Bab 1: Kim yang jatuh miskin

11K 456 158
                                    

"Seokjin sayang.....!".

Suara nyaring membelah sunyinya mansion megah yang dihuni oleh keluarga Kim.

Kim Unso, sang ibu dan Kim Seokjin sang putera.

Tinggal bersama beberapa maid, tukang kebun, sopir pribadi, dan sekuriti.

Sang putera semata wayang, yang saat ini sedang berbaring di kasur mewahnya sambil bermain game di ponsel, berguling malas karena mendengar teriakan ibundanya.

Blam

Pintu menjeblak, dan Seokjin hanya melirik malas ke arah pintu, melihat sosok ibunya dengan dandanan super glamor berdiri berkacak pinggang, sambil mengerucutkan bibirnya, sepertinya hendak mengomel.

"Aku sudah mau dandan kok, tiba-tiba aja Jimin menelpon!". Serunya seraya bangkit dari kasur, berjalan menuju lemari closetnya.

Lagi-lagi menggunakan nama Jimin sebagai alasan.

Padahal nyatanya sang ibu sudah tahu jika anaknya sedari tadi bermain games.

"Ibu kan sudah bilang dari dua jam lalu, segera berdandan, dan temani ibu menjamu kolega ibu sore ini, sekarang mereka sudah berkumpul di bawah, dan kau masih mengenakan piyama tidur?".

Unso berjalan menyusul anaknya masuk ke dalam lemari closet, dan ikut memilih baju yang cocok untuk anak manisnya itu.

"Buat apa sih bu, kenapa Seokjin harus ikut acara emak-emak seperti itu?".

Protes Seokjin kesal, karena sang ibu memilihkan kemeja satin tipis untuk dia pakai.

Nyonya Kim mendelik, tatapan matanya tentu saja mengintimidasi agar sang putra, menurut untuk memakai baju tersebut.

"Tentu saja ibu ingin memamerkanmu, mereka mana ada yang punya anak secantik kau!".

"Yah, meskipun kelebihanmu cuma cantik fisik saja tetap ibu bangga padamu!". Tambah Unso lagi.

Sementara itu, Seokjin mencebik kesal mendengar perkataan ibunya.

"Cepat berdandan, dan pakai parfum yang kemarin ibu pesan dari Paris, ibu tunggu dibawah, kau harus siap kurang dari sepuluh menit, atau ibu tarik kartu kreditmu, semuanya!".

Ancam Unso, lalu melenggang pergi keluar.

Menyisakan Seokjin dengan hembusan nafas kesalnya.

Seokjin tahu.

Ibunya selalu memamerkan kecantikan Seokjin, hanya supaya orang-orang memuji dirinya sendiri.

Seokjin hafal, ibunya hanya ungin mendengar kalimat, "astaga, lihat putramu Unso, sangat menawan, kau semasa muda pasti juga sepertinya". Atau kalimat "benar-benar bagai pinang dibelah dua". Atau yang lebih ekstrim kalimat "cantiknya.... dia pasti mewarisi kecantikan ini darimu Unso".

Yaa... Seokjin sudah kelewat hafal dengan itu semua.

Tak sampai sepuluh menit, Seokjin berdandan asal, ia langsung turun dari lantai dua, dan ikut bergabung dengan kumpulan wanita baya kaya raya yang sedang berajang pamer.

Semuanya terdiam saat Seokjin masuk bergabung.

Belasan pasang mata itu, tertegun kagum melihatnya.

Elok rupawan.

Paras menawan.

Semuanya terpikat.

"Inikah Seokjin yang jelita itu?". Pekik seorang nyonya dengan suara cemprengnya.

Seokjin menatap, melihat seorang wanita tambun, dengan pakaian dan aksesoris branded membungkus tubuhnya.

Arranged Marriage [TaeJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang