Senyum Dinda Untuk Aryo Dan Lesta

568 17 5
                                    

Menantu Pilihan Ibu
Part 31
Senyum Dinda Untuk Aryo Dan Lesta

*****

Dinda mencari-cari artikel tentang asupan makanan bergizi untuk penderita kanker.

Sambil menunggu  hasil laboratorium. 

Asupan makanan Aryo betul-betul dijaga. 

Setiap hari Dinda membuatkan jus buah dan sayur,  Sereal dan yoghurt.

Kopi dan teh, jeroan, nangka, kelengkeng, durian, sudah tidak ada lagi di meja.

Pernah juga Aryo protes, karena  asupan makanannya terlalu ketat.

"Bu?, selama Ayah tidak makan, makanan dari luar,  dan selalu minum jus dari rumah rasanya badan beda, lebih enteng dan enak, tapi jangan terlalu ketat ya Bu,  sekali kali boleh kan makan di luar?" kata Aryo penuh pengharapan.

"Ayah, selama Ayah sehat Ibu senang sekali, boleh kan Ibu senang terus?.

"Pasti, kalau Ibu senang, Ayah lebih bahagia," kata Aryo Bangga.

"Jangan makan dari luar ya, Nanti Ibu sedih, kalau Ayah sakit," kata Dinda sambil memeluk Aryo dari belakang.

"Ya, Bu?, Ayah dengar," kata Aryo akhirnya mengalah.

Anak-anak juga ikut menjaga Aryo, tidak dibiarkan sedikit saja melanggar, membuat Aryo terharu.

Tetapi setiap ingat, perkataan Dokter membuat hati Aryo ciut, dan pasrah.

Bukan takut mati, tapi  lebih ke tidak rela meninggalkan anak dan Istri yang begitu mencintainya.

Kebahagiaan yang baru saja dikecap, akan lepas dari genggaman. Pernah terbesit di pikiran Aryo untuk memberitahukan Tanti, tentang kondisi sakitnya saat ini. 

Tapi Aryo takut Dinda tersinggung. Walau hubungan Dinda dan Tanti sangat baik. 

Aryo sangat hati- hati membicarakan hal ini, karena sangat sensitif.

"Bu, kalau Ibu tidak keberatan, dan mengijinkan, boleh tidak  memberitahukan tentang kondisi Ayah sama Bundanya anak-anak."

"Boleh Ayah, tapi harus kita pikirkan perasaan Bundanya anak-anak dulu, kalau dia  Datang."

"Tidurnya bagaimana, terus bisa tidak kita jaga perasaannya, jangan sampai dia tersinggung."

"Walau bagaimanapun, Ayah pernah punya kebiasaan hanya Ayah dan Mbak Tanti yang tahu."

"Terus kalau kebiasaan itu sekarang Ayah lanjutkan ke Ibu, kira- kira Mbak Tanti tersinggung tidak."

"Contoh, Ayah tidak sadarnya, suka cium, peluk Ibu tiba-tiba, di mana saja, tidak perduli ada orang atau anak-anak." 

"Bisa tidak ayah tahan kalau ada Mbak Tanti?. Pasti kebiasaan itu juga dulu pernah ayah lakukan pada Mbak Tanti."

"Bisa tidak Ayah membayangkan, perasaan Mbak Tanti, melihat mantan suaminya bermesraan dengan istri barunya."

"Kalau Ibu, ikut Ayah saja, asal membuat hati ayah bahagia," kata Dinda sambil memijit-mijit pundak Aryo."

Din, apa yang Mas lakukan saat ini, tidak pernah Mas lakukan pada Tanti, dia tidak romantis tapi perhatian, kalau Mas mau romantis, Tanti selalu protes, katanya malu seperti ABG saja.

Tapi sama Dinda, Mas bisa  menumpahkan segala perasaan di dalam dada. Cinta yang terpendam dua puluh empat tahun membuat Mas haus kasih sayang Dinda. Ketika Mas romantis, Dinda tidak protes.

Kamu itu, perhatian dan penurut, tidak pernah mengeluh, biar agak  cerewet, tapi membuat Mas betah lama-lama berada disamping kamu.

Semoga kita tetap seperti ini sampai ajal menjemput ya Din?

Menantu Pilihan Ibu by Erseclussie ( Sudah terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang