THREE

4.5K 409 10
                                    

Lisa tengah berada di dapur kesayangannya, meracik berbagai macam bumbu untuk membuat menu yang akan mereka santap malam ini. Ini jam tujuh kurang lima belas menit dan Sehun biasanya akan pulang sekitar jam tujuh nanti.

Tangannya begitu lincah saat memotong bahan-bahan yang akan di masak, saat mengaduk masakan itu di wajan, dan raut wajahnya tampak begitu serius walau rona bahagia tidak pernah hilang dari wajahnya.
Sore ini, Lisa sedang ingin makan capchae entah kenapa tapi Lisa sangat ingin makan masakan itu saat ini, saat sedang asik mengaduk capchae dia merasa sesuatu yang cukup besar melingkari pinggang kecilnya, semakin merayap lalu memeluknya posesif, dia juga merasakan sesuatu yang berat menimpa pundaknya disertai terpaan angin yang hangat.

"Sehun-ah aku sedang memasak saat ini. " ucap Lisa di sela-sela kegiatannya mengaduk masakan.

Lisa merasakan pelukan Sehun semakin erat bahkan kepala pria itu ia selipkan di antara leher jenjang milik Lisa, sesekali menggesekan kepalanya di sela-sela rambut Lisa yang wangi, sembari menghirup aroma istrinya itu dalam-dalam agar dirinya sedikit lebih tenang.

"Sehun-ah? " ucap Lisa lagi saat tidak mendapatkan respon apapun di kalimat sebelumnya.

"biarkan seperti ini sebentar saya jagi. " ucap Sehun lalu mengecup pipi kiri Lisa singkat. Lisa hanya diam sembari berpikir tentang Sehun saat ini, dia sungguh aneh menurut Lisa.

"kau akan mandi dulu atau langsung makan hem? " Lisa berbalik dan mengalungkan tangannya di leher Sehun, tersenyum lebar sembari memperhatikan seluk-beluk wajah suaminya itu. Lisa menatap kedua iris berwarna gelap sehitam jelaga itu dalam-dalam berusaha menemukan sesuatu. Senyum Lisa sedikit memudar saat menemukan sebuah kabingungan dalam iris suaminya itu, lalu dia terdenyum sekali lagi dan menepuk-nepuk dada bidang milik Sehun dengan pelan.

"sepertinya kau sedang ada masalah dan sebaiknya kau mandi terlebih dulu agar pikiranmu sedikit tenang. " Lisa mengecup singkat bibir Sehun lantas berbalik dan melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

Sehun memandang punggung Lisa yang ikut bergerak saat tangan mungil istrinya itu mengaduk masakannya, menunduk sembari menghela napas berat lalu sedikit mundur sebelum akhirnya berbalik dan naik ke lantai dua menuju kamar mereka.

Lisa benar, sebaiknya aku mandi dulu untuk menenangkan diri juga pikiranku.

Batin Sehun saat dirinya berhenti di tengah-tengah anak tangga dan lagi-lagi menghela napas berat.

HunQueen

Setelah acara makan malam selesai, Sehun dan Lisa duduk di ruang keluarga sambil menonton drama dengan di temani beberapa cemilan juga minuman bersoda.

Lisa menempelkan kepalanya di dada bidang milik Sehun dengan tangan kekar Sehun yang memeluk pinggangnya posesif. Sesekali mereka tertawa saat terdapat adengan lucu di sana, tangan Lisa tak henti-hentinya mencomot makanan dan memasukkannya ke dalam mulutnya sesekali juga menyuapi Sehun.

"lucu sekali. " gumam Lisa saat melihat ada bayi yang tertawa dalam gendongan ibunya, matanya yang bulat serta pipi yang berisi membuat Lisa ingin mencubitnya.

"Sehun lihatlah, bukankah itu sangat lucu. " ucap Lisa sembari menunjuk ke arah layar besar di hadapannya dengan ekspresi yang membuat Sehun gemas. Sehun hanya mengangguk dan tersenyum melihat Lisa yang seperti itu, sebenarnya dia tidak menikmati tontonannya saat ini karena pikirannya kemana-mana.

"iya, menggemaskan seperti dirimu. " ucap Sehun sambil mencubit kedua pipi Lisa gemas dan meninggalkan jejak kemerahan di sana.

"apa kau pikir ini tidak sakit jagi? " ucap Lisa dengan sedikit cemberut, Sehun terkekeh melihat ekspresi Lisa yang seperti itu, dia sungguh beruntung memiliki seorang Lalisa Kim pikirnya.

"kau ini lucu sekali Lisa. " ucap Sehun di sela-sela kekehannya sedangkan Lisa tetap mempertahankan ekspresinya dan sesekali mengusap pipinya yang kemerahan juga memasukkan cemilan ke dalam mulutnya.

Suasana kembali hening, hanya terdengar beberapa dialog dari drama yang di tontonnya dan juga ost dari drama itu. Sehun ingin bicara tapi hatinya mengatakan tidak sekarang.

"Lisa-ya. " panggil Sehun sembari mengusap lengan Lisa halus. Memandang wanita itu sendu seolah-olah Lisa akan menghilang saat ini juga.

"ne? " Lisa menoleh dengan kedua pipi mengambung berisi cemilan.

"mmm... "

"ada apa jagiya? " ucap Lisa lagi saat melihat Sehun yang sedang berpikir.

"mmm... Bagaimana jika aku membuat kesalahan? Apa kau akan memaafkanku? " ucap Sehun pelan dan sangat hati-hati.

Lisa mengernyit mendengar pertanyaan yang bergitu aneh dari Sehun, memangnya kesalahan apa pikir Lisa.

"tentu saja, tapi tergantung kesalahanmu. Jika kau berpaling dari ku maka aku akan pergi darimu. " ucap Lisa tersenyum dengan alis sebelah kirinya yang sedikit terangkat. Sehun terdiam sesaat untuk memikirkan kalimat apa yang selanjutnya akan dia sampaikan, lalu beberapa detik kemudian dia tersenyum dan mengelus puncak kepala istrinya dengan gemas.

"tentu saja, aku tidak akan berpaling darimu. " Ucapnya lalu mencuri satu kecupan dari Lisa. Ah ralat bukan sekedar kecupan tetapi Sehun juga sedikit memainkan bibirnya di bibir Lisa, menyesap dan menggigitnya pelan dan tanpa perintah Lisa segera membalasnya. Sehun menarik tengkuk Lisa agar lebih dekat denganya dan memudahkan dirinya untuk memperdalam ciumannya.

Sehun menjauhkan wajahnya saat merasa kehabisan oksigen akibat perbuatannya sendiri, dia menatap mata Lisa dalam seakan ingin berenang di iris coklat milik istrinya itu. Sehun terus memperhatikan setiap inci wajah istrinya dan kembali menyelam dalam iris coklat milik Lisa yang selalu menatapnya penuh cinta setiap saat, dia menghela napas pelan lalu kembali mendekatkan wajahnya, memberikan lumatan lembut pada bibir Lisa.

"i want you jagiya. " ucap Sehun di sela-sela ciumannya dan tanpa aba-aba dia segera menggendong tubuh Lisa saat istrinya itu mengalungkan tangannya di leher Sehun.

Sehun terus berjalan menuju kamarnya dengan sesekali melepaskan ciumannya guna memperhatikan jalan dan setiap anak tangga yang ia naiki, membuka pelan pintu kamar dan melanjutkan sambungan bibir mereka dengan Sehun yang meletakkan tubuh istrinya dengan pelan.

TBC.
----
yuhuu kembali lagi gaes, sorry ni ya gue gak ahli buat adegan ekhem-ekhem kek gitu karna gue masih bocah sumpah, gue baru kelas 12 dan dosa gue di real life pun udah menggunung dan plis jangan di tambah di dunia oren yak, happy reading maaf kalo banyak typo:v

Selamat hari raya kurban cintaa, mohon maaf lahir batin yeee

Sweet lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang