"Kenapa lo disini? Tanya Taska, mulai takut.
"Yang buat ini siapa?"
***
"Buat apa?"
"Puisi ini."
"Ya oranglah." Jawab Taska, seadanya.
"Iya, tapi siapa? Pastikan punya nama." Sahut Hanna mulai kesal.
"Kalo tau orangnya lo mau apa?" Kata Taska, jali ini ia tak ingin salah langka.
"Ada yang perlu gue tanyain ke orang ini." Jelas Hanna.
"Ya udah, nanya aja ke gue." Jujur Taska.
Hanna menautkan kedua alisnya, ia tak mengerti maksud dari ucapan Taska yang baru saja masuk ke telinganya.
"Gue yang nulis semua puisi-puisi ini."
"Termasuk yang ini?" Tanya Hanna sambil memegang secarik kertas yang sudah lusuh.
Taska membelalak. "Dari mana lo dapat kertas itu?"
"Tiba-tiba ada dibuku gue."
"Tolong balikin kertas itu." Ucap Taska, sedikit memaksa.
Hanna mengembalikan kertas itu lalu pergi. Toh, kertas itu memang bukan miliknya. Sebenernya ia tak tertarik dengan siapa yang menulis surat itu, tapi yang menarik perhatiannya adalah isi dari surat itu.
"Eh, tunggu! Lo mau kemana?" Tanya Taska.
Seperti biasa Hanna hanya terus berjalan, tak menjawab pertanyaan si penanya. Akhirnya pun Taska mengejar Hanna dan menyamakan langkahnya.
"Kalo lo nggak percaya lo busa tanyain ke anak jurnalistik dan maaf, gue agak tersinggung sama kertas ini. Gue harap lo belum baca kertas ini."
Terlanjur! Udah gue baca. Batin Hanna.
***
"Hei, anak kurang ajar! Buka pintunya!" Ucap seorang wanita sambil menggedor-gedor pintu.
Tak lama seorang gadis muncul dari balik pintu. Ya, gadis itu adalah Hanna "Sebenernya yang kurang ajar disini siapa? Anda atau saya?"
"Owh, sekarang kamu berani sama saya, ya." Kata wanita itu, menantang.
"Iya! Memang kenapa?"
"Nggak ingat kamu, ya! Papamu dulu nyusahin saya tapi dia udah mati dan malah sekarang gantian anaknya."
Hanna sudah tak kuat lagi menahan amarahnya, ia mendorong wanita itu sampai keluar dari pekarangan rumahnya. "Pergi anda! Jangan berani-berani datang ke rumah saya lagi!"
Setelah membuat kerusuhan, wanita itu pergi. Hanna kembali masuk, ia duduk dibalik pintu. Menenggelamkan wajahnya dan mulai terisak dalam tangis.
***
Setidaknya jika kau izinkan
Aku akan membuatmu bahagia
Sampai kau lupa bagaimana caranya bersedih.R.M
Hollaaaa~~
Ketemu lagi heheGimana part ini? Semoga kalian pada suka, ya. Karena disini dah mulai kelihatan konfliknya.
Kasian nggak sih Hanna? Semoga aja sedih nggak berkelanjutan ya, nggak baik buat hidup soalnya hehe.See you next week❤️
Dan maaf kalo ada typo ya😁
29 Oktober 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake In Love
Teen FictionAlpha Destiny School kedatangan murid baru yang membuat seantero sekolah histeris dan menambah daftar cowok terkeren di sekolah itu. Suatu hal yang tak diduga ternyata Taska Raditya Malik---si murid baru---sebangku dengan Hanna Kamaniai. Di sinilah...