5 : Kiss?

1K 108 3
                                    

"Ga nyangka sumpah om Na bapak kamu" Jeno memukul lengan Jaemin lalu tersenyum.

Jaemin hanya tersenyum. Dia masih mengingat kata kata ayahnya yang tidak mau dirinya jadi gay. Tapi mau gimana lagi bocah di depannya ini yang sudah membuatnya menjadi seperti ini.

"Jen"

"Hm"

"Boleh cerita ga?

"Boleh, boleh banget malah"

"Gini kan aku punya temen. Nah dia tuh cerita kalau dia tuh suka seseorang"

"Pasti cantik cewenya"

"Belum Jen sabar. Nah dia suka sama temennya. Dia sekolah di sekolah khusus laki laki. Menurut kamu dia aneh gak?"

"Kalau menurutku gak sih. Semua orang berhak mendapatkan cinta. Semangatin temen kamu jangan menyerah buat ngejar cinta nya. Siapa tau di balaskan" Jeno tersenyum.

Jaemin ber 'oh' ria sambil mengangguk. Hatinya sedikit tenang karena kata kata Jeno.

"Tumben kok aku seperti ini. Auhhhh.... Aneh gak sih" Jeno tertawa sampai matanya tinggal segaris.

Jaemin hanya tersenyum lalu merangkul orang yang ada di sebelahnya dan mengajaknya bermain di warnet. Biasalah anak muda kalau bolos sekolah gak di manfaatin sebaik mungkin mubazir.

Mereka membuat perjanjian jika salah satu dari mereka menang. Yang kalah bakal menuruti 1 permintaan yang menang. Maka dari itu mereka sekarang serius karena ingin menjadi yang menang.

Game di menangkan Jaemin. Jeno tidak percaya dia di kalahkan oleh manusia tembok yang irit suara. Jaemin mengangkat satu alis nya sambil menatap Jeno. Jeno berdoa semoga hukumannya tidak menyalamu semua orang yang ada di sini.

"Permintaan ku...... cium pipi ku 2 kali. Ayo ayo kita sudah sepakat loh" Jaemin menaik turunkan kedua alisnya.

"Tapi ini di tempat umum. Lagi pula kita sama sama laki Jaem. Yang lain deh..." mohon Jeno.

"Hanya cium di pipi bukan di bibir. Nanti akan ku jelaskan ke mereka. Cepat!" Jaemin mendekatkan kursinya ke kursi Jeno dan memajukan kepalanya.

Jeno melihat sekekeliling lalu mencium pipi Jaemin kanan dan kiri dengan cepat setelah itu memukul kepala Jaemin karena membuatnya malu. Yang di pukul hanya tertawa puas karena bisa membuat Jeno kesal.

"Lihat lah lihat lah kamu bisa tertawa. Sering lah tertawa aku beritahu kamu tampan kalau tertawa dan tersenyum" Jeno menangkup pipi Jaemin.

"Ayo main lagi. Tapi tanpa kesepakatan huh" lanjut Jeno.

Jangan tanya perasaan Jaemin sekarang seperti apa. Jantungnya berdebar, wajahnya panas. Jeno menatap Jaemin yang sedang melamun. Dia memukul kepala Jaemin dan menyuruhnya bermain lagi.

"Maafkan aku Papa. Perasaan ini sangat besar" batin Jaemin

-----------

"John diam atau ku suruh kau pulang" Jaehyun mendorong tubuh Johnny.

Jaehyun risih karena Johnny memeluknya sambil mengendus lehernya. Sudah beberapa kali di beri peringatan, Johnny tidak mau berhenti dan malah meneruskannya. Mereka sekarang sedang duduk di sofa.

"John pulang ah aku capek. Angkatah telpon itu, bosen aku mendengar suara handphone mu yang selalu berdering. Appa mu pasti mencari mu" Jaehyun mendorong tubuh Johnny.

"Ayolah Jae, aku sedang marahan dengan appa ku biar tau rasa si tua bangka itu. Agar dia mengerti aku bukan boneka yang seenaknya dia atur-atur" Johnny mempererat pelukannya.

"Oih... Ayolah John dewasalah, ayah mu hanya ingin terbaik untuk mu. Lagi pula ayah mu tidak ingin kau menyakiti calon istrimu. Ingat sebentar lagi kau menikah. Oh.. John ayolah aku sedang berbicara"

Johnny menjilat kuping Jaehyun dan meniupnya.

"Sudah bicaranya? Ayolah Jae jangan jadi munafik deh. Aku tau semuanya aku tau. Jangan katakan sesuatu yang membuat mu sakit hati. Aku juga mencintaimu" Johnny tersenyum.

"A-apa barusan yang kau katakan? Jangan bercanda Johnny, kau sebentar lagi akan menikah"

"Aku tau semua aku tau. Aku bukan orang bodoh Jae. Ah bukan orang yang ada di luar akan tau kalau kau mencintai ku"

Jaehyun tidak bisa menjawab perkataan Johnny dia hanya menunduk dan memeluk Johnny. Johnny mengelus rambut Jaehyun dan sesekali mencium rambutnya.

"Maaf aku tidak bisa membahagiakan mu dan yahh... aku akan menikah" Johnny memegang tangan Jaehyun.

"Aku tidak apa-apa ini demi kebaikan mu. Kau sudah tahu tentang perasaanku saja aku sudah senang. Ini demi kebaikan mu kau bisa memiliki anak untuk meneruskan bisnis keluargamu. Semoga kau bahagia dengan istrimu" Jaehyung tersenyum.

"Aku tidak apa-apa" tambah Jaehyun.

Johnny menempelkan bibir nya ke bibir Jaehyun, dengan lembut Johnny melumat bibir Jaehyun. Ciuman mereka makin lama makin panas. Suara ciuman dan desahan terdengar sangat jelas.

"Kak Jeno pu.....lang"

TBC
Hayoloh ketahuan

TBC Hayoloh ketahuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama dia Talay

Pasti gak asing sama mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasti gak asing sama mereka. Br0 wIth lOve nangis

Just Want To Be Your FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang