12📑

571 46 0
                                    

"Kenapa kamu kemarin nggak balas chat?" Tanya Wira, bertepatan setelah Hanna masuk restoran.

"Maaf kak, kemarin kecapekan." Jawab Hanna, ia lebh memilih untuk berbohong agar tidak memperpanjang pembicaraannya dengan Wira, apalagi memotong jam kerjanya.

"Owh iya, pesan yang aku tulis di kertas itu udah kamu baca?" Tanya Wira lagi, tiba-tiba.

Hanna terkejut, ia bingung harus menjawab apa.

"Kenapa diam aja?" Tanya Wira lagi, menunggu jawaban.

"Emm … Sebenernya pesan kakak waktu itu belom sempat aku baca." Jelas Hanna.

"Terus kertasnya masih ada di kamu?" Tanya Wira lagi dan lagi.

"Ada, tapi kertasnya nggak sengaja kecuci, kak. Maaf, kak." Lanjut Hanna sambil menundukkan kepalanya.

Tiba-tiba tangan Wira mengelus-elus kepala Hanna. Hanna langsung mendongak.

"Nggak papa, kok. Sebagai gantinya kamu harus luangin waktu kamu." Ucap Wira.

Hufftt, lagi-lagi. Batin Hanna.

"Hari minggu ini, aku tunggu di depan restoran."

"Tapi kak aku udah ada janji lain."

"Nggak bisa! Pokoknya nggak bisa diganggu gugat!" Tegas Wira, lalu pergi meninggalkan Hanna.

***

"Heh! Lo yang punya restoran boring, ya?" Tanya Almira tiba-tiba, solot.

"Iya, kenapa?" Jawab Wira, masih terkesan santai.

"Pantas aja, restorannya nggak jelas kayak orangnya." Ejek Almira.

"Apa lo bilang!? Nggak jelas? Justru lo yang nggak jelas baru datang langsung marah-marah." Ucap Wira, mulai terpancing.

"Ohh, gitu. Jadi gue yang nggak jelas disini. Oke, gue jelasin, maksud lo ngerusak janji adik gue apa!?"

"Maksudnya?"

"Lo ngajak Hanna, pegawai lo, hari minggu ini sedangkan dia udah ada janji sama adik gue."

"Ohh, itu buat nebus kesalahannya dia, lo nggak berhak ikut campur."

"Justru gue berhak ikut campur karena ini nyangkut adik gue. Udah lo ubah hari lain aja."

"Nggak bisa! Dia pegawai gue jadi terserah gue."

"Udah-udah. Kalian tuh kayak anak kecil aja." Icap teman Wira berniat menengahi.

"Lo tau nggak kalau yang gue ajak ini susah-"

"Udah! Gue nggak urusan. Mbak maaf ya kadang teman saya emang suka rada miring. Sekarang mbak boleh pergi, baliar saya yang bujuk teman saya." Ucap temannya lagi. Kemudian Almira pergi, ia merasa puas.

"Lo kenapa sih!? Bukannya belain gue juga." Ucap Wira, kesal.

"Lo nggak liat tadi mbak itu siapa?"

HuuuuaaaaaAkhirnya bisa update, maafkan aku😵Minggu yang lalu hpku error😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huuuuaaaaa
Akhirnya bisa update, maafkan aku😵
Minggu yang lalu hpku error😭

Tapi sekarang udah bisa 🎶
Semoga kalian tetep suka ya, meskipun part ini kayaknya mulai panas hehe.

Jangan lupa vote sama comment nya yah, biar aku tetep semangat updatenya

Love you all💕

Wake In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang