Menantu Pilihan
Part 28
Lesta dan Hati Ayah Aryo*****
Aryo sedang duduk diteras rumah, sambil memandangi orang lalu-lalang. Jakarta semakin hari, semakin kumuh, dulu orang punya ruang tamu, sekarang punya ruang motor, bahkan parkir motor sudah dijalan, ironis sekali.
Rumah Aryo termasuk strategis walau masuk gang, karena berada di perempatan, sudah sering sekali orang meminta lahan kosong taman bunga di kontrak dengan harga lumayan tinggi, tapi ditolak, karena bunga dan apotik hidup buat Tante Rasti lebih berharga dari uang.
Aryo, berkali-kali menghela nafas panjang, untuk melonggarkan kesesakan di dada atau merenungi kesendirian.
Wajah Tanti sudah mulai bisa terhapus, bukan karena ada Dinda, dan anak-anaknya, tapi karena keputusasaan Aryo tidak bisa menghubungi Tanti. datang Ke Kampung Tanti, sudah empat kali. Tidak sekalipun Tanti mau menemui.
Yang mengganjal dan menyesakkan dada Aryo, Tanti menggugat cerai. Tanpa ada perundingan, sakit sekali hati. Memang sesalah apa!, sampai heboh menggugat cerai pakai pengacara.
Aryo sudah menuruti, menjual rumah Jakarta untuk beli di desa, selalu mengirim uang tepat waktu, asal membuat Tanti bahagia, dan tidak bercerai.
Ketika Tanti menggugat cerai, Aryo stop kirim uang, dengan maksud supaya Tanti menghubungi Aryo.
Ditariknya nafas dalam-dalam.
Bunda, kalau kamu disini, Bunda pasti bahagia, betapa fasihnya Lesta memanggil Ayah, dan menanyakan kamu dengan panggilan Bunda, didepan Angga Bapaknya, Ayah merasa Bangga dan tersanjung. Sayang bunda tidak ada disamping Ayah.
Tega sekali Bun kamu, menyakiti hati Ayah. Kalau memang kita sudah tidak berjodoh, tidak apa-apa, masih ada tali silaturahmi kita jadikan persaudaraan.
Sekarang semua kendali ada sama bunda, Ayah tidak datang supaya proses cerai akan lebih mudah, itukan mau bunda.
*****
Sejak dari rumah Opanya, Lesta tidak murung lagi, ada saja yang diceritakan Lesta pada Dinda. Tentang sekolah, teman, Ayah Aryo, Bunda yang sudah lama pindah, Opa, Bapak dan istri barunya, dan banyak lagi cerita Lesta.“Sejak kapan Kakak panggil Pakde Yo Ayah,” kata Dinda pada Lesta.
“Sejak Ayah, Lesta suruh jemput di rumah Opa,” kata Lesta.
“Kakak nyuruh Pakde Yo jemput kamu, dirumah Opa,” kata Dinda kaget.
“Iya, ada Bapak disitu, makanya Lesta sengaja, Panggil Ayah supaya istrinya Bapak tidak marah sama Bapak,” kata Lesta. Karena istri Bapak berpikir Ibu sudah punya pengganti Bapak.
Jauh sekali pikiranmu nak, demi menjaga kebahagian Bapakmu, rela berbuat sesuatu. Tapi tahukah kamu, itu akan membuat Bapakmu membenci Pakde Yo, maaf Mas, sudah banyak merepotkan, kata Dinda dalam hati.
“Lain kali jangan merepotkan Pakde Yo, eh Ayah, dia hanya teman Ibu Kak, bukan saudara kita,” kata Dinda memberi pengertian.
“Coba, Ayah Bapak Lesta beneran, pasti kita tidak susah,” kata Lesta.
“Jangan pikir macam-macam,” kata Dinda.
*****
Akhirnya Aryo menceritakan keadaan sesungguhnya pada Dinda. Tentang Tanti memutuskan untuk pindah ke Kampung halamannya. Berat dirasakan Aryo berpisah dengan Istri yang sudah belasan tahun mendampinginya.Jujur saja, rasa rindu itu begitu menyiksa, ketika datang tiba-tiba. Harus meluangkan waktu untuk bisa datang kesana, karena terbentur masalah pekerjaan. Tapi hanya meninggal kan kekecewaan, setiap datang rumah kosong ditemui Aryo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menantu Pilihan Ibu by Erseclussie ( Sudah terbit)
Ficción GeneralSipnosis Menantu Pilihan Ibu Dinda Kamadia gadis desa, dari sebuah Dusun di kecil diujung pulau Jawa. Yatim piatu, ditinggal orang tuanya ketika masih kecil. Dia diasuh Bibi dan Paman yang dipanggilnya Emak dan Bapak. Setelah lulus SMA, Dinda meran...