"YAKH NA JAEMIN. AKU HANYA INGIN MENJADI TEMAN MU KENAPA KAU SUSAH SEKALI DI DEKATI" Jeno berteriak dari dalam UKS.
----
Jaemin berhenti, "Besok, tapi ku mohon diam lah kau membuat kuping ku sakit". Jeno tersenyum lalu menghampiri Jaemin. Mereka kembali menuju ke kelas mereka.
"Oke sekarang kita teman" Jeno menjabat tangan Jaemin lalu menulis di meja Jaemin.
"Jaemin teman Jeno"
Jaemin menatap orang yang ada di sebelahnya. Dia tidak tahu apa yang akan di lakukan bocah ulat keket itu. Jaeno memberikan handphonenya.
Jaemin hanya menatapnya karena dia tidak tahu apa yang harus di lakukan. Jeno menghela napas."Aku minta nomer mu. Biar besok kita gampang mencari satu sama lain" Jeno tersenyum sambil menyodorkan handphonenya.
"Aku tidak memiliki handphone" Jaemin menjawab dengan tatapan polos.
Jeno menganga sampai dia tidak sadar handphonenya jatuh. Jaemin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sumpah? Ini nggak bohong kan?" tanya Jeno.
"Menurut ku tak perlu menggunakan handphone. Tidak ada faedahnya" jawab Jaemin dengan acuh.
Jeno mengambil handphonenya yang jatuh. Dia masih tidak percaya dengan kata kata Jaemin. Sungguh Jaemin adalah orang pertama yang dia temui tidak memiliki handphone. Jaemin menatap kelakuan Jeno dan tanpa sadar dia tersenyum.
"Akhirnya ada yang mau berteman denganku" Jaemin mengelus tulisan Jeno di mejanya.
----
"Hyung, dongsaeng mu yang baik ini pulang" Jeno berlari masuk kedalam rumah.
"Kenapa wajahmu? Di pukul lagi? Sudah hyung bilang kalau kamu di pukul lapor ke guru" Jaehyun berbicara dengan hanya kepala yang muncul dari pintu.
Jeno menirukan omelan kakaknya membuat kakaknya melempar baju ke arahnya.
"Apa sih hyung. Ini tuh cuma bercandaan temen Jeno bukan di pukul" Jeno tersenyum.
Jaehyun hanya menggelengkan kepalanya. Dia bingung dengan kelakuan dongsaengnya yang bikin perawan auto jadi tua. Jeno berlari masuk kedalam kamar.
"Jeno abis ini temen kakak mau dateng. Nanti jangan macem macem ya" teriak Jaehyun dari luar kamar Jeno.
"Temen apa temen? Awas aja ya kalo hyung pacaran sama dia. Jeno gak suka pasangan sesama jenis. Abis itu nanti hyung ninggalin Jeno sama kaya mama sama papa" Jeno melempar bantal ke arah pintu.
Jeno dan Jaehyun memang tidak mempunyai orang tua dan di titipkan di panti asuhan. Setelah Jaehyun lulus kuliah dan mendapat kerjaan makanya dia dan Jeno keluar dari panti asuhan dan membeli apartemen untuk mereka tinggali.
"Johnny yang datang. Kamu tau kan dia sahabat kakak. Jangan kayak gini, kakak berasa punya adik cewe deh kalo kayak gini. Cerewet" Jaehyun memukul pintu kamar Jeno.
"Maaf in hyung Jen, hyung gak bisa nahan perasaan hyung. Lagi pula Johnny sudah punya tunangan" Jaehyun tersenyum sambil memegang dadanya.
Jeno membuka pintu lalu memukul Jaehyun. Dia paling anti di bilang kayak cewek, cerewet. Jaehyun mengaduh kesakitan. Kalo Jaehyun boleh jujur, tonjokan adiknya itu sakit.
"Iya iya hyung salah. Ampun ganteng" Jaehyun memegang tangan adiknya.
"Gitu dong. Oh ya kak besok nggak usah masakin Jeno. Besok ada kerja kelompok jadi Jeno makan di luar" Jeno tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Want To Be Your Friends
FanfictionJeno pelajar yang bodoh. Semua nilainya di bawah rata rata. Suatu saat di sekolah nya ada kegiatan rolling tempat duduk. Jeno duduk bersama Jaemin siswa pintar yang sangat pendiam. Belum lagi dengan tugas dari guru yang pintar harus mengajari yang t...