13 : Paman Jeno

494 66 4
                                    

Setelah acara reuni selesai, Jaemin kembali ke rumah. Setelah menidurkan Jaeno dia duduk di sofa ruang tengah lalu menatap ke langit-langit. Dia masih kepikiran dengan perkataan Jeno.

"Orang yang ku cintai sudah menikah"

Jaemin mengusap wajahnya dan dia menuju ke kamar untuk tidur.

-3-

"Hyung dia sudah menikah"

"Siapa? Orang yang kau suka?"

"Hm....."

"Sudah ku beri tahu kenapa kau ikut dengan ku. Sekarang lihat dia sudah mempunyai keluarga baru. Bodoh sekali kau Jeno"

"Hyung..... Kenapa kau tidak memberi ku semangat atau apalah malah memarahiku"

"Hehehe.... Maafkan hyung Jen. Sudah lah mungkin dia bukan jodohmu. Cari lagi sana yang lebih tampan"

"Kalau aku mengejar Johnny hyung gimana?"

"Mau ku bunuh cara apa Jen?"

"Bercanda hyung, sudah dulu salam buat Johnny hyung"

Pip

Jeno melempar handphone nya ke kasur. Dia tidak menyangka hampir semua teman sekelasnya sudah berkeluarga sedangkan dia masih berharap cinta pertamanya dan dia sudah menikah.

"hhuhhh......." Jeno menghela napas.

"Semangat Jen, cari uang yang banyak buat bersenang-senang" lanjut Jeno.

Jeno tidak bersungguh-sungguh untuk kata yang "bersenang-senang". Dia memilih untuk tidur karena memang sudah masuk waktu untuk tidur.

Pagi pun tiba, Jeno mandi lalu membuat sarapan dan memakannya. Setelah itu dia berangkat ke sekolah untuk mengajar.

"Selamat pagi saem" sapa beberapa siswa.

Jeno hanya tersenyum lalu menuju ke ruang guru. Guru-guru sudah banyak yang datang.

"Jeno kelas mu rata-rata ah tidak semua siswa tidak lulus di ujian mapel ku" seseorang melempar kertas ke meja Jeno.

"Maaf kan saya Lee saem, saya janji untuk selanjutnya kelas saya akan lulus" Jeno membungkuk lalu tersenyum.

"Itu harus, bukan hanya di mapel ku juga di mapel yang lain. Aku tidak tahu kenapa semua siswa di kelasmu itu bodoh" Lee saem berjalan meninggal kan meja Jeno.

Jeno mengepalkan tangannya.

"Kau kira mereka mau jadi bodoh aishh......" Jeno menunduk.

Jeno ini guru termuda dari segala guru dan di 1 bulan yang lalu dia di tunjuk untuk menjadi wali kelas. Di sekolah Jeno mengajar kelasnya di atur oleh kepintaran. Jika kau pintar akan di berada di kelas pertama jika kau bodoh akan berada di kelas paling akhir. Jujur siapa yang membuat aturan seperti itu. Bukan membuat murid pintar malah makin bodoh.

Bel masuk berbunyi, Jeno berjalan menuju ke kelasnya karena hari ini dia ada jam di kelasnya.

"Selamat pagi semua, ah sebelum belajar saem mau memberi tahu"

"Saem apa kami tidak lulus ujian lagi?" tanya salah satu siswa.

"Kenapa kau bertanya? Sudah tentu kita tidak lulus. Daripada di kelas lebih ke kantin" balas salah satu siswa.

"Maaf kan saem yang belum membuat kalian bangga dengan saem. Karena hal ini saem akan menambah jam belajar kelas kita"

Banyak yang mengeluh dan ada yang pasrah. Jeno mengetuk meja agar mereka diam lalu di lanjut mengajar.

Just Want To Be Your FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang