17: Sakit Hati dan Jatuh Cinta

612 73 3
                                    

Tok tok ting tong

Jeno berlari untuk membukakan pintu. Dia heran kenapa tamu di rumahnya tidak ada yang benar kalau datang. Sekarang sudah hampir tengah malam.

"Siapa ya....."

Seseorang yang ada di depan langsung memeluknya dan mencium bibirnya. Jeno susah payah untuk melepaskan ciuman itu.

"Jaem kau mabuk hmmppp......"

Jeno menahan kepala Jaemin dan berjalan menuju ke kamar mandi lalu medorong Jaemin. Dia menyiram Jaemin agar sadar dari mabuknya.

"J-jeno kenapa kau harus datang kembali? Kau sudah membuat ku sakit hati, tetapi kau kembali membuat ku jatuh cinta kepadamu" Jaemin berdiri lalu memeluk Jeno.

Jeno hanya diam, dia tidak tahu harus menjawab apa.

"Apa aku harus meninggalkan Jinkyung dan kembali kepada mu?" tanya Jaemin.

Jeno ingin egois dan meng "iya kan" kata Jaemin. Tetapi dia harus memikirkan perasaan Jinkyung. Jeno menggelengkan kepalanya sambil mengelus pipi Jaemin.

"Kenapa? Kita bisa bersama. Jaeno akan senang mendengar itu. Kita akan hidup bertiga dan bahagia" Jaemin memegang kedua tangan Jeno.

"Apa kau tidak memikirkan apa yang akan terjadi jika kita bersama? Aku akan di cap jelek oleh orang-orang, Jaeno akan di cemooh orang dan kalian akan berselisih tentang hak asuh Jaeno. Aku tidak mau Jaem" Jeno menunduk dan melepaskan tangannya.

Jaemin memegang kepala Jeno lalu mencium bibirnya.

"Aku akan berusaha, kau bukan alasan kami berpisah. Memang aku dan Jinkyung sudah tidak cocok Jen"

Setelah mengatakan itu, Jaemin mencium bibir Jeno. Jaemin memperdalam ciumannya. Jeno memejamkan matanya dan membalas  ciuman Jaemin. Suara 2 orang sedang berciuman mengisi keheningan di apartemen itu. Jeno memukul dada Jaemin, Jaemin yang mengerti itu melepaskan ciumannya.

Jeno menyuruh Jaemin untuk berganti baju. Karena Jaemin sudah sering tidur di apartemen Jeno banyak baju dia yang ada di lemari pakaian Jeno.

"Tidur lah aku akan tidur, selamat malam" Jeno menutup pintu kamarnya.

Jeno mencubit pipinya dan berharap ini cuma mimpi.

"Aw..... Sakit" Jeno mengelus pipinya.
*Jeno ngomong nya agak ngerasin suara

"Jen apa kau tidak apa-apa?" tanya Jaemin.

"Aku tidak apa-apa. Tidur lah" Jeno masuk kedalam selimut.

Pagi pun tiba, Jeno keluar dari kamar dan melihat Jaemin sedang menaruh piring di meja makan.

"Oh sudah bangun, selamat pagi" Jaemin tersenyum.

Jeno juga tersenyum lalu duduk di kursi meja makan.

"Aku hanya bisa memasak ini makan lah" Jaemin menaruh nasi goreng dan telur di piring Jeno.

Jeno berterimakasih lalu memakannya. Jaemin menatap Jeno dengan cemas. Jeno memberikan 2 jempol ke Jaemin dan menyuruh Jaemin untuk makan. Jaemin tersenyum melihat reaksi Jeno.

"Ini beneran enak cepat makan"

Jaemin hanya mengangguk, dia melihat Jeno makan dengan lahap saja sudah merasa senang.

"Yeeyy..... Di suruh makan malah bengong. Cepet makan kau harus kerja"

"Iya iya bawel"

Jeno tidak pedulikan perkataan Jaemin dan terus makan makanannya. Setelah makan, Jeno menonton TV. Dia tidak sengaja mendengar Jaemin menelpon seseorang dengan serius. Dia menurunkan volume TV dan mencoba menguping.

"Hmm... Aku ingin itu selesai dengam cepat hyung"

"Aku sudah yakin, kami memang tidak cocok apalagi dia tidak patuh dengan ku"

"Usahakan hak asuh Jaeno aku yang dapat. Aku tidak bisa membayangkan kalau dia mendapatkan hak asuh Jaeno. Kau tahu kan dia tidak pernah meluangkan waktunya untuk Jaeno"

"Aku sangat berterimakasih kepada mu hyung"

Jaemin mematikan handphone nya. Dengan cepat Jeno menambah volume suara TV dan fokus menontonnya. Jaemin berjalan menuju Jeno dan duduk di sampingnya.

"Loh tidak kerja Jaem?" tanya Jeno.

"Aku membolos" jawab Jaemin dan menaruh kepalanya di atas paha Jeno.

"Jaem....."

"Sebentar saja Jen aku sedang pusing" Jaemin memejamkan kepalanya.

Jeno hanya diam dan lanjut menonton TV.

Ting tong

Jaemin membuka mata lalu berjalan menuju pintu. Awalnya Jeno yang ingin membuka pintu tetapi di tahan Jaemin.

"Jaemin!"

"Jinkyung"

TBC

Just Want To Be Your FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang