Bab 14: Rasa yang tak bisa terungkapkan

4.7K 428 249
                                    

Selamat membaca, enjoy!!!!

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

"Kalau bayi ini benar anakmu, apakah kau akan mengambilnya dariku?".

Tanya Seokjin pelan, lirih sekali, namun Taehyung masih bisa mendengarnya.

Taehyung meremang, dan dadanya berdesir-desir, jantungnya pun berdegup lebih cepat.

Ia melihat pada perut Seokjin, kemudian beralih ke wajahnya.

"Ngomong apa sih! Kenapa aku harus mengambilnya! Sudah jelas sekali aku bukan ayahnya!".

Deg

Jantung Seokjin rasanya mau berhenti mendengar perkataan Taehyung.

Matanya memanas, karena merasakan si baby menendang begitu kencang di dalam sana.

Sungguh, airmata Seokjin sudah akan jatuh, namun sekuat tenaga ditahannya.

Seokjin tak ingin telihat lemah di depan Taehyung, atau ia nantinya akan semakin di bully.

Seokjin harusnya sadar, Taehyung tak pernah punya tempat untuk Seokjin dalam kehidupannya.

Pun begitu pula, tak akan pernah ada tempat untuk baby di kehidupan Taehyung.

Seokjin mengulas senyum yang sangat kecil.

"Ya, benar". Sahut Seokjin lirih.

"Tentu saja benar lah, nggak usah mikir yang tidak tidak ya! Memang kenyataannya dia bukan anakku kok! ". Sambar Taehyung cepat.

"Iya memang kenyataan....".

Sambung Seokjin lagi, sungguh hatinya perih.

Kemudian dia beranjak, bangkit dari duduknya.

Dan Taehyung mematai itu, ia melihat sekilas, butir airmata berkilau tertimpa cahaya lampu, di sudut mata Seokjin.

"Kenapa pergi, rameyon nya belum habis!".

Tegur Taehyung, saat Seokjin mulai melangkah menjauh.

"Habiskan saja, kalau kau mau".

Jawab Seokjin tanpa menoleh, dan terus berlalu ke belakang. Meninggalkan Taehyung yang masih menatap punggungnya.

Seokjin masuk ke kamarnya, mematikan saklar lampu, dan langsung naik ke kasur kecilnya.

Ia tak langsung tidur, hanya masih mencoba menenangkan hatinya sendiri yang tadi begitu terasa sakit.

Sedangkan baby terus menendang.

Seokjin mulai mengelus perutnya mencoba menenangkan baby, yang sepertinya sedang gelisah.

"Hai baby..... kenapa? Kau sedang kesal ya?".

Tanya Seokjin pada perutnya.

Masih dengan mengelus lembut.

"Jangan kesal sayang, kau tidak boleh merajuk seperti itu, apa kau kesal dengan perkataan papa?".

Tanya Seokjin lagi, sungguh dadanya sekarang terasa perih, dan panas, airmata sudah meluncur jatuh dari pelupuk matanya.

"Memang begitu sayang, memang tidak akan pernah ada papa di kehidupan kita, kita berdua tak mempunyai hak akan papa, karena dia punya kehidupannya sendiri".

"Dan papa punya cinta nya sendiri, dan itu bukan kita berdua".

Si bayi masih menendang perut Seokjin, mungkin dia merasa tak terima dengan perkataan ibunya.

Arranged Marriage [TaeJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang