Strong Women

483 14 4
                                    

Menantu Pilihan Ibu

Part 24

Strong Women

*****

Waktu yang disepakati tiba, pernikahan ulang atas Angga Pradipta dan Dinda Kamadia, dilaksanakan dengan sangat sederhana di kediaman Ka Etha, hanya keluarga sangat dekat saja datang.

Seperti biasa Angga memang suka berlebihan. Anak-anak khusus di jahitkan baju seragam, Angga sendiri pakai Jas sengaja dibuat baru.

Sudah kesepakatan, Dinda dan Angga tidak menambah momongan, itulah sebabnya sebelum pernikahan berlangsung Dinda KB. IUD pilihannya.

Dinda, merias sendiri. Dengan baju kebaya salon, yang biasa disewakan ke pelanggan. Riasan dan tatanan rambut sederhana membuat Dinda semakin mempesona.

"Din, cantik sekali," kata Kak Etha, pantas salon kamu ramai.

Dinda hanya senyum-senyum saja, karena tidak tahu, harus menjawab apa.

Angga melihat Dinda tidak berkedip, senyum nakal sambil mengedipkan matanya.

"Jangan genit, sudah tidak pantas kamu genit seperti itu Bang."

"Genit sama istri sendiri, tidak apa-apa Bu," kata Angga.

"Ingat umur," kata Dinda.

"Hidup itu jangan serius Bu?. Ada waktu dimana kita bisa menikmatinya tanpa mengeluarkan uang, alias gratis, contoh, senyum."

"Kalau senyum saja kita tidak bisa menikmati, apalagi yang bisa kita nikmati dalam hidup."

Benar kata Angga, kalau senyum saja kita tidak bisa menikmati, dengan apalagi kita bisa menikmati hidup.

Dinda sudah lama lupa caranya senyum, apalagi tertawa.di hidupnya hanya berjuang dan berjuang untuk anak-anak.

Cita-citanya mengantarkan mereka sampai pendidikan tertinggi, agar tidak bodoh seperti dirinya, hanya lulusan SMA Daerah.

Acara berlangsung hikmat, tidak ada undangan, kecuali selamat dari saudara, Kakak, Ipar, keponakan, dan cucu keponakan.

Keesokan harinya, Angga membawa bajunya, banyak sekali dari rumah mertua.

"Jangan bawa barang yang tidak penting, disini sempit," kata Dinda protes.

Setelah berdebat, Angga akhirnya mengalah.

Sebelum Angga kerja, pekerjaan dibagi, antar jemput anak-anak sekolah, les, belajar, jadi pekerjaan Angga, selebihnya urusan Dinda.

Suasana rumah berbeda, ada senyum bahagia di mata Anak-anak, sebelum Angga bekerja Bapak memberi uang bulanan, langsung pada Dinda.

Sesekali Angga minta ijin untuk minum, dengan syarat, kalau minum tidak boleh pulang ke rumah, silahkan pulang kerumah Bapak. Biar anak-anak tidak tahu.

Dinda tahu, Angga tidak akan tahan dengan situasi dan kondisi seperti ini.

Sampai kapan, suasana membuatnya tertekan bisa dijalani. Karena itu Dinda memberi kebebasan untuk pergi kemana saja dia suka, terpenting jangan membuat onar di rumah.

*****
Siang itu tiba-tiba Angga bertanya," Kamu hamil Bu?.

"Tidak mungkin, saya pakai kontrasepsi," kata Dinda yakin.

"Kamu kelihatannya beda," kata Angga.

"Jangan buat Dinda takut Bang."

"Kalau hamil memangnya mengapa?, tidak mau punya anak dari saya," kata Angga.

Menantu Pilihan Ibu by Erseclussie ( Sudah terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang