17📑 Demam

518 41 0
                                    

Aku
Ada dalam
Sebuah kegelapan
Kumohon tolong aku
Keluar dari kegelapan ini

***

"Kemana aku harus pergi." Kata Hanna pada dirinya sendiri.

"Kembali kamu! kemari! Kamu bisa lari, tapi kamu tidak bisa sembunyi."

Hanna menengok kebelakang sebentar, kemudian ia melanjutkan larinya. Napasnya sudah tak kuat lagi, tapi apa daya. Ia harus tetap berlari meski tubuhnya mulai lelah, akhirnya bersembunyi.

"Aku tahu kamu disini." Ucap lelaki itu dengan nada yang mengerikan.

Hanna membekap mulutnya dengan kedua tangannya agar tidak bersuara, air matanya mulai menetes silih berganti.

"Ini dia!" Kata lelaki itu berteriak.

Hanna menjerit keras sampai-sampai tubuhnya terduduk seketika, ternyata itu hanya mimpi. Tapi, entah mengapa terasa sangat nyata sekali.

Setelah sepenuhnya sadar ia mengusap keringatnya yang dingin. Jam menunjukkan tengah malam ketika ia melihat.

"Apa itu tadi? Kenapa aku masih takut sekarang."

***

Hari ini Hanna lebih memilih untuk beristirahat dirumah. Ia sudah memberi tahu Taska sebelumnya dan meminta tolong pada cowok itu untuk mengizinkannya pada wali kelas.

Badannya agak demam sekarang. Ia hanya duduk di sofa, melamun tanpa alasan. Ia mulai merasa bosan.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Hanna menghampiri pintu yang menghubungkan rumah dengan halamannya.

"Siapa?" Tanya Hanna.

"Ini gue." Jawab Taska dari balik pintu.

Hanna membuka pintu. "Mau apa lo ke sini?"

"Nih, gue bawain bubur ayam."

"Gue nggak suka."

"Udah pernah coba?"

"Belom."

"Ya udah coba dulu." Paksa Taska, ia memang mirip dengan kakaknya jika urusan memaksa orang lain.

Taska membukakan bekal kecil yang ia bawa itu. Lalu menyodorkannya pada Hanna. "Ayo, di makan."

Hanna mengambil sendok dan mulai menyuap bubur ayam itu. "Emm, enak."

"Ya kan, gue bilang apa." Ucap Taska, bergaya.

"Lo beli dimana?" Tanya Hanna.

"Tuh, di perempatan. Lo kebangetan deh, nggak pernah coba makan di luar."

"Gue berhemat." Alibi Hanna. Ia memang malas mencoba makanan luar karena ia kurang terbiasa.

"Bukan berhemat itu namanya. Lo suka?"

"Iya, enak." Jawab Hanna.

"Kapan-kapan gue beli lagi buat lo."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


4 Februari 2020

Wake In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang