Menantu Pilihan Ibu
Part :13
Dinda Pindah Angga Pergi*****
Dinda mengontrak rumah Daerah pinggiran Jakarta, Udaranya masih bagus, pagi hari masih merasakan embun walau hanya sebentar.Lingkungan komplek lumayan aman, untuk anak-anak.
Perlu lingkungan yang baik, untuk tumbuh kembang anak, itu pertimbangan Dinda.
Sedih hati Dinda, ternyata Bapak sangat berubah, hampir tidak mengenalinya.
Setiap mau bicara, harus tengak-tengok kalau tidak ada Suaria, baru Bapak berani bicara sama Dinda.
Sudah sebegitu, luar biasakah pengaruh Suaria dalam hidup Bapak?.
Bapak tidak membantu sama sekali, ketika Dinda pindah, Aning dan Lesta sekarang tidak berani dekat.
Anak-anak mendekat, ketika sudah dipanggil. Apalagi kalau ada Suaria, Aning dan Lesta sama sekali tidak mau.
Kak Etha sebenarnya, sedih Dinda pindah, karena tidak ada yang mengawasi Bapak.
Bagaimana kalau sakit, Bapak itu rewel bukan main, cuma Dinda yang sabar menghadapi Bapak.
Bahkan ketika Dinda sudah menaikkan barang ke mobil, Bapak dan Suaria sengaja pergi, untuk menghindar.
Hanya Bibi di rumah.
"Mba Din, kalau mau cari orang kerja, Bibi aja ya," kata Bibi.
"Bi, saya berharap, Bibi bisa awasi Bapak. Ini no telpon saya, tapi jangan ada yang di kasih tahu ya," pesan Dinda pada Bibi.
Dinda dan Bibi berpelukan, menangis, sebelas tahun bersama bukan hal yang mudah, untuk saling dipisahkan.
"Maafkan Dinda kalau ada salah, ya Bi?" kata Dinda.
"Bibi juga, minta maaf kalau ada salah, mudah-mudahan Mba Din, tambah sukses," kata Bibi.
"Amin, Bi."
"Jaga Bapak ya Bi," kata Dinda menangis.
"Ya, Mba Din." kata Bibi.
Sekolah Aning dan Lesta akhirnya pindah, besar juga biayanya. Dinda memutuskan untuk tidak bekerja, hanya mengurus rumah dan anak-anak. Dari masak, mengurus rumah, antar jemput sekolah, semuanya dikerjakan sendiri.
Satu minggu setelah pindah Angga baru datang, seperti biasa Angga hanya mengeluh, jauhlah, suasananya seperti kuburan, dan apalah itu sederet keluhan keluar dari mulutnya. Dinda hanya diam.
"Kalau kontrak rumah di tengah kota, uang Dinda nggak cukup Bang," kata Dinda.
"Minta sama orang yang nyuruh kamu ngontrak, ada hak kita di rumah itu," kata Angga.
"Sudah lah Bang, mungkin ini jalan terbaik untuk kita bisa mandiri.
"Disini enak, nyaman, tenang, anak-anak fokus belajarnya."
Dinda tahu, sebenarnya Angga suka dengan rumah ini, karena setiap dirumah dia malas keluar dan ada saja yang dikerjakan. Seperti rumah tangga sesungguhnya.
"Din, besok Abang keluar kota, agak lama, baik-baik dirumah sama anak-anak."
"Ya, Bang," kata Dinda.
Dinda agak merasa aneh, akhir-akhir ini Angga jarang sekali marah, seperti ada yang ditutupi. Bicara lembut.
Gaji tidak pernah berkurang sedikitpun, setelah pindah, Angga menambah uang belanja walau tidak banyak membuat Dinda Bangga pada perubahannya.
Cara Angga menatap Dinda, seperti orang punya salah. Berbicara Pun tidak pernah menatap wajah Dinda.
"Tuhan, saya berharap dia baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menantu Pilihan Ibu by Erseclussie ( Sudah terbit)
General FictionSipnosis Menantu Pilihan Ibu Dinda Kamadia gadis desa, dari sebuah Dusun di kecil diujung pulau Jawa. Yatim piatu, ditinggal orang tuanya ketika masih kecil. Dia diasuh Bibi dan Paman yang dipanggilnya Emak dan Bapak. Setelah lulus SMA, Dinda meran...