TWENTY ONE

4.2K 396 46
                                    

Gak diedit!!

HunQueen

Huek...

Lisa memuntahkan isi perutnya dengan wajah memerah, setiap pagi dirinya sering sekali mendapatkan kontraksi seperti ini, tapi ini adalah hal yang wajar karena karena ia tengah mengandung.

Ia membersihkan mulutnya laku mrmandang wajahnya di pantulan cermin dengan lekat.

Pikirannya berlayar menjelajahi setiap kalimat yang Sehun ucapkan dini hari tadi.

"empat tahun lalu, saat aku mencoba menenangkan diri dari masalah kantor juga pasca kehilangan calon bayi kita aku pergi ke club."  tutur Sehun sembari mengelus pucuk kepala Lisa yang berada dalam pelukannya.

"aku pergi sendiri tanpa berniat untuk mabuk." lagi, Lisa hanya bisa mendengarkan dengan seksama, saat ini belum waktunya untuk berkomentar.

" ku akui bahwa aku minum cukup banyak saat itu, sampai aku melihat ada perempuan duduk dihadapanku." Lisa dapat mendengar bagaimana Sehun menghela napas dengan gusar.

" aku tidak bisa melihat dengan jelas. Dia memberikan aku secangkir minuman yang mungkin sama dengan minuman yang telah aku habiskan."

Sehun dapat merasakan dekapan Lisa bertambah erat. Ia juga sama takutnya seperti Lisa, bedanya kalau Lisa takut menerima kenyataan dari pengakuan Sehun sedangkan dirinya merasa kalut akan penjelasan yang ia berikan.

"aku tidak mengerti lagi apa yang terjadi setelah itu, yang terakhir aku ingat adalah kepalaku terasa akan pecah dengan pening yang teramat sangat."

Dada Lisa rasanya akan meledak saat ini, napasnya tersendat bak dihimpit dengan beton yang teramat berat.

Sehun menggenggam erat tangan Lisa, dadanya terasa amat sesak.

"aku harus apa Lisa?" luruh sudah pertahanan Sehun selama ini, ia menangis tersedu-sedan dalam dekapan Lisa dengan tangan yang meremat tangan Lisa erat.

"aku harus apa Lisa? Rasanya aku sangat tidak sanggup."

Sehun berusaha menghirup udara sebanyak mungkin, entah kenapa dia merasa Tuhan seolah-olah menghabiskan pasokan udara disekitarnya secara paksa.

"dia datang setelah seminggu,-" kalimat Sehun terpotong karena tangisnya yang semakin menjadi. Bukan keinginannya untuk seperti ini, jika bisa memilihpun ia tidak akan mau mengalami semua hal ini.

"Sehun." panggil Lisa pelan. Ia akui rasa kecewa juga amarah itu masih bersarang di dalam relung hatinya.

"semuanya sangat berat Lisa, saat aku harus menanggung kekecewaan pada diriku sendiri atas perbuatanku." suara Sehun semakin melirih bahkan nyaris menyerupai bisikan.

Lisa kembali memuntahkan isi perutnya, entah kenapa rasa mualnya sangat berlebihan saat ini, sangat berbeda dengan beberapa hari belakangan.

"Lisa, gwenchanha?"  Lisa tidak menjawab pertanyaan Sehun, ia sibuk memuntahkan isi perutnya.

Sehun menggenggam rambut Lisa dengan tangannya yang nganggur memijat pelan tengkuk istrinya itu.

Lisa menghela napas lelah saat ia merasa sedikit lebih baik. Napasnya terengah-engah bak berlari menghindari kejaran penculik atau apapun itu.

Sehun membawa Lisa kedalam pelukannya, mengelus pelan pucuk kepala isyrinya sebelum mengecupnya pelan.

"Sehun aku sangat ingin minum jus buah." ucap Lisa pelan masih dalam dekapan Sehun.

Sweet lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang