TWENTY EIGHT

4.1K 347 30
                                    

Lisa duduk santai di rumahnya sembari menonton drama kolosal yang telah lama ia nantikan dengan secangkir susu hamil serta beberapa makanan ringan juga turut menemaninya.

Sehun sedang berkutik dengan komputer di depannya mungkin, karena hari ini ia memiliki dua rapat sekaligus. Dan Lisa, Sehun tidak memberi izin istrinya itu untuk keluar rumah hari ini.

" Breaking News, telah terjadi kebakaran hebat yang menewaskan beberapa orang, lima diantaranya luka-luka dan masih ada beberapa orang yang terjebak di dalam luapan emosi si jagok merah."

Lisa menghentikan aktivitasnya yang tengah asik mengunyah kacang polongnya, ia terlalu shock sampai hampir tersedak oleh makanannya sendiri.

"kebakaran hebat tersebut terjadi di New York tepatnya d-"

Lisa tidak lagi fokus mendengarkan perkataan sang reporter saat retinanya menangkap sosok seseorang yang begitu ia kenali.

"bagaimana aku bisa tenang saat putraku berada di dalam sana?!"

Yoona?

Batin Lisa menjerit tidak percaya, ia seperti mendapat mimpi disiang bolong saat melihat perempuan cantik itu tengah berusaha berontak untuk kembali memasuki gedung besar di hadapannya.

Dengan secepat kilat Lisa memasuki kamarnya lalu mengambil ponsel dompet dan tas kecilnya kemudian segera berjalan menuju luar rumah.

Ia segera meminta salah seorang supir untuk mengantarnya, menyetir sendiri tidak akan baik untuknya yang tengah dilanda panik luar biasa.

Ditengah perjalanan, Lisa berusaha menghubungi ponsel Sehun yang sialnya tidak pernah diangkat. Ia mencoba berkali-kali namun hasilnya tetap sama, Sehun tidak mengangkat panghilannya.

Aish! Dia pasti sedang rapat saat ini!..

Batin Lia sedikit kesal mengingat jadwal Sehun hari ini cukup padat, dan Sehun pasti tengah fokus pada pekerjaannya.

"ahjussi, tolong sedikit lebih cepat."

Supirnya hanya mengangguk singkat sembari menambah kecepatan laju kendaraan mereka. Ia memperhatikan Lisa yang terlihat sedikit pucat dengan keringat mengucur di dahinya. Ia ingin bertanya apa yang terjadi, tapi ia sadar ia tak punya hak untuk ikut campur dalam urusan keluarga si Nyonya muda ini.

Setelah menunggu sedikit lebih lama, akhirnya mobil mereka sampai di perusahaan Sehun. Tanpa menunggu pintunya dibukakan oleh seseorang, Lisa sudah lebih dulu keluar dengan langkah lebarnya memasuki perusahaan. Beberapa orang yang berpapasan dengannya menunduk menberi hormat yang Lisa balas dengan senyuman singkat karena ini adalah keadaan yang sangat mendesak.

"Yeri, tolong beritahu sekretaris Sehun kalau aku menunggu Sehun di ruangannya dan katakan padanya bahwa ini sangat penting." ucap Lisa pada Yeri, saat ia sampai pada meja resepsionis. Yeri hendak menjawab tapi Lisa sudah mekangkah menuju lift, tak sedikit orang yang penasaran kenapa Lisa datang ke kantor saat jam seperti ini ditambah dengan raut pucat yang sedikit berkeringat.

HunQueen

Sehun menperhatikan setiap kalimat yang diucapkan dengan seksama, ia berusaha memahami walau pikirannya sedang berkenala jauh. Pikirannya kacau saat ini, mood-nya turun drastis karena kekhawatirannya beberapa hari lalu semakin menjadi-jadi.

"Sejeong-ah, apa rapatnya masih lama?" bisik Sehun pelan pada sekretarisnya yang tengah fokus mendengarkan sekaligus mencatat beberapa point penting.

"ya mungkin sekitar satu jam lagi, ada yang bisa saya bantu Pak?"

Sehun menghela napas untuk yang kesekian kalinya sembari menggeleng pelan, ia memijat pangkal hidungnya karena tiba-tiba kepalanya berdenyut pening.

Sweet lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang