📑Prolog 📑

5.1K 202 11
                                    

Pagi hari sudah merasuk ke dalam celah-celah rumah, menandakan bahwa hari akan segera dimulai. Begitu juga yang dirasakan Hanna, ia berdiri kemudian masuk ke kamar mandi.

Sepuluh menit berlalu, ia sudah siap dengan seragamnya beserta tas yang sudah berada di punggungnya.

Tinggal sendirian membuat dirinya kadang merasa kesepian dan alasan itu pula yang membuatnya harus mengunci pintu dan jendela setiap kali ia keluar.

Ia naik bus yang sudah ia tunggu tiga menit yang lalu, karena jarak sekolah yang tak terlalu jauh dari rumahnya, ia cukup naik bus selama 25 menit. Tapi, baru saja naik ia sudah terkejut dengan seseorang yang ada di dalam bus itu. Seseorang yang belum ia kenal tetapi sudah memakai seragam yang sama dengan yang ia kenakan. Dan tempat duduk yang kosong hanya ada di sebelah anak itu. Mau tak mau ia harus duduk di samping cowok asing itu.

"Nih, aku bawa gunting, kamu pakai aja." Kata cowok itu sambil tersenyum ramah. Sedangkan Hanna, alih-alih berkata atau membalas senyum cowok itu, ia malah langsung mengambil gunting yang diserahkan kepadanya untuk membuka roti yang sempat ia beli di mini market sebelum ke halte.

"Makasih." Katanya singkat.

"Sama-sama." Jawab cowok itu dan senyuman yang sama masih melekat di bibirnya.

Tak lama kemudian, bus yang mereka naiki pun sampai di tempat yang mereka tuju. Hanna keluar dengan terburu-buru, ia tak mau lagi berlama-lama dengan cowok itu.

***

Bel sudah berbunyi, pagi ini pelajaran dimulai oleh Bu Cia. Dua jam berlalu, tapi Hanna tak mendapatkan apa-apa karena ia tak pernah mengerti apa yang diajarkan oleh Bu … .

Berganti jam berganti pula gurunya, sekarang pelajaran Bahasa Indonesia. Bu Cia masuk dengan wajah sumringah sambil menyapa anak didiknya. "Selamat pagi anak-anak. Bagaimana kabar kalian?"

Beliau seperti memiliki daya pikat tersendiri untuk mengajak anak-anak belajar di mata pelajaran yang ia geluti selama 2 tahun ini.

"Pagi Bu, baik bu." Jawab mereka, serempak.

"Baiklah kalau begitu, hari ini kita belajar materi baru, ya. Yaitu tentang cerpen, ada yang tau apa itu cerpen?" Tanya Bu Cia.

Delano pun mengangkat tangan dengan percaya diri. "Cerita pendek, bu."

"Iya, betul. Tapi ada yang tau apa pengertiannya?" Tanya Bu Cia lagi.

Akhirnya Hanna yang mengangkat tangannya.

"Iya, Hanna?"

"Cerita mengenai manusia beserta seluk-beluknya lewat tulisan pendek atau singkat". Jawab Hanna, lengkap."

***

Tak terasa sekolah sudah berakhir.  Hanna memasukkan semua bukunya kedalam tas dan bersiap untuk pulang. Sampai di koridor ia baru ingat kalau harus mengembalikan buku di perpus.

Setelah buku tersebut ia kembalikan, ia berniat untuk pulang. Tapi sesuatu yang janggal berada di depannya.

Ya benar. Ternyata cowok di bus yang tadi pagi sedang berbicara santai dengan Bu Linda, kepala sekolah. Hanna mendekat sambil terus menatap cowok itu.

Ia mengalihkan pandangannya ke Bu Linda dan kemudian menyalami beliau.

"Nak Hanna, perkenalkan ini Taska, keponakan saya." Ucap Bu Linda.

Hanna setengah terkejut, sedangkan Taska mengulurkan tangannya. Beberapa detik kemudian Hanna menjabat tangannya dengan Taska.

"Hai! Gue Taska Raditya Malik, panggil saja Taska." Katanya sambil tersenyum dan senyum itu sama dengan senyuman yang tadi pagi.

"Gue Hanna Kamaniai."

Akhirnya bisa update 😄Jujur aku seneng banget Buat sekarang segini aja dulu, yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya bisa update 😄
Jujur aku seneng banget
Buat sekarang segini aja dulu, yah.

Keep enjoy❤️
See you next time

|Semoga kalian penasaran hehe...|

15 September 2019

Wake In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang