Petualang Dan Sandera

520 7 4
                                    

Part :9
Petualang Dan Sandera

*****
Akhir kepulangan Angga datang juga, Ibu, Dinda, Aning, dan Kak Etha menjemput. Jujur Dinda tidak mau ikut. Berat hati, karena takut, selama Angga di Lapas tidak menjenguk.

Kak Etha, sebetulnya keberatan Ibu menjemput, kalau setiap ada masalah selalu diistimewakan, Angga tidak pernah dewasa. Itu alasan Kak Etha. Tapi Ibu selalu melindungi Angga, dengan alasan kasihan. Atas nama kasihanlah, Angga memperalat Ibu dan mengambil keuntungan.

Uang Dinda tetap Kak Etha yang pegang. Karena semua kebutuhan Dinda dan Aning, Ibu sama sekali tidak mengijinkan Dinda mengeluarkan. Ibu ingin Dinda punya tabungan, agar sewaktu-waktu ada keperluan mendadak, tidak repot.

Jam sepuluh tepat, Angga keluar, yang dicari Aning, digendong, dicium sampai tidak peduli orang-orang sekelilingnya. Ada rasa haru, bangga, dan senang Angga begitu sayang Aning.

Disepanjang perjalanan Angga terus mendekap Aning.

"Abang mau cari kerja," tiba-tiba Angga bicara.

"Yang bener Bang?"

"Ya benerlah, sudah ada sang ratu masa Bapaknya masih jadi pengangguran.

"Kalau Abang mau kerja, kebetulan temannya Bos Dinda ada yang lagi cari karyawan, Tapi jangan berharap dulu ya, Dinda usahakan, barangkali mereka cocok sama Abang."

Senangnya Ibu mendengar kabar itu," semoga ya nak, impian Ibu jadi kenyataan."
Ibu memeluk Dinda sambil menangis.
Kak Etha juga menasehatkan, kerja harus seperti Dinda, rajin, bisa dipercaya, buktinya walau hanya SMA gajinya besar.

*****

Dinda mempersiapkan semuanya, dari Lamaran kerja, pas photo, surat kelakuan baik, ijazah, sampai menulis lamaran Dinda yang buat. Angga tinggal terima beres.

"Ini Suamimu Din," tanya Pak Gunawan, calon Bos nya Bang Angga.

"Ya, Pak?.

Dipandanginya Angga dari rambut sampai sepatunya tidak terlewat, sampai Angga salah tingkah.

"Angga, kamu tunggu di luar, saya mau bicara sama Istrimu," kata Pak bos.

"Ya, Pak," jawab Angga.

"Din, maaf sekali, Bapak tidak bisa terima, ini orang tidak baik, tidak jujur, sombong, dan tidak bisa kerja."

"Kalaupun Bapak terima paling lama kerja lima bulan, tidak akan lebih."

"Kalaupun diterima, Bapak akan kasih gaji UMR- SMA. Itupun karena Dinda. Tapi kalau kamu yang kerja Bapak berani kasih kamu dua kali lipat gajimu sekarang. Karena Bapak tahu cara kerja kamu."

"Pak tolonglah Dinda, yang penting suami Dinda punya kerjaan, gaji tidak masalah, berapapun ya harus terima, karena memang belum ada pengalaman.

Kalau Dinda tidak mungkin pindah kesini, masalahnya, Dinda tidak mau Bapak disini jadi putus hubungan kawan dengan Bos Dinda, gara-gara Dinda.

Akhirnya Angga diterima dengan gaji lima ratus ribu sebulan.( UMR - SMA saat itu).
Angga tidak berhenti-berhentinya mengeluh, saya ini pintar, IPK bagus, mantan asisten dosen, masa tenaga saya lebih kecil dari anak SMA.

"Biar kamu pintar, nilai kamu besar, mantan asisten dosen. kamu belum pernah kerja, saat ini kamu buktikan, bahwa kamu hebat," kata Kak Etha emosi.

Ibu mempersiapkan segala sesuatunya dengan lengkap, pergi ke Tailor, buat celana bahan dan kemeja sampai tujuh setel, beli sepatu baru, sapu tangan, kaos kaki, kaos dalam, semua lengkap tanpa ada satupun yang terlewat.

Menantu Pilihan Ibu by Erseclussie ( Sudah terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang