Bab 19: Keinginan terbesar

4.4K 454 240
                                    

Eh, sebelum baca, curhat dulu dong,...

Kenapa ya, eh kenapa, kok sekarang di wp lagi musim cerita ilang sih?

Ke report apa yak?

Kan eike jadi takut kalo begini....

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

"Taehyung.... apa yang terjadi?".

Seokjin memekik ketika di tengah malam, ia membuka pintu rumah karena suara bel yang ditekan berulang ulang.

Dilihatnya Taehyung yang sedang dipapah oleh sekretarisnya Lee Jaehwan.

Wajah Taehyung penuh lebam, sudut bibirnya robek dan berdarah, satu matanya bengkak, yang sebelah kiri, nyaris tak bisa terbuka.

"Dia berkelahi dengan seseorang, aku baru saja menjemputnya dari kantor polisi". Sahut Jaehwan, lalu memapah Taehyung berjalan masuk ke rumah.

"Ouch! Ah! Sialan! Dia menendang lututku, rasanya susah sekali berjalan".

Gerutu Taehyung sambil berjalan masuk dengan tertatih.

"Kenapa tidak ke rumah sakit? Kenapa kau berkelahi? Ada apa?".

Seokjin bertanya kebingungan, ia pergi ke tempat p3k disimpan, lalu berlari mengikuti kedua lelaki tersebut masuk ke kamar Taehyung.

"Aku tadi mau ke rumah sakit, tapi dia nggak mau". Ucap Jaehwan, lalu membaringkan Taehyung ke ranjangnya.

"Kenapa bisa berkelahi sih? Taehyung,.... astaga".

Seokjin tak sanggup berkata apa-apa, hatinya terasa sakit saat melihat Wajah Taehyung yang seperti itu, hampir saja ia menangis.

Untung, Seokjin bisa menahan lelehan air matanya. Ia mendekati Taehyung duduk di samping tubuhnya yang terbaring lalu mulai memeriksa wajah lebam tersebut.

"Kubasuh dulu dengan air hangat dan antiseptic". Ucap Seokjin lalu berdiri hendak mengambil air hangat di dapur.

Namun tangan Taehyung menahannya.

"Mau kemana?". Tanyanya gusar

"Mengambil air hangat".

"Tidak usah! Biar Lee yang mengambilnya!".

Taehyung menatap Seokjin, mencoba bicara dengan tatapan matanya agar Seokjin terus berada di sampingnya.

Jaehwan, dengan cekatan segera pergi ke dapur meninggalkan Seokjin dan Taehyung berdua saja di dalam kamar.

"Apa yang terjadi?". Bisik Seokjin pelan, sungguh hatinya tak tahan melihat kondisi Taehyung, akhirnya setetes air turun setelah menggenang di pelupuk mata.

"Kau menangis?". Taehyung, tak menjawab pertanyaan Seokjin, malah balik bertanya.

Seokjin terdiam, karena dia yakin benar, jika ia mengucap, maka bukan kata kata yang keluar dari mulutnya, melainkan isakan tangis.

Taehyung, yang tadinya berbaring, kini bangkit dan duduk, tangannya mengusap butiran bening di pipi Seokjin.

"Jangan menangis, aku tak apa, aku oke!". Ucap Taehyung lembut, hampir sepelan bisikan, ia memajukan wajahnya menyatukan dahi pada Seokjin, entahlah hatinya menyuruhnya untuk begitu.

Dan ketika dahi mereka sudah menyatu, ada aliran hangat yang merasuk ke dalam tubuh Taehyung, seolah pembuluh darahnya dialiri oleh sesuatu yang hangat, Taehyung menyukai rasanya.

Seokjin menatap lekat wajah Taehyung yang begitu dekat, semakin rasanya nyeri menusuk di dadanya.

Mata bengkaknya yang berwarna merah, pipi lebam dengan memar ungu, dan bibir yang robek, Seokjin tidak tega. Ia terlalu miris memandang wajah tersebut.

Arranged Marriage [TaeJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang