[14] Balas Dendam El

200 14 0
                                    


***

Dikamar Jonna.

Niki berbaring sedangkan Jonna sedang mengoleskan masker diwajahnya. Meskipun sudah punya Gilang, tetapi Jonna tetap harus rutin merawat dan mempercantik diri, supaya Gilang tidak malu mengakuinya sebagai pacar di depan teman-teman kampus Gilang, dan supaya dia tidak kalah cantik dari perempuan-perempuan di kampus Gilang.

" Kok kak Gino sampe segitunya banget ya nutupin umurnya? ", tanya Niki, masih kepikiran soal sikap Gino yang ia pikir aneh. Reflek Gino terlalu berlebihan untuk sekedr menutupi umur.

" Ya mungkin dia gak pengen kamu tau aja. Buat sebagian orang itu kan privasi. " jawab Jonna, menatap Niki dari pantulan cermin di hadapannya.

" Emangnya kalo aku tau kenapa? "

Tangan Jonna yang masih meratakan masker di wajahnya berhenti, ia lalu menggidikkan bahu.

" Kalo kak Gilang umurnya berapa? ", tanya Niki kemudian.

" Kalo Gilang sih kemarin ulang tahun yang ke 21. Dia kan baru semester enam. " Jonna beranjak setelah selesai meratakan masker di wajahnya.

Mata Niki menerawang. " Kalo kak Gilang 21, berarti kakaknya sekitar.. 23? 25? 27?? ", pikir Niki sambil menggerakkan jari-jarinya mengikuti angka yang di ucapkannya. " Tau ah! ". Kesal, Niki menjatuhkan kepalanya ke bantal milik Jonna.

" Lagian ngapain sih, kamu pusing-pusing mikirin umurnya?! Ntar juga kamu tau sendiri kan? "

" Itu juga yang dibilang kak Gino ke aku. Tapi itu kan hal sepele. Masa iya sih umurnya doang dirahasiain sama aku?! "

" Kamu tau gak? Menurut survey, sebagian besar cowok menolak menyebut umurnya, dan setengahnya lagi berbohong saat ditanya tentang umurnya. Jadi kamu gak bisa maksa orang untuk menjawab pertanyaan yang menurut dia sangat privasi untuk dijawab. "

Niki tersentak dan tiba-tiba bangkit dari baringannya, ketika sesuatu melintas di kepalanya. " Jangan jangan dia udah kepala 3 lagi?! "

" Nik! "

***

Saat Niki membuka loker, secangkir jus tumpah dan membasahi seragamnya. Ia tercengang. Wadda hell?! Siapa yang berani-berani menjebaknya seperti itu?!!!!

" Siapa sih iseng banget naruh minuman diloker aku?! "

Dikelas C.

El duduk dan tidak bisa menahan tawa. Ada sesuatu yang menggeluti imajinasinya saat ini. Ia mungkin sudah kalah 1-0, tapi seorang El tidak tinggal diam. Karena El Faza Muhammad pantang kalah dan punya seribu satu cara untuk balas dendam. Apalagi ini menyangkut 'kekasihnya yang jenius'.

" El! Faza! Mu-ham-mad! "

El menaikkan sebelah alisnya dan menatap ke atas.

" Kebangetan ya kamu?! "

Laki-laki itu berdecak. Ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dikatakan gadis di hadapannya ini. " Ngomong apa sih? Udah jangan ganggu deh! "

" Gak usah pura-pura kalem! Kamu kan yang naruh jus diloker aku? Maksud kamu apa sih?! "

" Jus? "

El mengelus-ngelus dagunya dan berpikir. Kedua alisnya bertautan serius.

"Jus..... "

Ia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pelan mengelilingi Niki.

" Oh, jus! ", ingatnya sambil menjentikkan jari. " Oh, iya! Maksud aku baik loh padahal. Ngasih kamu jus biar kamu gak haus. Tapi jusnya kayaknya gak mau diminum ya sama kamu. Terus kamu kena apes deh. Kasian.. ", ledek El sambil mengekspresikan wajah iba.

Kiss Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang