[26] Dikhilafin

358 11 0
                                    

***

Niki menyimpan hpnya lalu menekan bel pintu rumah Jonna.

Jonna membuka pintu.

"Niki? Kamu ngapain pagi-pagi buta ke rumah aku?" Tanya Jonna sambil mengucek matanya. Ia telfonan dengan Gilang sampai jam 2 malam tadi malam, wajar kalau sekarang masih mengantuk.

"Pagi-pagi buta darimana? Ini jam setengah 9!" sulut Niki.

"Ya kalo hari minggu jam setengah 9 itu masih pagi-pagi buta!" sulut Jonna tak kalah ngegas.

"Temenin aku yuk!" Niki menarik tangan Jonna.

Jonna menahan tangannya yang ditarik. "Eh eh kemana?"

"Kamu tau gak apartemennya kak Gino dimana?"

"Astaga! Kamu mau ngapain ke apartemen kak Gino? Wah gawat nih, ntar kamu dibotakin loh sama kak Davin."

"Iiih.. sekarang kamu tau gak?"

"Enggak." Jawab Jonna jujur.

Niki berdecak sebal.

Jonna lalu mengacungkan jari telunjuknya.

"Tapi aku punya narasumber!"

***

Didalam kamarnya, Jonna menelfon Gilang. Gilang adalah satu-satunya narasumber terpercaya yang mereka miliki saat ini.

"Sayang, kamu tau apartemennya kak Gino dimana gak?"

"Gak. Emang kenapa?"

"Niki mau.." Jonna melihat Niki, meminta bantuan mencari alasan. "...balikin sapu tangan yang pernah dipinjamin kak Gino ke dia."

"Sapu tangan? Emang kak Gino punya sapu tangan? Perasaan dia gak suka pake sapu tangan deh."

Meski tidak terlalu akrab tapi Gilang yakin kakaknya itu tidak pernah bawa sapu tangan kemana-mana.

Jonna menepuk jidatnya.

"Ya.. ada nih kok buktinya."

"Oh. Aku gak tau apartemennya dimana, soalnya aku gak pernah ngurusin dia. Gak penting."

"Kok kamu gitu sih sama kakak sendiri?"

"Niki itu pacarnya kan? Kenapa gak tanya sama kak Gino nya aja?" usul Gilang, ia tidak mengerti mengapa pacarnya sangat ingin tahu lokasi apartemen Gino. Padahal setahunya Gino dekat dengan kakak sahabatnya dan bahkan sahabatnya sendiri.

Jonna menutup panggilannya.

"Kenapa?" Tanya Niki heran karena Jonna tampak seperti orang yang habis dihipnotis lewat telfon. Mematung tanpa sepatah kata.

"Kok kita bego ya, Nik?"

"Maksudnya?"

"Kenapa gak nanya sama kak Gino aja?"

Niki menepuk jidatnya.

"Sebelum kamu nyaranin, aku udah pernah nanya sama dia. "

***

"Kok kamu lebih milih tinggal di apartemen sih ketimbang tinggal sama keluarga? Emang kamu gak kangen sama mama kamu?" Tanya Niki pada pria disebelahnya.

Gino menghela napas. "Ya kangen. Tapi ini tuntutan pekerjaan dan tuntutan finansial. Aku gak mau adik aku dikejar-kejar sama netizen cuma buat nanyain tentang aku, terus ditawarin sama macam-macam PH buat jadi modellah, artislah apalah."

Kiss Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang