#PojokCerita - Kamu Enggak Buruk Juga Jadi Awal Cerita
NANTI juga sembuh sendiri. Nanti juga lupa sendiri. Nanti juga nemu pengganti. Nanti juga meski berbeda cerita, kita sama-sama bahagia. Nanti juga semuanya indah lagi.
Chakra pikir, ucapan positif yang selalu ia putar di pikirannya akan berdampak seperti ekspektasinya. Tidak ada yang salah untuk memulai lagi, Chakra mencoba sebaik yang ia bisa.
Tapi ia salah. Memulainya lagi berarti mengikhlaskan yang telah pergi. Dan nyatanya, ia belum siap untuk itu. Kenangannya, semuanya. Ia belum sanggup untuk pergi. Mamanya selalu bilang, sejengkal untuk kehilangan tapi puluhan mil untuk melupakan. Kalau diingat lagi, Chakra memang benar-benar buruk. Sedikit mengarah ke bodoh, sih. Sebelas tahun dan belum cukup untuk mengutarakan perasaannya. Kehilangan kesempatan, kehilangan perasaannya, kehilangan Adeera.
Petikan gitar, post-it, diary, jendela kamar Adeera. Bersama dengan lantunan lagu yang ia dengar melalui earphone di telinganya, Chakra kembali mengenang Jakarta. Bandung bukan yang terbaik, tapi mungkin Chakra bisa memulai semuanya di sana. Dengan orang-orang baru yang bahkan ia ragukan bisa hidup berdampingan dengannya.
JULIO jadi orang pertama yang menyambutnya sejak kedatangannya di Bandung. Ekspresinya terkejut, benar-benar terkejut. Chakra tahu dan sudah memperkirakannya sejak awal. Tak ada pemberitahuan pasti sebelumnya, jadi Iyo pasti memang akan sebingung itu menyambutnya.
Hari itu Chakra cukup tenang bahwa Iyo hidup dengan orang-orang yang menyenangkan. Bertemu mereka sedikit menyesali pikirannya yang mengatakan bahwa ia kemungkinan sulit menerima orang lain di hidupnya. Mereka lucu juga menyenangkan. Hari itu rasanya ramai, ditambah dengan cewek yang jadi satu-satunya orang yang tidak diperkenalkan oleh Iyo. Dia bilang namanya Abel. Senyumnya cukup manis, tapi blush on di pipinya membuatnya lucu. Chakra ingin bersikap biasa saja, tapi ia memang bukan tipe orang yang gampang berbaur dengan orang lain. Dia cuek, dan harusnya itu hal yang wajar, kan?
Awal pertemuannya dengan cewek itu tidak buruk. Sejujurnya, Chakra merasa sedikit terhibur. Cewek itu bertingkah lebih dari ia ingin jadi sekadar teman. Hanya konsep gila atau memang sifatnya sudah seperti itu, tapi cewek itu sudah bilang suka sejak pertama kali mereka bertemu. Sedikit tersanjung tapi Chakra rasa itu kacau. Meskipun kalau dipikir kembali, Abel memang sangat baik jadi pembuka ceritanya. Seharusnya, itu bisa menjadi genre yang menghibur.
Hanya saja, Chakra sedikit mengambil langkah aman dan memilih memberi jarak. Chakra seperti melihat dirinya sendiri. Seakan cewek itu tak benar-benar jadi dirinya sendiri. Ia tersenyum, tapi matanya terlihat seperti menangis keras semalaman. Entahlah, Chakra yang terlalu peka atau orang-orang memang tak mau tahu tentang dirinya.
Chakra juga memang tak berniat dekat sejak awal. Saat matanya selalu menangkap Iyo yang memerhatikan objek yang sama. Abel, yang bahkan tanpa Chakra minta ia ceritakan begitu rinci. Di 5 detik setelah kemunculannya, Chakra tahu bahwa Iyo berpura-pura menutupi perasaannya.
***
#PojokCerita - Aku Menyukaimu Terlalu Sering Sejauh Ini
HARI pertama, dia datang pukul lima sore setelah berhasil mendapat izin penghuni kos untuk datang setiap harinya. Bertanya hal-hal aneh, mengganggu Iyo yang sedang mencuci motornya.
Hari kedua, dia datang pagi-pagi sekali. Membawa 7 botol air putih dan memberikannya kepada semua penghuni kos yang sebelumnya ia bangunkan dengan cara tidak manusiawi.
Hari ketiga, dia cukup baik memberikan penghuni kos hadiah. Tapi percuma saja, karena itu hanya berisi stik es krim.
Seminggu kemudian, dia memberikan Iyo surat. Sebuah surat yang hanya berisikan perkenalannya. Namanya, hobinya, cita-citanya. Saat membacanya, Iyo sedikit terkekeh. Itu hari Iyo tahu namanya Abel.
Dua minggu setelahnya, Abel jadi lebih senang berdua saja dengan Zizi. Bermain kartu atau sudoku. Ia tak lagi mengganggu penghuni kos lainnya.
Sebulan kemudian, dia kembali lagi. Hari itu membawa satu kilogram apel dan satu ton pertanyaan aneh. Iyo menutup telinganya dan memilih pergi bermain futsal.
Waktu terus terhitung sejak itu. Abel datang ke kehidupan Zizi juga perlahan masuk ke kehidupan Iyo. Tingkahnya tak lagi mengusik, pertanyaan anehnya tak lagi jadi hal berisik. Abel menyenangkan. Bagi Iyo, satu hari cewek itu tak datang, rasanya pasti sangat berbeda. Ia tak pernah mau menunjukannya, tapi itu memang yang ia rasakan.
Iyo dan Abel, mereka terus bertengkar setiap hari. Bukannya Iyo tak suka, tapi itu adalah cara agar mereka dekat. Seringkali membohongi dirinya, Iyo kadang merasa khawatir saat Abel harus pulang sendiri malam hari karena tak ada yang bersedia mengantarnya. Juga kadang khawatir saat Abel dengan rela menghabiskan makanan milik penghuni kos lainnya. Ia khwatir, mungkin saja pencernaan Abel akan terganggu nantinya. Iyo banyak mengkhawatirkannya, tapi ia dengan angkuhnya membohongi dirinya dan semua orang.
Dan ternyata, waktu berjalan terlalu cepat. Semuanya tak harus sama, tapi Iyo juga tak menyangka itu akan sangat berbeda. Hanya butuh beberapa saat untuk Iyo menyukai Abel, tapi butuh waktu satu tahun untuk tahu bahwa Abel bukanlah Abel. Ia Sheilan. Iyo tak marah, hanya sedikit kecewa pada dirinya sendiri. Kenapa ia hanya diam dan tak mencari tahu?
Butuh waktu singkat untuk jatuh berulang kali, dan Sheilan, cewek itu mengabulkannya. Tapi dalam hal patah hati. Karena setelah bertemu Chakra, 4 detik adalah waktu yang ia butuhkan untuk jatuh cinta.
Iyo terbiasa untuk pura-pura tak suka, dan sekarang harus membiasakan dirinya untuk terlihat baik-baik saja. Setahun dan 4 detik disandingkan begitu saja. Semesta memang suka bercanda, ya?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagian Dua: C-side
Random"I'm on the way to lose myself cause loving him who fall for another." Part of 'Geosenthru' series. © lulsjournal, 2019