[16] The Twin Birthday

195 12 0
                                    

Setelah membeli sebuah kue yang sesuai , Erick keluar dari toko tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membeli sebuah kue yang sesuai , Erick keluar dari toko tersebut. Adiknya berbeda dari remaja laki-laki seusianya. Itu karena sang adik terbiasa diperlakukan manja dan dipenuhi semua keinginannya. Berbeda dengan Davin dan Hero yang membesarkan Niki dengan cara sederhana.

***

" El, galau amat? ", ujar Erick ketika melihat sang adik duduk di meja makan dengan raut wajah suntuk, padahal adiknya sedang bermain game di ponselnya. Harusnya wajahnya bersemangat bukan?

El tersenyum. Tidak merasa terhibur dengan bermain game, ia yang bosan pun membuka akun instagramnya. Banyak yg mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Tapi tetap saja, untuk seorang El, ucapan dari mereka semua tidak cukup membunuh mood buruknya.

" Udah, bentar lagi juga temen kamu datang kan, si Jonna Jonna itu..? ". Erick tidak terlalu ingat nama-nama teman El di sekolah barunya. Ia hanya sering mendengar El bercerita tentang Jonna dan sahabatnya yang cantik dan menggemaskan.

" Gak tau. " jawab El, menggidikkan bahu.

" Oh ya. Kak Erick bawain kue buat kamu. " Erick meletakkan bungkusan berisi kue yang di bawanya ke hadapan El. " Udah... Jangan galau lagi, oke? ", ujarnya sambil menepuk bahu El.

***

" Nik, sorry ya. Kalo kak Hero sama kak Davin belum bisa ngerayain ultah kamu hari ini. Yah... kamu tau lah kita sering dirumah bareng kan? 4D lagi sepi job, jadi kakak belum punya duit buat ngerayain ultah kamu. " jelas Hero. Ia merasa bersalah karena tidak bisa merayakan hari ulang tahun Niki secara besar-besaran, seperti mem-booking restoran atau kafe, dan mengundang teman-teman sekelas Niki.

Sebagai kakak yang tertua, Hero harus mengakui bahwa dirinya gagal. Gagal sebagai seorang kakak. Gagal membahagiakan Niki, dan gagal memenuhi kebutuhan Niki.

" Gapapa kok kak, aku ngerti kok. Kapan sih aku pernah protes sama kak Hero sama kak Davin? Gak pernah kan? "

Hero tersenyum. Ia menyentuh puncak kepala Niki.

Ponsel Niki berbunyi.

" Eh, Jonna nih. " gumamnya saat melihat layar ponselnya. " Halo? "

" Nik! Kamu bener-bener gak datang? ". Terdengar suara kekecewaan dari seberang pararel.

" Aduuh.. Gak datang apa sih? ", tanya Niki bingung. Sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dipertanyakan Jonna. Dan mengapa temannya ini terkesan seperti ingin memarahinya?

" Kamu kebangetan ya, masa ultah teman satu sekolah gak didatangin. Jahat. "

" Na, ngapain sih kamu nyuruh aku datang? Gak ngaruh! Dia juga gak suka sama aku, lagian kalo kamu nyuruh aku datang ke ultah dia, kamu sama aja sengaja bikin kucing sama anjing berantem! "

" Aku gak mau ya. Pokoknya kamu harus datang. Titik! "

" Kalo aku gak mau? "

" Kalo kamu gak mau, aku bakal bocorin semua rahasia kamu ke kak Davin atau kak Hero, soal kak Gino nyium kamu, dan soal kamu sama kak Gino pacaran! "

Kiss Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang