Bab 4 : Awal Yang Keliru

234 47 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***


Iyo meregangkan tangannya, menikmati segarnya angin sore hari. Mau pergi lihat sunset, katanya sehabis mengerjakan tugas fisika yang sebegitu rumitnya.

Meja didorong, apel yang jatuh, bola yang melayang, sampai kecepatan mobil Pak Rastyo yang jadi penyebab kesuntukan akhir pekan seorang Hangginan Julio. Memang enggak penting, cuma jadi penentu kenaikan kelas. Kalau kata Nino, sih, formalitas aja, pencitraan.

"YO, LIAT ZIZI NGGAK?"

"APAAN SIH!"

Iyo mau bunuh diri aja. Enggak ada yang lebih menjengkelkan daripada teriakan Abel yang tiba-tiba.

"Serius, deh, Yo. Lo liat Zizi nggak?" tanya Abel yang sejak tadi kelihatan gusar.

"Enggak." jawab Iyo cuek kemudian berjalan mendahului Abel untuk memanaskan sepeda motornya.

Abel jadi gemas sendiri, mengambil langkah cepat untuk kembali mencegat Iyo.

"ZIZI ILANG!"

Enggak, Iyo sama sekali enggak terpengaruh. Bola matanya tepat memandang Abel dengan wajah jengah.

"Oh." responnya lagi-lagi singkat.

"KOK ENGGAK ADA PERHATIAN-PERHATIANNYA SIH LO?" teriak Abel kesal. "POKOKNYA LO HARUS IKUT BANTU NYARIIN!"

Iyo menghela napas, "Bel, Zizi udah gede. Santai aja, bisa?"

"ENGGAK!" jawab Abel cepat. "Zizi itu enggak pernah gak jawab telepon gue. Dia enggak pernah pergi selama ini tanpa ngabarin gue!"

"Lo istrinya?"

"IYO!"

"Iya, iya, gue bantuin. Ngilang kemana dia?"

"Enggak tau, lah, bego,"

"Kalo elo aja enggak tau, apalagi gue,"

Abel meremas tangannya kuat-kuat, menghentakkan kakinya karena gusar. "IH, ABEL GAK SUKA IYO!"

Abel pergi dengan kekesalannya, sementara Iyo menaikkan bahunya tak peduli. Kadang, Abel perlu dikasari seperti ini untuk enggak mengganggu orang lain lagi.

***

Sudah berapa gang yang Abel lewati. Sudah berapa orang yang ia tanya. Sudah berapa pula anjing yang ia maki-maki. Zizi, orang satu-satunya yang mau memanggilnya teman itu bahkan belum bisa ketemu. Kalau dipikirkan lagi, ia harusnya menurut saja dengan kata Iyo untuk enggak terlalu memusingkan Zizi. Ia tau betul kalau Zizi sudah bisa mengurus dirinya sendiri. Tapi bukan itu masalahnya. Mereka sudah berteman lama dan sekarang Abel sangat membutuhkan uang 200 ribu milik Zizi.

Bagian Dua: C-sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang