[3] You Know You're So Cute

479 26 0
                                    


" Oh ya? Ngapain? ", tanya Jonna, telah kembali ke kesadarannya.

" Gak tau, kayaknya mereka curiga gitu deh kenapa setiap kali ketemu dia aku marah "

" Emang kenapa kamu marah? "

Niki menghentikan langkahnya. Bibirnya mengetat menatap Jonna yang menguji kesabarannya. Ia baru saja menceritakan kronologis lengkap saat di rumah sakit dan sekarang Jonna bertanya lagi padanya.

" Ih.. Jonna, masa gak ngerti sih! "

Maklum, ibarat hp android, Jonna ini otaknya masih Jellybean. Kalau udah fokus mikirin yang lain, langsung lemot. Minta di instal ke versi terbaru kayaknya.

" Oh.. Kamu marah gara-gara itu? "

Niki menarik napas. " Menurut kamu aku harus datang apa gak? "

" Datang aja "

" Kok gitu? "

" Emang kalo kamu gak datang, mau buat alasan apa? "

" Ya ada tugas kek, apa kek.. "

" Lagian gak ada bedanya lagi, mau kamu datang atau gak. Toh, kamu datang juga kamu gak rugi apa-apa kan? "

Niki menghentikan langkahnya ketika melihat Hero didepan pintu masuk sekolah. Tidak biasanya Hero menjemputnya, biasanya ia akan nebeng dengan Jonna yang dijemput pacarnya.

" Kak Hero? "

Setelah menoleh ke banyak arah, pandangan Hero akhirnya bertemu dengan Niki yang kebetulan juga melihatnya, ia lalu melambaikan tangan pada Niki.

" Tumben Kak Hero jemput. " gumam Jonna ketika laki-laki 24 tahun itu berjalan menghampiri mereka.

" Hai Jonna. "

" Halo kak Hero! ", Jonna tersenyum membalas sapaan Hero. Di banding Davin, Hero memang lebih sopan dalam berbicara.

" Kamu dijemput gak? Kalo gak kita bareng aja. ", tawarnya pada Jonna.

" Gak usah, kak. Makasih. Sebentar lagi Jonna dijemput kok. "

" Oh yauda. Kak Hero sama Niki duluan ya. "

" Ok. Daa! "

***

Hanya ada suara penyiar dari radio yang dinyalakan Hero karena suasana di dalam mobil Hero begitu hening, sampai Niki membuka suara.

" Kak, jadi ya? "

Hero melihat gadis itu sekilas. " Emang kenapa? Gapapa kan? ". Hero ingin tersenyum. Di matanya, Niki lebih terlihat seperti gadis yang gugup karena mau dijodohkan. Tapi Hero sendiripun masih belum mengerti dengan keresahan Niki.

" Ya... Emang kak Hero gak ada kerjaan lain gitu, selain ngenalin aku sama beliau? "

Hero tertawa. Cara Niki menyebut Gino dengan sebutan 'beliau' terasa menggelikan dan sangat rancu. Tidak cocok diucapkan di lidah anak remaja sepertinya. Biasanya, kata itu hanya di ucapkan untuk menyebut seseorang yang sangat disegani dan dihormati dalam suasana formal.

" Beliau apaan sih? Biasa aja keles. Udah, sekalian kamu liat-liat gedung agensi kakak, liat kita latihan, ya kan? "

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kiss Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang