Mobil yang dikendarai oleh Chanyeol berhenti di bagasi rumah Lisa yang terlihat cukup sepi. Setelah cukup lama berkelana di luar sana sembari menghilangkan rasa penat di pundak masing-masing, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang guna beristirahat dengan Chanyeol yang mengantar Lisa lebih dulu dan memastikan keselamatan perempuan itu kalau dia tidak ingin hidupnya berakhir di tangan Sehun.
Lisa mendorong pelan pintu besar di hadapannya setelah memasukkan pasword rumahnya lebih dulu. Dia sedikit terkejut saat mendapati seluruh ruangan itu kosong dan terlebih lagi sangat gelap.
"Chanyeol-ah? Apa kau masih di dekatku?" ucap Lisa sembari meraba permukaan dinding di sebelah kirinya guna menemukan tombil saklar lampunya.
"ya aku di belakangmu." sahut Chanyeol setengah berteriak.
"apa kompleks ini sedang mengalami pemadaman masal Chanyeol?" ucap Lisa lagi saat tangannya belum juga merasakan saklar itu.
Perasaan tempatnya tidak jauh dari sekitaran pintu
Batin Lisa saat lagi-lagi tangannya tidak berhasil menggapai saklar lampu itu.
"kau lupa kau menikah dengan siapa Lisa? Sehun tidak akan membiarkan listrik di rumah ini padam mengingat kau lebih banyak menghabiskan waktu di rumah selain di butik." ucap Chanyeol dengan suaranya yang sedikit keras menandakan kalau Chanyeol berada agak jauh darinya.
"apa kau mau pergi meninggalkan aku dengan keadaan gelap seperti ini Se- aish maksudku Chanyeol?" gerutu Lisa saat dia hampir salah menyebutkan nama dan ditambah lagi dengan keberadaan Chanyeol yang mungkin sedikit agak jauh dari tempatnya berpijak.
"aku hanya mencari saklar yang lain." imbuh Chanyeol dari sebrang sana yang Lisa sendiri tidak tau letaknya apa di barat atau di selatan.
Dapat
Batin Lisa saat sesuatu berbentuk segi empat dengan disertai beberapa tombol di sana berhasil digapai tangannya.
Klekk
Lisa mengerjap beberapa kali saat sinar terang itu tertangkap retinanya, dia mengedarkan pandangan dan tidak menemukan Chanyeol di sana.
Tunggu..
Bantin Lisa dengan mata terbuka lebar saat sekali lagi retinanya menangkap ada yang berbeda dengan rumahnya. Di hadapannya terdapat lorong-lorong kecil dengan bunga mawar berwarna merah menyala sebagai pelengkapnya, lorong itu terlihat cantik dan berdiri tegak hingga pangkal tangga.
"wau." gumam Lisa sembari menyusuri lorong itu dengan tangan yang tak pernah lepas dari setiap tangkai bunga dan sesekali berputar demi dapat melihat keindahan bagian yang lain.
Lisa terus melangkah sampai ke pangkal tangga dan berjalan dengan hati-hati karena hazel coklatnya menangkap banyaknya lilin-lilin dengan bentuk yang cantik dan mengeluarkan bau yang khas.
"wau." sekali lagi dirinya bergumam dengan tangan yang kini menyusuri setiap jengkal bunga yang terlilit rapi di undakan tangga.
"daebak." gumamnya lagi saat dia sampai di puncak tangga dan langsung disambut oleh hamparan kelopak bunga yang sama dengan bertuliskan 'our day' yang terlihat sangat manis.
Lisa masih memandangi hamparan bunga itu lalu dia tersenyum seolah baru menyadari sesuatu yang begitu membuatnya melayang seakan enggan untuk kembali berpijak pada bumi.
Dia segera mempercepat langkahnya menuju kamar dirinya dan Sehun. Sedikit mengatur napas lalu tersenyum lebar setelah itu dia membuka pintu dengan penuh kepercayaan diri dan-
Lisa membeku di ambang pintu saat retina coklatnya menangkap sosok lelaki yang berdiri tegap dengan membawa buket bunga berukuran besar dan tersenyum lebar ke arahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet lies ✔
FanfictionSehun x Lisa Pernikahan? Ya, pernikahan akan berlangsung aman dengan segenap rasa saling percaya satu sama lain, tidak ada yang namanya dusta, kebohongan, atau apapun hal negatif lainnya. Pernikahan akan menjadikan seseorang untuk belajar menjadi le...