Bab 22: Kesakitan

6.4K 482 513
                                    

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Taehyung menepikan mobilnya. Jalanan saat ini sudah sangat sepi karena memang sudah larut.

Keadaan sekitar gelap, mobil tak banyak yang lalu lalang. Taehyung mematikan mesin mobil, membuka kaca jendela, lalu menelungkupkan wajah di atas kemudi.

Masih terbayang pertengkaran yang tadi terjadi antara Seokjin dan dirinya.

Perkataan terakhir Seokjin tadi, itu.... kenapa terasa begitu menyakitkan saat didengarnya?

Apa maksudnya?

"Kau mau melemparku dengan kursi lagi?".

"Kali ini pastikan kau melemparnya tepat ke perutku, bukankah dia yang di dalam sini yang menghalangimu bukan? Kalau dia pergi, penghalangmu juga pergi kan?".

Masih terngiang dengan begitu jelas di telinga Taehyung, dan juga jelas tercetak di kepalanya, pandangan kosong Seokjin yang menatap lurus padanya.

Sarat akan kepedihan dan kesakitan.

Taehyung tak tahan menatapnya. Dan membayangkan kembali kilasan memori tersebut membuat hatinya semakin merasa pilu.

Apa Taehyung salah?

Taehyung hanya mencoba untuk sedikit lebih perhatian pada Seokjin dan bayinya.

Karena jujur, Taehyung langsung gusar, ketika mengetahui dari Jaehwan, bahwa barang barang yang dibelinya untuk dikirimkan pada Seokjin tanpa nama pengirim dikembalikan semua ke toko.

Ya! Selama ini, Taehyung memang diam diam mengirimkan segala sesuatu yang sedang diinginkan Seokjin.

Tanpa identitas pengirim tentu saja.

Karena Taehyung terlalu angkuh jika Seokjin mengetahui bahwa ia memperhatikannya.

Namun kenyataannya memang Taehyung memperhatikan Seokjin.

Ia selalu menangkap dengar hal hal yang diinginkan Seokjin.

Entah saat Seokjin ngobrol dengan nyonya Song, atau saat Seokjin bicara sendiri dengan bayi di perutnya.

Dan betapa senang dan bangganya Taehyung ketika Seokjin menerima banyak paket pemberian darinya.

Seokjin yang tersenyum dan tertawa senang membuat hatinya juga ikut berpendar.

Bahagia.

Taehyung benar-benar merasakan bahagia yang luar biasa saat itu, bahagianya melebihi ketika ia sukses memenangkan tender, atau berhasil bekerja sama dengan Perusahaan besar.

Rasa bahagianya lain.

Ini lebih menakjubkan.

Dan Taehyung sangat menyukai rasanya.

Taehyung senang ketika Seokjin bahagia.

Taehyung bangga ketika ia bisa memenuhi apa yang diinginkan oleh baby. Bahkan bagi Taehyung, urusan dan kebutuhannya, sekarang menjadi nomor dua, kebutuhan baby harus jadi yang pertama.

Jadi, ketika tadi ia hanya bermaksud bertanya pada Seokjin kenapa ia mengembalikan semua kiriman barang darinya, dan malah Seokjin bicara hal yang tidak tidak, itu benar-benar menyulut amarah Taehyung.

Dan ketika memikirkan itu semua.

Membuat dadanya sesak seketika.

Memang Taehyung memilih untuk pergi. Ia tak kuasa untuk menahan amarahnya.

Dia pemarah, Taehyung adalah baj*ngan arogan yang pemarah.

Dan dengan tak tahu dirinya, pergi begitu saja.

Arranged Marriage [TaeJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang