sebelum melangkah ke luar kamar.

Mata Minhee mengikuti langkah Yunseong hingga hilang di balik pintu. Setelah hilang, Minhee menghela nafas perlahan.

"Gapapa. Mungkin emang ini jalannya..."

🖤

Tik tok tik tok.

Suara dentingan jam memenuhi ruangan dengan cahaya temaram itu.

Minhee yang sedang memejamkan mata menolehkan kepalanya ke kanan lalu ke kiri, terlihat tidak tenang sama sekali.

Dahinya berkerut dan mengeluarkan keringat.

"Kamu ini bisanya malu-maluin orangtua!"

"Pa, udah--"

"Gk sudi saya nyebut kamu sebagai anak!! Keluar kamu dari rumah ini!"

"Oke, kalo itu emang mau Papa, Jaemin bakalan keluar dari rumah!!"