Bab 17: Rumit

4.3K 461 301
                                    


Aku selalu berharap, kau akan melayangkan pandang padaku dengan penuh cinta, seperti yang kau lakukan terhadapnya.

Matamu yang indah menatap lekat mataku, dengan sinar jatuh cinta yang kentara.

Sorot yang seolah berkata bahwa kau mencintaiku.

Tetapi.....

Kau bahkan tak pernah sadar, jika aku ada.

Aku tak pernah terlihat olehmu, tak pernah ada.

Cinta satu sisi ini tak pernah terasa menyenangkan.

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Seokjin masih termangu, berdiri di lantai dansa, sendirian.

Baru saja ditinggalkan oleh suaminya.

Yang pergi mengejar gadis lain. Tanpa memperdulikan dirinya, tanpa menoleh sedetik pun padanya. Tanpa memikirkan dirinya sama sekali.

Kenapa rasanya sakit sekali!?

Airmata juga turun di pipinya, tapi ia sama sekali tak terisak.

Hanya menangis dalam kesunyian.

Memang seperti inilah yang harus Seokjin hadapi.

Taehyung akan terus berlari mengejar Jihyo, bagaimanapun situasinya.

Taehyung akan terus memperjuangkan Jihyo, kekasihnya, gadis yang dicintainya, yang sangat berharga dalam hidupnya.

Harusnya Seokjin tahu ini, dan memang Seokjin tahu hal ini, tetapi, kenapa, di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia masih memelihara harapan bahwa Taehyung akan melihatnya.

Kenapa Seokjin masih memupuk asa, suatu hari, Taehyung akan mencintainya, membalas semua perasaannya. Dan ia akan hidup bahagia dengan Taehyung disisinya, membesarkan baby bersama, menjalani hidup yang indah saling berdampingan.

Seokjin.

Anak yang malang.

Kembalilah pada duniamu sendiri.

Dunia yang sepi dan tanpa kasih dari Taehyung.

Sepi, dingin, namun setidaknya kau bisa bertahan pada kenyataan.

Tak terpaku pada pengharapan yang tak akan berhujung indah.

Seokjin, selamanya, Taehyung milik Jihyo, mereka saling mencintai. Jangan membuat rumit kehidupan orang lain ketika kehidupanmu sendiri sudah terlalu kusut.

Berbesar hatilah.

Setidaknya kau punya baby, dan ibu, yang meskipun jauh, namun kasih sayangnya tak pernah surut mengiringi langkahmu.

Seokjin menghela nafasnya dalam.

Beberapa pasang mata melihat padanya. Dan bisik bisik mulai didengarnya.

"Nyonya Kim, mari ikut saya ke ruangan dalam".

Suara ramah tuan Ma membuat Seokjin menoleh, dan ia memaksakan tersenyum sekilas, meski airmata tetap turun di pipinya.

"Mari sayang, kau harus duduk dengan nyaman".

Kali ini suara nyonya Ma, yang sudah menggamit lengannya dan mengajaknya berjalan, menuntun Seokjin menjauh dari lantai dansa.

"Mau kubuatkan teh hangat?".

Nyonya Ma berkata lembut, sesudah mendudukkan Seokjin di sebuah sofa, di ruangan yang sepertinya tempat kerja tuan Ma.

Arranged Marriage [TaeJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang