Menantu Pilihan Ibu
Part :15
Haruskah Dimaafkan*****
Hari ini Dinda akan menyelesaikan pekerjaan kemarin yang belum selesai, kebetulan anak-anak libur karena baru selesai semester, berencana akan mengajak anak-anak. Sejak buka salon Dinda jarang membawa anak-anak main."Mba puji sama Ibu kerja, Mba Naning pegang Rinka, Kakak Aning pegang Kakak Lesta, kita harus kerja sama. Biar semua lancar, kita bisa main hari ini," kata Dinda membagi tugas.
Jam sebelas salon tutup. Tetangga kiri kanan semua bertanya, kenapa tutup.
"Kakak mau jalan-jalan Tante," kata Lesta semangat.
Tetangga kiri kanan ruko, sayang semua sama Aning, Lesta dan Rinka karena tidak nakal. Seperti anak kecil pada umumnya, tidak pernah minta jajan.
"Da ... da ... Tante semua, Lesta mau pergi."
"Da ... da ... Lesta, baik-baik."
Mobil kijang hitam, milik Dinda pergi, membelah jalan raya, menuju tempat Costumer Tante Mia.
Dibantu Mba Puji, pekerjaan cepat selesai, Tante Mia terlihat senang sekali.
Sudah di jadwal seminggu sekali ke tempat Tante Mia untuk perawatan, terpenting bukan sabtu minggu. Karena hari itu, salon tempat Dinda ramai.
Akhirnya bisa kita bisa jalan-jalan. Ayo kita berangkat," kata Dinda pada Aning.
"Ayo Ibu, berangkat," jawab Aning.
Tujuan utama ke Mall dekat rumah Opa, biar sekalian main kesana.
Setelah puas seharian bermain, Aning mengajak main ke rumah Opa.
Bapak senang sekali, Dinda datang, dipeluknya, sambil minta maaf.
Aning, Lesta berhamburan ke Opa, mereka sudah tidak takut lagi.
Bapak menggendong Rinka.
Bapak membujuk Dinda untuk kembali pulang, biar buka salon disini saja.
"Pak, langganan Dinda sudah banyak, sayang, merintisnya susah sekali."
"Kalau Bapak rindu sama anak-anak hubungi Dinda, pasti datang."
Bapak cerita, kalau Angga berencana membawa istrinya ke rumah Bapak, tapi tidak diizinkan. Angga sempat marah.
"Menantu saya namanya Dinda Kamadia, buka Chika."
"Cucu saya, Aning, Lesta dan Rinka bukan yang lain, bagaimana saya bisa satu rumah sama orang asing," kata Bapak.
"Saya lebih baik kehilangan anak, dari pada kehilangan cucu."
"Nak, pulanglah, biar Bapak dekat sama anak-anak."
"Pak, Dinda baik-baik saja, percayalah."
Bapak hanya diam, sebetulnya Dinda juga kasihan sama Bapak, sendiri, hanya ditemani Bibi dan Pak supir.
Mau bagaimana lagi.
Tidak mungkin Dinda kembali, statusnya sudah berbeda.
*****
Tiba-tiba Angga datang, kelihatannya sudah minum, tapi masih belum banyak. Masih konsentrasi, kalau sudah kena minuman, Angga akan menatap mata ketika diajak bicara."Kapan datang Din," kata Angga.
"Baru saja," jawab Dinda.
Bapak ... Bapak ... teriak Lesta dan Rinka, menghambur ke Angga. Tapi Aning Diam, mungkin karena sudah besar, Aning itu pendiam dan sangat dewasa.
Dipeluk, dicium, anak-anak. Angga menangis, sesekali menghapus air mata.
"Din, kita ini masih suami istri lho, kita belum cerai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menantu Pilihan Ibu by Erseclussie ( Sudah terbit)
General FictionSipnosis Menantu Pilihan Ibu Dinda Kamadia gadis desa, dari sebuah Dusun di kecil diujung pulau Jawa. Yatim piatu, ditinggal orang tuanya ketika masih kecil. Dia diasuh Bibi dan Paman yang dipanggilnya Emak dan Bapak. Setelah lulus SMA, Dinda meran...