3 : Rich Boy

1K 139 9
                                    

"Jaem kau tau perempuan yang ada di sana? Huwihhh dadanya besar sekali" Jeno menggarahkan telapak tangannya di dada.

"Hm"

Jeno yang melihat respon Jaemin hanya bisa menghela napas dan ingin rasanya memukul kepalanya lalu melamun menatap wanita itu.

Mereka sekarang berada di perpustakaan kota. Kenapa tidak di perpustakaan sekolah. Karena alasan Jeno yang bosan melihat buku buku di sekolah. Katanya sih kerja kelompok tapi yang dari tadi mengerjakan tugas adalah Jaemin.

"Jen kalau kau kesini hanya melihat perempuan itu. Lebih baik aku pulang dan mengerjakan sendiri" Jaemin melepas kacamatanya.

"Kau tau kan aku ini bodoh. Kalau di suruh mencari seperti ini aku tidak bisa berpikir" Jeno mengacak - ngacak rambutnya.

"Aku akan mengajarimu. Ambil buku itu" Jaemin menunjuk buku yang ada di dekat Jeno.

Dengan sabar Jaemin mengajari Jeno. Walaupun beberapa kali Jeno tidak paham dan sering kali mengeluh. Jam menunjukkan pukul 21.54PM. Mereka membereskan meja yang berantakan dengan buku. Karena beberapa menit lagi perpustakaan akan di tutup.

Jeno mengajak Jaemin jalan jalan di pasar untuk membeli jajanan. Awalnya Jaemin menolak tetapi di tarik dan di seret oleh Jeno. Mereka membeli jajanan sampai jam 23.00PM.

Karena sudah malam, Jaeni takut di amuk pawangnya. Akhirnya dia tidur apartemen Jaemin. Jeno kira Jaemin itu anak orang yang biasa biasa aja. Tapi ternyata Jaemin ini anak orang kaya. Apartemennya super besar mungkin Jeno bisa membuat taman kanak-kanak di sini.

"Jaem kau sungguh kaya. Tidak salah aku berteman denganmu. Wkwkwkwkkw" Jeno melempar dirinya ke sofa empuk Jaemin.

"Hm"

"Tapi aku bingung kenapa orang tua mu tidak marah ketika kamu tidak mau membeli HP" tanya Jeno.

Jaemin menunjuk telpon rumah dengan dagunya. Jeno menggaruk kepalanya. Kenapa temannya ini sangat kuno.

"Jaem....." perkataan Jeno terpotong.

"Jeno tidur di sofa jika kamu berisik" Jaemi  melempar baju yang tadi dia pegang.

Jeno menangkap pakaian itu lalu menutup mulutnya. Jaemin menyuruh nya masuk ke kamar. Jeno mengangguk dan berlari.

"Sial kemana dia" Jaehyun menepuk-nepuk hp nya.

Jaehyun mondar-mandir di depan pintu menunggu adiknya pulang.

Ting tong

Jaehyun membuka pintu dan melihat Johnny yang seenak jidatnya masuk kedalam. Jaehyun mengeluarkan kepalanya dan menengok ke kanan dan ke kiri tetapi tidak ada siapa-siapa. Dia menutup pintu dan menghampiri Johnny.

"Amboy-amboy tak kuasenye aku" Jaehyun memegang pinggangnya.

Johnny menunjukkan jari tengah nya ke Jaehyun. Jaehyun hanya tersenyum lalu duduk di samping Johnny.

"Ada apa lagi? Bertengkar dengan papa mu?" tanya Jaehyun.

Johnny hanya mengangguk lalu memeluk erat Jaehyun. Hal seperti ini adalah sudah biasa bagi mereka. Johnny jika ada masalah selalu datang ke Jaehyun dan Jaehyun memberi nasehat atau menyemangatinya.

"Papa ku marah karena aku tidak memenuhi permintaan Yerin untuk berbelanja. Kau tahu kan aku ini sibuk tapi Yerim tidak mau mengerti dan malah mengadu ke papa" cerita Johnny.

Jaehyun mengelus rambut Johnny.

"Yerim sebentar lagi dia jadi istrimu. Mungkin dia ingin perhatian mu lebih. Kau mau tidur di sini atau di kamar ku?" tanya Jaehyun.

"Di kamar mu aku ingin memeluk mu sampai pagi" Johnny berdiri lalu menarik tangan Jaehyun.

Jaehyun tersenyum melihat kelakuan  Johnny. Hal seperti ini akan dia rindukan saat Johnny sudah menikah nanti.
-----

Brukk

"Sial" Jeno memegangi punggung dan pinggangnya yang sakit karena Jaemin menendangnya dari kasur empuk nya.

"M-maaf aku hanya kaget"

Kenapa Jaemin menendang Jeno? Karena waktu bangun Jeno memeluknya dengan erat.

"JAEMINN!!" Jeno berdiri

"Hm"

"Ham hem ham hem bapak kau mandi di black hole. Kita telat" Jeno berlari menarik-narik rambutnya.

"Ya udah sih gak usah masuk" jawab Jaemin enteng.

"Enteng ya kalo ngomong. Ku sentil empedu mu nih. Hyung ku pasti marah" Jeno duduk dan membayangkan hyungnya yang tampan dan rupawan memarahinya. Apalagi tadi malam dia tidak pulang.

"Mandi sana akan ku temani bicara ke hyung mu" Jaemin bangun lalu merapikan tempat tidurnya.

"Hanya temani kan. Sama saja nanti aku akan di amuk"

"Akan ku bantu menjelaskan juga"

"Janji?"

"Janji. Jika kamu bertanya lagi, aku tidak akan membantumu"

Jeno tersenyum karena Jaemin benar benar membantunya.

TBC

Punten aku bawa fanboy + dia suka dc kemarin abis main tiktak dance lagunya akang daniel

Punten aku bawa fanboy + dia suka dc kemarin abis main tiktak dance lagunya akang daniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin aku bakal kasih cogan yang ku setelah TBC :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin aku bakal kasih cogan yang ku setelah TBC :v

Just Want To Be Your FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang