Kecemburuan Angga Pada Aryo

515 13 5
                                    

Menantu Pilihan  Ibu
Part :16
Kecemburuan Angga Pada Aryo

*****
Setiap pagi Dinda mengantar Lesta dan Rinka sekolah, berjarak hanya seratus meter dari salon.

Tidak seperti biasa Rinka rewel sekali, maunya banyak, dituruti salah, tidak dituruti tambah salah, 

“Ade, sudah hampir terlambat Nak.”

“Ayo, cepat,” kata Dinda.

Sambil merajuk-rajuk Rinka mau juga berangkat sekolah, sambil menggendong Rinka dan menuntun Lesta, Dinda terburu-buru mengejar waktu.

Tanpa disadari, sebuah mobil mengikuti dari belakang. Dinda sampai tidak menyadari kalau di klakson mobil berkali-kali.

Anak-anak hanya boleh diantar sampai gerbang sekolah.

Rupaya Aryo, memperhatikan sedari tadi.

“Pagi Ibu Dinda,” sapa Aryo.

“Hai Mas!” mau kemana,” tanya Dinda.

“Mau ketemu seseorang,” kata Aryo.

“Din, minum kopi dulu yuk,” ajak Aryo.

Dinda dan Aryo minum kopi di Cafe dekat sekolah. Banyak cerita, dibicarakan mereka berdua.  Dari meninggalnya Ibu, masalah Bapak, Dinda pindah, Bangke nikah sama Chika sampai perceraian Dinda.

Begitu juga Aryo, dijodohkan, sudah delapan tahun menikah, bangga punya istri yang baik dan saliha, rumah tangganya aman saja.

Belum dikaruniakan buah hati, pernah terlintas untuk adopsi, tapi ragu.

Hidup hampa, malas cari uang. Tidak ngoyo, yang penting cukup untuk berdua.

“Mas, boleh nggak , nanti mampir, mau ketemu Anak-anak.”

“Boleh Mas, Silahkan, Monggo,” kata Dinda.”

“Silaturahmi jangan terputus,” kata Dinda lagi.

“Terima kasih ya Din, sudah mau dengar curhat Mas.”

“Terima kasih juga Mas, untuk kopinya,” kata Dinda.

*****

Mas Aryo masih seperti dulu, ramah, baik, dan tidak berubah, mungkin karena hidup diisi dengan hal yang berguna  jadi awet muda.

Mas Aryo aktif di pengajian, aktif di Karang Taruna. Kalau temannya minum anggur hitam, Mas Aryo pesan Coca Cola, kalau temannya pesan anggur merah, dia pesan Fanta. Yang penting sama warnanya. Dinda tahu karena pernah diajak jalan.

Dia laki-laki yang pernah Dinda harapkan mengutarakan cinta, melamar, menjadi Suami.

Jodoh memang susah ditebak, perjalanan hidup manusia berliku, harus muter-muter dulu baru  tahu rencanaNYA.

*****
Aryo tidak fokus, bayangan Dinda begitu menyentuh hatinya, rasa bersalahnya pada Dinda terus menghantui hidup Aryo.

Coba dulu saya tegas mengambil keputusan, Dinda tidak akan punya cerita pahit dan  panjang dalam hidupnya.

Anak baik, tidak pantas memikul penderitaan seperti itu. 

Dinda tidak berubah, badannya lebih berisi sedikit, awet muda dan lebih cantik. Mama pasti senang mendengar kabar Dinda.

Karena selama Dinda satu rumah dengan mertuanya, tidak sekalipun Aryo dan keluarga pernah bertemu, walau rumah mereka hanya berjarak dua gang.

Mereka memang saling menjauhkan diri. Kabar dari Dinda selalu mereka tahu dari tetangga. Sampai Dinda pindah dan cerai pun mereka tahu.

Menantu Pilihan Ibu by Erseclussie ( Sudah terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang