[13] Our Age Distance

236 16 0
                                    

***

" Oh ya, kita mau kemana nih? ", tanya Gilang. Ia dan Jonna sedang berada di dalam mobil. Mencari tujuan sebelum menjalankan mobilnya.

" Ke tempat makan aja. Kamu belum makan kan? "

" Iya nih, aku laperr.. "

Perjalanan mereka hening sejenak. Sebelum kemudian Jonna membuka suara. Ia sebenarnya tidak terlalu berani membahasnya lagi, tapi ia belum mendapat jawaban yang memuaskan dari Gilang, tentang...

" Kamu gak pernah cerita kalo kamu punya kakak,"

" Hah? "

" Kak Gino. Dia kakak kamu kan? "

" Ooh. Jadi kamu udah tau ya? ". Respon Gilang begitu singkat, seolah itu bukanlah sesuatu yang penting untuk dibagikan dengan kekasihnya, orang yang sudah bersamanya selama 2 tahun.

" Kok kamu gak ngasih tau sih? "

" Kan waktu kamu nanya aku udah jawab.. "

" ..Kamu cuma bahas dia sebagai drummer 4D. "

Gilang menarik nafas berat. " Buat apa aku cerita sama kamu? Toh dia gak pernah disini kan? Dia gak pernah ada buat keluarganya. Dia cuman perduli sama karirnya. "

" Tapi tetap aja— "

Gilang menipiskan bibirnya dan berkata dengan sabar. " ..Sayang, kamu tau kan aku gak suka dipaksa, apalagi buat ngebahas sesuatu yang gak suka aku bahas. "

Jonna menatap Gilang sejenak. Ia tahu Gilang akan selalu seperti ini jika Jonna memaksanya membahas sesuatu yang membuatnya hanya sakit hati dan dendam. Harusnya ia tidak menanyakannya.

***

" Kak, sebenarnya kita mau kemana sih? ", tanya Niki heran. Mereka sudah cukup lama berada di mobil dalam perjalanan. Tetapi tak sekalipun Gino memberitahu kemana mereka pergi. Ini bukan jalan ke rumahnya, bukan juga ke tempat-tempat yang di kenali Niki. Jadi wajar kan kalau Niki panik?

" Ada deh. " jawab Gino santai. Masih ingin merahasiakan tujuan mereka, yang berencana ingin ia jadikan kejutan.

Niki berdecak sebal. Tak lama kemudian, mereka pun tiba di sebuah rumah. Rumah itu tentu saja sangat asing untuk Niki. Tetapi dari penampilannya, Niki yakin rumah itu dihuni selayaknya rumah, bukan markas laki-laki berkumpul untuk melakukan kejahatan.

" Ini rumah siapa? ", tanyanya ketika baru keluar dari mobil yang pintunya dibukakan oleh Gino, matanya melihat ke setiap sisi rumah, mengamati.

" Udah. Ikut aja. Yuk. " ajak Gino. Pria itu melangkah lebih dulu sampai ke pintu. Tak sampai beberapa detik kemudian ia memencet bel, pintu terbuka dan tampaklah seorang wanita paruh baya.

" Eh Gino. " Wanita itu menyapa dengan senyum lembut.

" Hai ma! "

Gino memeluk wanita yang dipanggilnya 'mama' itu untuk beberapa detik, melampiaskan kerinduannya. Entah kenapa meski sering bertemu pun, namun tetap ada yang kurang di hati Gino. Sebuah penyesalan yang tidak bisa ia ungkapkan.

" Mama lagi sibuk gak? "

Meliza melihat Niki yang berdiri beberapa meter di belakang Gino. Gino tidak biasanya membawa perempuan ke rumah orangtuanya, kecuali jika perempuan itu sendiri yang mencari tahu.

" Mmm.. enggak. "

" Pas kalo gitu. Aku punya kejutan. "

Gino menghampiri Niki dan menggamit tangan gadis itu, menariknya menuju sang mama.

Kiss Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang